Young dan O’Byrne 2001, menyatakan salah satu kebaikan EVA adalah targetnya dapat dialihkan kepada divisi dan departemen. Dengan cara ini,
anggaran operasi sebuah perusahaan, bahkan untuk unit-unit yang terdapat di bagian dalam hierarki perusahaan, dapat dengan langsung dihubungkan kepada
persyaratan dari pasar modal ketika perusahaan membuat investasi atau strategi yang diharapkan akan memberikan tambahan nilai bagi perusahaan. EVA
merupakan alat komunikasi yang efektif, baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan
untuk berhubungan dengan pasar modal. Menurut Rudianto 2006 disamping memiliki keunggulan seperti terlihat di
atas, EVA juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1.
Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya modal sendiri. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat
berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda- beda.
2. Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja. kinerja perusahaan
perlu di ukur secara optimal berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif.
3. Earnings Per Share
Laba bersih yang diperoleh perusahaan adalah sejumlah dana yang tersisa setelah perusahaan membayar semua pengeluarannya. Untuk melihat
perbandingannya secara relevan, ukuran yang biasa digunakan adalah earnings per share atau disingkat EPS. EPS mengukur besarnya laba bersih yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan kepada setiap pemegang saham perusahaan Fakhruddin dan Hadianto, 2001 dan didapat dari pembagian laba bersih dengan jumlah saham
yang beredar. Salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan ditunjukkan oleh
besarnya EPS dari perusahaan yang bersangkutan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan
bagi semua pemegang saham perusahaan. Sedangkan jumlah EPS yang akan didistribusikan kepada investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal
pembayaran dividen. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang
saham, sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan belum berhasil memberikan keuntungan sebagaimana diharapkan oleh pemegang
saham. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan
besarnya EPS dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba
perusahaan. Pengetahuan tentang EPS ini sangat penting untuk melakukan penilaian
tentang perkiraan pendapatan yang akan diterima jika membeli suatu saham. Karena EPS merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah
saham yang beredar yang menunjukkan laba bersih yang siap dibagi kepada semua pemegang saham sehingga pemegang saham bisa memperkirakan berapa
besar laba yang akan diterimanya bila membeli suatu saham. EPS juga merupakan
Universitas Sumatera Utara
gambaran mengenai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bersih dalam setiap lembar saham. Oleh karena itu, EPS mempunyai pengaruh kuat
terhadap harga saham dan ketika EPS meningkat maka harga saham juga ikut meningkat demikian pula sebaliknya Jones, 2000. Karena EPS menunjukkan
laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan
investasi diperusahaan tersebut. Oleh karena itu, hal tersebut akan mengakibatkan permintaan akan saham meningkat dan harga saham akan meningkat. Dengan
adanya kenaikan harga saham maka akan memungkinkan terjadinya peningkatan return saham. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai
berikut: EPS =
4. Return On Assets