Metode Penilaian Konsumsi Gizi Kerangka Konsep Penelitian

kalium ferrosianida menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida CN2- membentuk sian-methemoglobin yang berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih objektif. Penentuan Hb dengan cara ini memerlukan spektrofotometer yang harga dan biaya pemeliharannya mahal, maka cara ini belum dapat dipakai secara luas di Indonesia. Mengingat bahwa membawa spektrofotometer dapat menyebabkan kerusakan pada alatnya. Metode ini baik untuk dipakai dalam pemeriksaan kadar Hb di laboratorium, namun akan mengalami kesulitan jika digunakan untuk survei lapangan Supariasa, dkk., 2002.

2.2. Metode Penilaian Konsumsi Gizi

Konsumsi gizi baik individu, kelompok maupun keluarga dapat diamati dan diketahui dengan cara recall. Metode ini sering digunakan untuk mengetahui konsumsi pangan yang telah lalu sekitar 24 jam terakhir baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Jika menggunakan metoda ini enumerator minta agar remaja putri mengingat secara terinci apa yang telah dikonsumsi dalam 24 jam terakhir Supariasa dkk, 2002. Sebagai alat bantu untuk memperlancar pelaksanaan digunakan ukuran rumah tangga dan model pangan untuk mempermudah perkiraan konsumsi pangan. Cara ini relatif lebih murah dan cepat tetapi mengandung subjektivitas yang tinggi. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali 1 x 24 jam, maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut- turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang konsumsi harian individu Supariasa dkk, 2002.

2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Pola Makan : − Jenis makanan − Frekuensi makan − Konsumsi energi, protein dan besi Status Gizi Kejadian Anemia Pola Haid : − Usia pertama haid − Siklus haid − Lama hari haid Keterangan : Pola makan remaja putri dapat dilihat dari jenis dan frekuensi makan serta jumlah konsumsi energi, protein dan besi, sehingga dari konsumsi zat gizi tersebut dapat menggambarkan keadaan status gizi remaja putri. Status gizi dan pola haid pada remaja putri dapat menggambarkan kejadian anemia pada remaja putri. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu untuk mengetahui gambaran pola makan, status gizi, pola haid dan kejadian anemia remaja putri SMU Negeri 18 Medan.

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 18 Medan, karena dari hasil survei pendahuluan di SMU Negeri 18 Medan diperoleh sebanyak 5 siswi menderita anemia dari 10 siswi yang ditest dengan menggunakan metode sahli. Waktu penelitian mulai dari bulan September sampai dengan Desember 2010.

3.5. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMU Negeri 18 Medan, kelas I dan II, yang terdiri dari 117 orang kelas I dan 97 orang kelas II. Jadi jumlah populasi secara keseluruhan adalah 214 orang.

3.3.2. Sampel

Untuk menentukan besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Notoadmodjo, 2003. 2 1 , 1 N N n + = Keterangan: Universitas Sumatera Utara