BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa
II.1.1. Teori Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication atau
communicare yang berarti membuat sama to make common. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering disebut-sebut sebagai asal usul kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip Mulyana, 2002: 41. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna atau
pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam
kalimat “Kita berbagi pikiran”, “Kita mendiskusikan makna”, dan “Kita mengirimkan pesan”.
Banyak ahli mendefinisikan komunikasi. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-
asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap Effendy, 2007: 10. Definisi Hovland ini menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum public opinion dan sikap public public attitude
yang dalam kehidupan sosial dan politik memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya
sendiri. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What
In Which Channel To Whom With What Effect? Effendy, 2007: 10. Paradigm Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: 1.
Komunikator communicator, source, sender 2.
Pesan message 3.
Media channel 4.
Komunikan communicant, communicate, receiver, recipient 5.
Effek effect, impact, influence Berdasarkan paradigma Lasswell ini, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
II.1.1.1. Fungsi Komunikasi
Komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan
kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam
setiap sistem sosial adalah sebagai berikut Widjaja, 1995: 9 – 10 :
1. Informasi: pengumpulan, pemprosesan, penyebaran berita, data dan
gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang
lain agar dapat mengambil kepentingan yang benar.
Universitas Sumatera Utara
2. Sosialisasi pemasyarakatan: penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang yang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadarkan fungsi sosialnya dan ia dapat
aktif dalam masyarakat. 3.
Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan
keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang perlu
untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang
diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama, ke tingkat
nasional dan lokal. 5.
Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan
keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan
maksud melestarikan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, pembangunan imajinasi dan dorongan
kreativitas.
Universitas Sumatera Utara
7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan gambar dari drama,
tari, kesenian kesusastraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk kreasi, kesenangan kelompok dan individu.
8. Integrasi: menyediakan suatu bangsa, kelompok, dan individu kesempatan
untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan
keinginan orang lain.
II.1.1.2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan.
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder Effendy, 2007: 11.
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang atau simbol sebagai media Effendy, 2007: 11. Lambang sebagai primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat,
isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
Universitas Sumatera Utara
“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan
Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan”
pikiran seseorang kepada orang lain. Kial gesture memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang
sehingga terekspresikan secara fisik walaupun hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja.
Isyarat dengan menggunakan alat tertentu maupun warna akan mempunyai makna tertentu. Kedua lambang ini sangat terbatas
kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal
kemampuan “menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tidak melebihi bahasa.
Proses komunikasi secara primer ini dapat juga disebut sebagai komunkasi tatap muka dalam arti komunikator tidak memerlukan media
tertentu untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Hal ini menyebabkan umpan balik berlangsung pada saat komunikator sedang
menyampaikan pesannya yang dinamakan umpan balik seketika immediate feedback. Artinya, komunikator mengetahui dan menyadari
pada saat itu juga sehingga jika ia merasakan umpan baliknya negatif,
Universitas Sumatera Utara
yang berarti uraiannya tidak komunikatif, pada saat itu juga ia dapat mengubah gayanya.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Di sini, komunikator menggunakan media kedua dalam memperlancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya
berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah
media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Umpan balik dalam komunikasi bermedia ini, terutama media
massa, biasanya dinamakan umpan balik tertunda delayed feedback, karena tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan
tenggang waktu. Bagaimana pun dalam proses komunikasi bermedia, umpan balik akan terjadi. Dengan kata lain, komunikator mengetahui
tanggapan komunikan – jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Ada pengecualian, dalam komunikasi bermedia telepon. Meskipun
bermedia, umpan balik berlangsung seketika. Namun komunikator tidak melihat ekspresi wajah komunikan, maka reaksi sebenarnya dari
komunikan tidak akan dapat diketahui oleh komunikator kalau berkomunikasi tatap muka.
Universitas Sumatera Utara
Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka
dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan cirri-ciri atau sifat-sifat
media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari
pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Setiap media memiliki ciri tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan
bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula. Dengan demikian, proses komunikai secara sekunder ini menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa dan media nirmassa atau media nonmassa.
II.1.2. Teori Komunikasi Massa