Majalah Trubus Dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Majalah Trubus Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara)

(1)

MAJALAH TRUBUS DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Majalah Trubus Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Disusun:

SARI RAMADHANI DONGORAN 080922039

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ekstensi (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skrips : MAJALAH TRUBUS DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN

Oleh : Sari Ramadhani Dongoran

NIM : 080922039

Di setujui Oleh:

Medan, Juli 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm Dra.Fatma Wardy lubis, M.A NIP. 197711062005011001 NIP. 1962082819787012001

Dekan

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP.196805251992031002


(3)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

SUMATERA UTARA

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : SARI RAMADHANI DONGORAN

NIM : 080922039

PEMBIMBING : HARIS WIJAYA, S.Sos, M.Comm

NO Tanggal Pertemuan Pembahasan

1 05 /04/2011 Pemberian BAB I

2 09/04/2011 Revisi BAB I

3 18/04/2011 ACC BAB I dan Pemberian BAB II

4 04/05/2011 Revisi BAB II

5 12/05/2011 ACC BAB II

6 16/05/2011 Pemberian BAB III

7 21/05/2011 ACC BAB III

8 14/06/2011 Pemberian BAB IV dan V

9 14/07/2011 ACC BAB IV dan V

Di Ketahui Oleh Dosen Pembimbing:

Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm


(4)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Majalah Trubus dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Majalah Trubus Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara di bidang informasi pertanian yang didapat dari Majalah Trubus, mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa untuk membaca Majalah Trubus dan untuk mengetahui informasi apa saja yang menjadi fokus perhatian mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa, Majalah sebagai Media Komunikasi Massa serta Teori AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana suatu variabel berkaitan dengan variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 yang jumlah populasinya 139 dengan jumlah responden sebanyak 58 orang mahasiswa. Dimana teknik penarikan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian kepustakaan yaitu dengan menemukan data melalui literatur, buku-buku, internet serta bahan bacaan lain yang mendukung penelitian ini. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui observasi dan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Majalah Trubus dan peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Berdasarkan output “SPSS Statistics Viewer” diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar .509 dengan signifikasi pada level 0.01 yang jika dilihat pada skala Guilford dengan nilai koefisien korelasi sebesar .509 berarti terdapat hubungan yang cukup berarti antara Majalah Trubus dan peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Tingkat siginifikasi pada level 0.01 yang berarti < 0.05 berarti hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang cukup berarti antara Majalah Trubus dan peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin penulis ucapkan atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Majalah Trubus dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Majalah Trubus Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara)”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana S1 Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan secara langsung ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan dan menambah pengalaman, khususnya yang berhubungan dengan ilmu komunikasi.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah membantu sebelum, selama dan setelah penulis mengerjakan skripsi. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda (Alm) Aslin Dongoran dan Ibunda Maskot Ritonga tercinta atas dukungannya kepada penulis. Mudah-mudahan semua yang penulis lakukan dapat membanggakan dan membahagiakan Ayahanda dan Ibunda. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas pengertian yang telah diberikan oleh Abang–abang dan Kakak–kakak penulis selama penulis menjalani proses penyelesaian skripsi ini.


(6)

1. Bapak Prof. DR. Badaruddin,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Utara. 3. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si selaku Dosen Wali penulis.

4. Bapak Haris Wijaya, S.Sos, M.Comm, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan meluangkan waktu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini serta nasehat-nasehat yang telah diberikan kepada penulis.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU pada umumnya. Terima kasih atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis.

6. Trivina dan semua teman seperjuangan di bangku kuliah yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi. Terima kasih atas hari-hari yang indah dan menyenangkan selama kita kuliah. Mudah-mudahan kita tetap menjadi sahabat untuk selama-lamanya.

7. Kepada seluruh mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, penulis mengucapkan terima kasi atas waktu yang diberikan dalam membantu selama penulis melakukan proses penelitian. Semoga di lain kesempatan kita dapat bekerja sama lagi.

8. Terakhir, terima kasih atas segala bantuannya dan telah menjadi teman penulis selama kuliah dan mudah-mudahan bisa saling membantu untuk seterusnya.


(7)

DAFTAR ISI

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Kerangka Teori ... 6

1.6. Kerangka Konsep ... 11

1.7. Model Teoritis ... 12

1.8. Operasional Variabel ... 13

1.9. Definisi Operasional ... 15

1.10.Hipotesis ... 17

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 18

II.2. Majalah sebagai Media Komunikasi Massa ... 30

III.3.Teori AIDDA ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 38

III.2. Lokasi Penelitian ... 49

III.3. Populasi dan Sampel ... 49

III.4. Teknik Penarikan Sampel ... 51

III.5. Teknik Pengumpulan Data ... 52

III.6. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Analisis Tabel Tunggal ... 57

IV.2. Analisis Tabel Silang ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan... 83

V.2. Saran ... 84


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Operasional Variabel……… 13

Tabel 2. Data Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010……….. 49

Tabel 3. Data Sampel Penelitian……… 51

Tabel 4. Jenis Kelamin Responden……… 57

Tabel 5. Usia………. 58

Tabel 6. Uang Saku……… 59

Tabel 7. Cara Memperoleh Majalah Trubus………. 60

Tabel 8. Intensitas Membaca Majalah Trubus……….. 61

Tabel 9. Isi Pesan yang Terkandung dalam Majalah Trubus……… 62

Tabel 10. Penggunaan Bahasa dalam Majalah Trubus……….. 63

Tabel 11. Keaktualan Isi Pesan dalam Majalah Trubus……… 64

Tabel 12. Gambar yang Disajikan dalam Majalah Trubus……… 66

Tabel 13. Tata Letak Antara Gambar dan Tulisan dalam Majalah Trubus…… 67

Tabel 14. Frekuensi Terbit Majalah Trubus……….. 68

Tabel 15. Perhatian Terhadap Pesan dalam Majalah Trubus……… 69

Tabel 16. Ketertarikan Terhadap Informasi dalam Majalah Trubus…………. 71

Tabel 17. Keinginan Untuk Menerapkan Informasi dalam Majalah Trubus… 72 Tabel 18. Keberadaan Majalah Trubus Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pertanian dan Agrobisnis………. 73

Tabel 19. Keakuratan Informasi yang Disajikan dalam Majalah Trubus……. 74

Tabel 20. Apakah dengan Membaca Majalah Trubus Dapat Menambah Pengetahuan Seputar Pertanian dan Agrobisnis……… 76

Tabel 21. Informasi dalam Majalah Trubus Mudah Dipahami………. 77

Tabel 22. Perasaan Saat Membaca Majalah Trubus……….. 78

Tabel 23. Tingkat Kepuasan terhadap Informasi dalam Majalah Trubus……. 80

Tabel 24. Korelasi Antara Majalah Trubus dan Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara……… 81


(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Majalah Trubus dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Majalah Trubus Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara di bidang informasi pertanian yang didapat dari Majalah Trubus, mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa untuk membaca Majalah Trubus dan untuk mengetahui informasi apa saja yang menjadi fokus perhatian mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa, Majalah sebagai Media Komunikasi Massa serta Teori AIDDA. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauh mana suatu variabel berkaitan dengan variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 yang jumlah populasinya 139 dengan jumlah responden sebanyak 58 orang mahasiswa. Dimana teknik penarikan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian kepustakaan yaitu dengan menemukan data melalui literatur, buku-buku, internet serta bahan bacaan lain yang mendukung penelitian ini. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui observasi dan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara Majalah Trubus dan peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Berdasarkan output “SPSS Statistics Viewer” diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar .509 dengan signifikasi pada level 0.01 yang jika dilihat pada skala Guilford dengan nilai koefisien korelasi sebesar .509 berarti terdapat hubungan yang cukup berarti antara Majalah Trubus dan peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Tingkat siginifikasi pada level 0.01 yang berarti < 0.05 berarti hipotesis nol ditolak. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang cukup berarti antara Majalah Trubus dan peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Majalah merupakan salah satu media komunikasi massa berusaha menyampaikan pesan kepada khalayak dengan sangat terperinci karena memiliki karakteristik yang berbeda dari media cetak yang lainnya. Karakteristik dari majalah dapat dilihat dari isi pesan yang disajikan sebuah majalah. Dalam penyajian pesannya, majalah menyajikan pesannya lebih mendalam, memiliki nilai aktualitas lebih lama, gambar atau foto yang lebih banyak, memiliki

cover/sampul sebagai daya tari

Majalah paling awal terbit adalah Erbauliche Monaths – unterredungen (1663 – 1668) diterbitkan oleh Johann Rist, seorang teolog dan penyair dari Hamburg, Jerman. Selain itu, jenis majalah yang lebih ringan isinya dan lebih menghibur serta terbit secara berkala pertama kali terbit pada tahun 1672, yaitu Le Mercure Galant, yang didirikan oleh seorang penulis, Jean Donneau de Vice. Majalah ini berisikan kisah-kisah kehidupan, anekdot dan mutiara hikmah. (http://dwiinirvanab0849494.blogspot.com)

Keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai pada massa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari Ki Hadjar Dewantoro, sedangkan di Ternate pada bulan Oktober 1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita yang


(11)

majalah berbahasa Jawa dengan nama Djojobojo pimpinan Tadjib Ermadi. Para anggota Ikatan Pelajar Indonesia di Blitar menerbitkan majalah berbahasa Jawa, Obor (Suluh).

Seiring dengan perkembangannya, majalah yang terbit di Indonesia ini mulai beragam baik dari segi isi maupun segmentasi pasarnya. Pada masa Orde Baru, kategori majalah dibagi menjadi majalah berita, keluarga, wanita, pria, remaja wanita, remaja pria, anak-anak, ilmiah populer, umum, hukum, pertanian, humor, olah raga dan majalah berbahasa daerah.

Salah satu majalah pertanian yang ada di Indonesia saat ini adalah Majalah Trubus. Majalah Trubus seperti yang kita ketahui adalah satu-satunya majalah pertanian terkemuka di Indonesia hingga saat ini, yang sekaligus menjadi barometer kemajuan pertanian di Indonesia. Tidak jarang Majalah Trubus menjadi trend maker di bidang pertanian. Majalah yang terbit sebulan sekali ini selalu dinantikan oleh para penggemar dan pelaku agribisnis. Oplah majalah ini mencapai 65.000 eksemplar, sebuah angka yang fantastis untuk majalah khusus apalagi di negara berkembang seperti Indonesia. Pemasaran majalah ini tidak hanya di seluruh Indonesia namun juga menjangkau negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Majalah Trubus lahir tahun 1969, dan berbekal tekad dan kerja keras majalah ini tak pernah berhenti terbit selama 33 tahun co.id). Majalah Trubus didirikan oleh Yayasan Bina Swadaya dengan latar belakang ketiadaan media informasi khusus di bidang pertanian ini menyajikan informasi dan pesan yang berhubungan dengan pertanian. Pertanian yang dimaksudkan tidak sebatas pada hal yang berhubungan dengan tanaman pangan


(12)

saja namun juga menjangkau kepada tanaman obat, tanaman hias juga mencakup informasi mengenai peternakan. Tidak hanya isi pesan yang menginformasikan mengenai pertanian, iklan yang disajikan juga berhubungan dengan dunia pertanian dan peternakan.

Dalam perkembangannya Majalah Trubus mengalami pasang surut. Majalah Trubus mengalami kerugian dalam 14 tahun pertama. Barulah pada tahun ke-15 Majalah Trubus menunjukkan geliatnya dan mulai menjadi salah satu majalah trendsetter pertanian pada era krisis 1997 – 1998 (http://www.binaswadaya.org)

Majalah Trubus selalu menyajikan setiap pesan yang berhubungan dengan pertanian secara rinci mulai dari cara bercocok tanam, perawatan dan pemeliharaan, khasiat suatu tanaman, sampai kepada peluang pemasarannya disajikan secara lengkap dan mendalam. Keadaan ini yang membuat pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus tidak hanya sebatas sebagai pesan yang hanya menjadi sebuah informasi saja, melainkan pesan-pesan yang berisikan ilmu pengetahuan bagi orang-orang yang bergerak dan mendalami dunia pertanian. Hal ini juga yang tidak menutup kemungkinan bahwa khalayak atau pembaca Majalah Trubus ini adalah kalangan mahasiswa yang mengambil program studi pertanian.

Di Universitas Sumatera Utara sendiri, terdapat Fakultas Pertanian dengan berbagai pilihan program studi (departemen), yang salah satunya adalah Departemen Agrobisnis (Sosial Ekonomi Pertanian). Berdasarkan salah satu tujuan dari Departemen Agrobisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) adalah menghasilkan mahasiswa yang mampu menjadi agen informasi perkembangan


(13)

maupun nasional (http://sep.usu.ac.id). Jika kita cermati maka kebutuhan akan informasi mengenai perkembangan pembangunan pertanian dapat diperoleh dari mana saja, baik itu dari bangku perkuliahan, buku-buku yang berhubungan dengan pertanian bahkan tidak menutup kemungkinan dari berita-berita yang disajikan oleh media massa baik cetak maupun elektronik. Majalah Trubus merupakan salah satu media massa cetak yang dijadikan sebagai sumber informasi mengenai dunia pertanian.

I.2. Perumusan Masalah

Berangkat dari hal tersebut maka peneliti perumusan masalah yang ingin diteliti adalah “Sejauh mana pengaruh pesan yang terkandung dalam Majalah Trubus ini dengan peningkatan pengetahuan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Departemen Agrobisnis (Sosial Ekonomi Pertanian)”.

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian terlampau luas yang dapat menimbulkan bias dan tidak fokus, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Fokus penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peningkatan pengetahuan mahasiswa setelah membaca Majalah Trubus.

2. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bersifat mencari atau menjelaskan hubungan antara Majalah Trubus dan peningkatan


(14)

pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Univesitas Sumatera Utara.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara di bidang informasi pertanian yang didapat dari Majalah Trubus.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara membaca Majalah Trubus.

3. Penelitian ini bertujuan mengetahui informasi apa saja yang menjadi fokus perhatian dari mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

I.4.2. Manfaat

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya referensi bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(15)

terhadap peningkatan pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan

kepada pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya para praktisi Majalah Trubus dalam memahami efektivitas sebuah majalah dalam kaitannya dengan minat membaca dan peningkatan pengetahuan bagi khalayak pembacanya.

I.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir untuk mendukung pemecahan masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang akan memuat pokok-pokok pikiran yang dapat menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas. dengan adanya kerangka teori, peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Dalam penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan adalah Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa, Majalah sebagai Media Komunikasi Massa dan Teori AIDDA.

I.5.1. Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yaitu bersumber dari kata communis yang berarti sama - sama, disini maksudnya adalah kesamaan makna. Jadi komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yan disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendi, 2005 : 9). Jika tidak terdapat kesamaan makna maka proses komunikasi tidak akan terjadi.


(16)

D. lawrance Kincaid (dalam Cangara, 2006 : 19) Komunikasi adalah suatu proses dimana dua oran atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Dari definisi di atas, dapat dilihat bahwa maksud dari komunikasi menyebabkan adanya perubahan sikap dan perilaku dari diri komunikan. Akan tetapi untuk melakukan itu bukanlah mudah, melainkan harus melakukan komunikasi yang efektif dan komunikatif.

Menurut Lasswell, komunikasi yang efektif itu harus memiliki lima unsur yang tertera dalam pertanyaan: “who says what in which channel to whom with what effect?”. Ada pun kelima unsur ini adalah:

Who : komunikator (source, sender) Says what : pesan (message)

In which channel : saluran (media) To whom : komunikan (receiver) With what effect : efek/ dampak

Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada perinkat masyarakat luas yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan sebenarnya).

Komunikasi massa mungkin lebih banyak melibatkan banyak orang untuk waktu yang lebih banyak intensitasnya lebih rendah dalam hal tukar menukar informasi dan gagasan. Media sebagai institusi mediasi yan menghubungkan para


(17)

merupakan ide yang mengandung konsep hubungan yang terjadi setidak-tidaknya karena adanya arus informasi yang berkesinambungan. Televisi sering dianggap sebagai kekuatan yang berpengaruh (Denis McQuail, 1996 : 7-137).

Dari definisi diatas dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi massa menggunakan media dalam penyebaran pesan (radio, televisi, media cetak) kepada sejumlah besar orang dan ruang yang sangat luas jangkauannya.

I.5.2. Majalah sebagai Media Komunikasi Massa

Jika khalayak tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada, maka suatu proses komunikasi biasanya menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada komunikan.

Media komunikasi yang termasuk ke dalam media massa terbagi ke dalam tiga bagian yaitu media elektonik yang meliputi televisi dan radio siar, media cetak yang meliputi surat kabar, majalah dan buku, serta media film.

Majalah yang merupakan bagian dari media komunikasi massa berbentuk cetak memiliki memiliki karakteristik yang berbeda dari media cetak yang lainnya. Karakteristik dari majalah dapat dilihat dari isi pesan yang disajikan sebuah majalah. Dalam penyajian pesannya, majalah menyajikan pesannya lebih mendalam, memiliki nilai aktualitas lebih lama, gambar atau foto yang lebih banyak, memliki cover/sampul sebagai daya tarik.

Media massa cetak yang baik harus memiliki daya tarik antara lain (Liliweri, 2001: 75) :

1. Daya tarik pesan, meliputi isi pesan, tata bahasa, sistem penulisan dan aktualitas berita.


(18)

2. Daya tarik fisik, meliputi gambar (kualitas gambar/ foto dan kualitas kertas), tata letak, tata warna (teknik pewarnaan dan kualitas warna)

3. Daya tarik kuantitas, meliputi frekuensi terbitnya media m 4. Massa cetak terebut dan jumlah halaman yang tersedia.

5. Daya tarik dengan menggunakan teknik propaganda. Untuk menciptakan daya tarik, media massa cetak menggunakan teknik propaganda yang dapat mempengaruhi khalayak sasarannya seperti menggunakan public figure dan slogan.

I.5.3. Teori AIDDA

Konsep komunikasi yang dinamakan AIDDA, singkatan dari attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat), decision (keputusan) dan action (kegiatan). AIDDA itu sering juga disebut A-A Procedure, yang maksudnya agar terjadi action pada komunikan, terlebih dahulu harus dibangkitkan attention Effendy, 2007: 51 – 52).

Lebih lengkap teori ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Attention (Perhatian)

Perhatian yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya.

2. Interest (Minat)

Minat, yaitu suatu keadaan yang mampu membuat orang lain menyenangi suatu hal.


(19)

3. Desire (Hasrat)

Hasrat, yaitu suatu keinginan seseorang dalam suatu hal yang dilihatnya dan memiliki keinginan untuk memperolehnya.

4. Decision (Keputusan)

Keputusan, yaitu langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya itu.

5. Action (Tindakan)

Tindakan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencapai keinginannya dalam mendapatkan suatu hal.

Proses tahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, Majalah Trubus harus mampu menarik perhatian khalayak pembacanya khususnya khalayak atau komunikan yang benar-benar membutuhkan informasi mengenai dunia pertanian.

Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan. Dalam hal ini, minat akan menimbulkan hasrat khalayak pembaca untuk membaca pesan-pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

Hasrat yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk membaca Majalah Trubus. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan dating nya keputusan (decision).


(20)

Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan. Pada akhirnya keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan (action). Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu.

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yag bersifat kritis dalam memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai.

Kerangka konsep akan menuntut penelitian dalam menentukan uji hipotesa (Nawawi, 1995 : 40)

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Yaitu sejumlah gejala/ faktor/ unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala/ faktor/ unsur lain.

Variabel X dalam penelitian ini adalah Majalah Trubus. 2. Variabel Terikat (Y)

Yaitu sejumlah gejala/ faktor/ unsur yang muncul dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (X).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan pada mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian


(21)

3. Variabel Antara (Z)

Yaitu sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel (X).

Variabel antara pada penelitian ini adalah karakteristik atau identitas responden.

I.7. Model Teoritis

Berdasarkan uraian di atas maka variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam satu model teoritis sebagai berikut:

I.8. Operasional Variabel

Operasional variabel maksudnya variabel disusun untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep yang telah disusun dalam operasionalisasi lainnya. Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini adalah:

Gambar 1 Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Majalah Trubus

Variabel Terikat (Y) Peningkatan Pengetahuan

Variabel Antara (Z) Karakteristik


(22)

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X) Majalah Trubus

1. Daya tarik pesan, meliputi: a) Isi pesan

b) Tata bahasa c) Sistem penulisan d) Aktualisasi pesan 2. Daya tarik fisik, meliputi:

a) Gambar b) Tata warna c) Tata letak 3. Frekuensi terbit

2. Variabel Terikat (Y)

Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

1. Attention (Perhatian) 2. Interest (Ketertarikan) 3. Desire (Hasrat) 4. Decision (Keputusan)

5. Action (Tindakan), yang terdiri dari:

a) Komponen kognitif, yaitu: 1) Kepercayaan

2) Pengetahuan

3) Pemahaman/ mengerti b) Komponen afektif, yaitu:

1) Tingkat kesenangan 2) Tingkat kepuasan

3. Variabel Antara

Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Angkatan (Stambuk) 4. Uang Saku/ Pendapatan Tabel 1


(23)

I.9. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana untuki mengukur variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006 : 46) variabel - variabel tersebut sebagai berikut:

1. Majalah Trubus

Maksudnya di dalam penelitian ini adalah keseluruhan isi pesan yang terdapat di dalam Majalah Trubus. Dimensi yang terdapat dalam pesan tersebut adalah: a. Daya tarik pesan, meliputi:

1. Isi pesan, yakni bagaimana isi pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus dapat dipahami sehingga mampu memberikan pengetahuan baru bagi khayalak yang membacanya.

2. Tata bahasa, maksudnya adalah susunan bahasa yang disajikan dalam Majalah Trubus, apakah menggunakan bahasa yang sulit untuk dipahami atau sebaliknya. Asumsinya, dengan menggunakan bahasa-bahasa sederhana yang mudah untuk dipahami oleh khayalaknya akan menimbulkan hasrat yang tinggi untuk terus membacanya.

3. Aktualisasi pesan, yakni menyangkut dari ke-kini-an dari pesan yang disajikan dalam Majalah Trubus.


(24)

1. Gambar, maksudnya mutu dan kualitas gambar yang disajikan dalam Majalah Trubus. Sebuah majalah selalu akan dilengkapi dengan gambar/ foto untuk dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan. 2. Tata warna, maksudnya keserasian warna yang disajikan oleh Majalah

Trubus.

3. Tata letak, maksudnya keserasian dari letak-letak pesan yang disajikan baik itu mengenai pesan yang disampaikan, foto sampai kepada iklan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

c. Frekuensi terbit, yakni waktu terbit dari Majalah Trubus tersebut.

2. Peningkatan Pengetahuan

Maksudnya terdapat perubahan ataupun penambahan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan dunia pertanian setelah membaca pesan-pesan yang termuat dalam Majalah Trubus.

a. Attention (perhatian)

Perhatian maksudnya adalah adanya rasa ingin tahu terhadap suatu objek. Yang dimaksud objek dalam penelitian ini adalah isi pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

b. Interest (ketertarikan)

Ketertarikan maksudnya adanya rasa suka terhadap sesuatu yang disajikan dalam objek yang dilihat.

c. Desire (hasrat)


(25)

diakibatkan karena melihat tampilan dan isi pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

d. Decision (keputusan)

Keputusan maksudnya adanya suatu keputusan untuk menolak atau menerima pesan-pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

e. Action (tindakan)

Tindakan maksudnya suatu kegiatan yang dilakukan oleh khalayak pembaca inginkan setelah membaca atau melihat pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

Tindakan ini terbagi ke dalam: a) Komponen kognitif

1. Kepercayaan, yaitu khalayak pembaca percaya terhadap isi pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

2. Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diterima khalayak pembaca setelah membaca pesan yang terdapat dalam Majalah Trubus.

3. Pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dalam Majalah Trubus dapat dimengerti oleh khalayak pembacanya.

b) Komponen afektif

1. Senang, yaitu perasaan gembira setelah membaca Majalah Trubus.

2. Puas, yaitu kepuasan yang dirasakan oleh khalayak pembaca setelah membaca Majalah Trubus.


(26)

3. Karakteristik Responden

Karakteristik respnden merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap individu yang membedakan dengan individu lainnya.

I.10. Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan instrument kerja dan teori (Singarimbun, 2006 : 43). Hipotisis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : “Tidak terdapat hubungan antara isi atau pesan yang terkandung dalam Majalah Trubus terhadap peningkatan pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010”

Ha : “Terdapat hubungan antara isi atau pesan yang terkandung dalam Majalah Trubus terhadap peningkatan pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010”


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1. Teori Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut-sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip (Mulyana, 2002: 41). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, makna atau pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran”, “Kita mendiskusikan makna”, dan “Kita mengirimkan pesan”.

Banyak ahli mendefinisikan komunikasi. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2007: 10). Definisi Hovland ini menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan politik memainkan peranan yang sangat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.


(28)

Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Effendy, 2007: 10).

Paradigm Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel)

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) 5. Effek (effect, impact, influence)

Berdasarkan paradigma Lasswell ini, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

II.1.1.1. Fungsi Komunikasi

Komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut (Widjaja, 1995: 9 – 10) :

1. Informasi: pengumpulan, pemprosesan, penyebaran berita, data dan gambar, fakta, pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil kepentingan yang benar.


(29)

2. Sosialisasi (pemasyarakatan): penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang yang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadarkan fungsi sosialnya dan ia dapat aktif dalam masyarakat.

3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang perlu untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama, ke tingkat nasional dan lokal.

5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, pembangunan imajinasi dan dorongan kreativitas.


(30)

7. Hiburan: penyebarluasan sinyal, symbol, suara dan gambar dari drama, tari, kesenian kesusastraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk kreasi, kesenangan kelompok dan individu.

8. Integrasi: menyediakan suatu bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

II.1.1.2. Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder (Effendy, 2007: 11).

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media (Effendy, 2007: 11). Lambang sebagai primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu


(31)

“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan

Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain.

Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik walaupun hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja.

Isyarat dengan menggunakan alat tertentu maupun warna akan mempunyai makna tertentu. Kedua lambang ini sangat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.

Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal kemampuan “menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tidak melebihi bahasa.

Proses komunikasi secara primer ini dapat juga disebut sebagai komunkasi tatap muka dalam arti komunikator tidak memerlukan media tertentu untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Hal ini menyebabkan umpan balik berlangsung pada saat komunikator sedang menyampaikan pesannya yang dinamakan umpan balik seketika (immediate feedback). Artinya, komunikator mengetahui dan menyadari pada saat itu juga sehingga jika ia merasakan umpan baliknya negatif,


(32)

yang berarti uraiannya tidak komunikatif, pada saat itu juga ia dapat mengubah gayanya.

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Di sini, komunikator menggunakan media kedua dalam memperlancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Umpan balik dalam komunikasi bermedia ini, terutama media massa, biasanya dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. Bagaimana pun dalam proses komunikasi bermedia, umpan balik akan terjadi. Dengan kata lain, komunikator mengetahui tanggapan komunikan – jika komunikasinya sendiri selesai secara tuntas. Ada pengecualian, dalam komunikasi bermedia telepon. Meskipun bermedia, umpan balik berlangsung seketika. Namun komunikator tidak melihat ekspresi wajah komunikan, maka reaksi sebenarnya dari komunikan tidak akan dapat diketahui oleh komunikator kalau berkomunikasi tatap muka.


(33)

Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan cirri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju. Setiap media memiliki ciri tertentu yang hanya efektif dan efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula. Dengan demikian, proses komunikai secara sekunder ini menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa dan media nirmassa atau media nonmassa.

II.1.2.Teori Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media communication). Dari sini dapat dilihat adanya pembatasan pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan menggunakan media massa baik media cetak maupun media elektronik.

Definisi komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa bserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar, penonton yang akan diraihnya dan efeknya terhadap mereka (Nurudin, 2004 : 1)


(34)

Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televise, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita” (Effendy, 2007: 21).

II.1.2.1. Fungsi Komunikasi Massa

Banyak ahli yang mengemukakan sejumlah fungsi komunikasi massa kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Karlinah mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum sebagai berikut (Ardianto & Erdinayah, 2004: 19):

1. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengat atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia social akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah atau tempat


(35)

2. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca.

3. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya. Fungsi mempengaruhi ini dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yag disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut biasanya memuat tulisan tentang suatu analisis produk tertentu. Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media tersebut.

4. Fungsi Proses Pengembangan Mental

Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada komunikasi, karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.


(36)

5. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu menusia dalam proses penyesuaian tersebut. Proses pengiriman pesan oleh komunikator dan penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu kita dalam berhubungan dengan orang lain, saling menyesuaikan diri, sehingga menimbulkan kesamaan di antara komunikator dan komunikan.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Manipulasi di sini bukanlah diartikan sebagai sesuatu yang negatif. Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikan digunakan sebagai kontrol utama dan pengatur lingkungan.

Memahami fungsi-fungsi komunikasi massa ini, menurut Devito (Ardianto & Erdinayah, 2004: 22), ada tiga masalah pokok yang harus diperhatikan. Pertama, setiap kali kita menghidupkan pesawat televisi, radio siaran maupun membaca surat kabar, kita melakukannya karena alasan tertentu yang unik. Kedua, komunikasi massa menjalankan fungsi yang berbeda bagi setiap pemirsa secara individual. Ketiga, fungsi yang dijalankan komunikasi massa bagi sembarang orang yang berbeda dar satu waktu ke waktu yang lain.

II.1.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa


(37)

1. Komunikator Terlembaga

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Menurut Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan pada surat kabar maupun majalah, komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggung jawab rubrik. Dari penanggungjawab rubric diserahkan kepada redaksi untuk diperiksa laik tidaknya pesan itu untuk dimuat dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga media massa itu.

2. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim),


(38)

karena komunikator menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Berita-berita yang memenuhi kolom surat kabar, majalah atau yang disiarkan radio siaran dan televisi secara serempak dapat diterima oleh pembaca dan pendengar / pemirsa di berbagai tempat.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Daripada Hubungan

Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga cirri komunikasi


(39)

komunikasi dengan menggunakan media massa sehingga komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimulasi Alat Indra “Terbatas”

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televis dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Terbuka “Delayed”

Komponen umpan balik yang lebih popular dengan sebutan feed back merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feed back yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik atau feed back dari komunikan bersifat tertunda berbeda dengan komunikasi tatap muka dimana feed back dari komunikan

bersifat langsung.

II.2. Majalah sebagai Salah Satu Media Komunikasi Massa

Media komunikasi massa atau media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media elektronik. Selain surat kabar, majalah memenuhi kategori sebagai media massa cetak.


(40)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, majalah didefinisikan sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid dalam bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Ada pula yang membatasi majalah sebagai media cetak yang terbit secara berkala. Media cetak itu harus bersampul, setidak-tidaknya punya wajah dan dirancang secara khusus. Selain itu, media cetak ini dijilid atau sekurang-kurangnya memiliki sejumlah halaman tertentu (http://cries.net78.net).

Di awal terbitannya, majalah di desain hanya untuk kalangan terbatas. Awalnya berbagai majalah menyajikan materi-materi yang bersifat meningkatkan, mencerahkan dan menghibur keluarga. Namun, pada akhir abad ke-18, berkembang majalah-majalah popular yang semata-mata menyajikan hiburan (http://dwiinvarnab08049494.blogspot.com)

Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika (Karlinah, dalam Erdinya & Ardianto, 2004 : 109)

Di Indonesia sendiri, sejarah keberadaan majalah sebagai media massa dimulai pada massa menjelang dan awal kemerdekaan. Pada awal kemerdekaan, semua majalah yang terbit dengan tujuan yang sama yaitu menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan semangat perlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan pengakuan kedaulatan rakyat.


(41)

Peperti (Penguasa Perang Tertinggi). Pedoman itu intinya adalah surat kabar dan majalah wajib menjadi pendukung, pembela dan alat penyebar “manifesto politik” yang pada saat itu menjadi haluan negara dan program pemerintah.

Sedangkan pada zaman Orde Baru, banyak majalah yang terbit dan jenisnya cukup beragam. Antara kurun waktu 1971 – 1980, banyak majalah yang terbit. Hal ini sejalan dengan kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang makin baik, serta tingkat pendidikan masyarakat yang makin maju.

II.2.1. Kategorisasi dan Fungsi Majalah

Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga majalah mempunyai sasaran pembaca dengan profesi tertentu seperti pelaku bisnis, atau pembaca dengan kegemaran tertentu seperti gemar bertani, beternak dan memasak.

Majalah-majalah yang terbit pada masa orde baru dapat dikategorisasikan sebagai berikut (Erdinaya dan Ardianto, 2004: 112):

1. Majalah Berita: Tempo, Gatra, Sinar, Tiras 2. Majalah Keluarga: Ayahbunda, Famili 3. Majalah Wanita: Femina, Kartini, Sarinah 4. Majalah Pria: Matra

5. Majalah Remaja Wanita: Gadis, Kawanku 6. Majalah Remaja Pria: Hai


(42)

8. Majalah Ilmiah Populer: Prisma 9. Majalah Umum: Intisari, Warnasari 10.Majalah Hukum: Forum Keadilan 11.Majalah Pertanian: Trubus

12.Majalah Humor: Humor

13.Majalah Olahraga: Sportif, Raket

14.Majalah Berbahasa Daerah: Mangle (Sunda, Bandung), Djaka Lodang (Jawa, Yogyakarta)

Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama suatu majalah berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan luar negri. Majalah wanita dewasa, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian, Trubus, fungsi utamanya adalah memberikan pendidikan mengenai cara bercocok tanam dan memberikan informasi mengenai dunia seputar pertanian dan agrobisnis.

II.2.2. Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majlah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis, dan sasaran khalayaknya. Meskipun


(43)

kabar, karena majalah memiki karakteristik sendiri (Erdinaya dan Ardianto, 2004: 113).

Karakteristik majalah dapat dilihat sebagai berikut: 1. Penyajian lebih dalam

Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, dwi mingguan bahkan bulanan. Kondisi ini menyebabkan pekerja media dalam hal ini majalah mempunyai waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka punya waktu yang leluasa untuk melakukan analisis sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih mendalam. Analisis beritanya dapat dipercaya dan didasarkan pada buku referensi yang relevan dengan peristiwa. Kuncinya adalah berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena dibubuhi latar belakang peristiwa atau unsur why dipergunakan secara lengkap. Begitu pula peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa (unsur how) dikemukakan secara kronologis.

2. Nilai aktualitas lebih lama

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Sebagai contoh, kita akan menganggap user surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita baca saat ini. Akan tetapi kita tidak akan pernah menganggap user majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu.

3. Gambar/foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto yang


(44)

lengkap dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki daya tarik tersendiri, apabila foto tersebut sifatnya eksklusif. Daya tarik foto sangat besar bagi pembacanya, karena itu promosi majalah edisi terbaru seringkali menonjolkan foto.

4. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Disamping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik pula. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi serta keajegan majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya. Cover majalah Gatra memiliki cirri khas sisi sekeliling cover berwarna merah, manampilkan foto atau lukisan orang yang menjadi fokus pemberitaan. Dalam hal ini cover mencerminkan isi dari rubrik “Laporan Utama” majalah Gatra dan dapat dipastikan bahwa laporan utama itu diangkat dari peristiwa (berita) yang paling hangat dan menarik. Dengan demikian secara sekilas pembaca akan mengetahui berita utama majalah Gatra. Cover majalah Trubus dapat berupa buah-buahan yang segar, mulus dan menarik yang memenuhi hampir seluruh permukaan cover. Tidak jarang juga cover dari majalah Trubus ini mengangkat tema yang sedang menjadi perhatian dalam dunia pertanian. Pada intinya dapat dikemukakan bahwa cover merupakan salah satu daya tarik suatu majalah yang menunjukkan ciri suatu majalah, sehingga secara sepintas pembaca dapat


(45)

II.3. Teori AIDDA

Konsep komunkasi yang dinamakan AIDDA, singkatan dari attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat), decision (keputusan) dan action (kegiatan). AIDDA itu sering juga disebut A-A Procedure, yang maksudnya agar terjadi action pada komunikan, terlebih dahulu harus dibangkitkan attention Effendi, 2007: 51 – 52).

Lebih lengkap teori ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 6. Attention (Perhatian)

Perhatian yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya.

7. Interest (Minat)

Minat atau interest, pada fase ini komunikator berusaha untuk membangkitkan minat para pembaca untuk memesan dan pendekatan yang dilakukan dalam menarik minat calon pembeli adalah dengan menawarkan barang atau jasa tersebut dengan semanarik mungkin.

8. Desire (Hasrat)

Hasrat atau desire adalah fase dimana keinginan dan minat sudah timbul maka akan ada kemungkinan yang timbul dari calon pembaca untuk bertanya atau mencari tahu tentang produk yang ditawarkan, dan ini adalah kesempatan bagi pihak komunikator untuk mengajukan kalimat yang sugestif agar calon pembeli terkesan.


(46)

Keputusan atau decision adalah fase dimana calon pembeli sudah merasa yakin akan keputusannya, apakah ia akhirnya akan bertindak menolak atau menerima produk yang ditawarkan.

10. Action (Tindakan)

Tindakan atau action adalah fase dimana calon pembeli secara nyata menerima dalam artian jadi memesan produk yang ditawarkan atau menolak dalam artian tidak jadi membeli produk yang ditawarkan.

Proses tahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, Majalah Trubus harus mampu menarik perhatian khalayak pembacanya khususnya khalayak atau komunikan yang benar-benar membutuhkan informasi mengenai dunia pertanian.

Seorang komunikator dikatakan akan dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku dari komunikannya apabila komunikatornya merasa adanya persamaan antara komunikator dengannya. Komunikator harus dapat menyampaikan diri dengan komunikannya agar dapat menimbulkan simpati komunikan terhadapnya.

Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention) akan merupakan langkah awal suksesnya sebuah komunkasi. Apabila perhatian komunikan lebih terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan lanjutan dari perhatian.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Fakultas Pertanian merupakan fakultas keempat yang didirikan oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanal 16 November 1956.

Beberapa tokoh pendiri yang patut dicatat dengan tinta emas dalam sejarah Fakultas Pertanian yang telah bekerja sebagai panitia persiapan/pelaksanaan mendirikan Fakultas Pertanian USU antara lain Prof. Dr. A. Sofyan, J. M. D. Hutabarat, A. L. Tobing, Tan Su Teng, Ir. Tan Hong Tong, Prof. Ny. A. A.

Manopo dan Ir. J. Pratasik.(

Pada awalnya gedung Fakultas Pertanian USU berada di Jalan Seram 4 dan Jalan Jogja 30 (Kantor Gubernur Sumatera Utara sekarang). Sejak tahun 1967 sampai dengan 1974 menggunakan gedung bekas sekolah SMA Andalas di Jalan Cik Ditiro 8. Akhirnya sejak tahun 1974 hingga sekarang telah menempati Kampus USU Jalan Prof. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan.

Saat ini, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara membawahi tujuh departemen/program studi di antaranya Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Ilmu Tanah, Agrobisnis (Sosial Ekonomi Pertanian/SEP), Ilmu Teknologi Pangan, Peternakan, Teknik Pertanian, Budidaya Pertanian.

Sebagai bagian dari Universitas Sumatera Utara maka visi dan misi Fakultas Pertanian mengacu pada visi Universitas yaitu "The University for industry" maka Visi Fakultas Pertanian adalah: Menjadi Lembaga Pendidikan


(48)

Tinggi Pertanian Unggulan dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Sumberdaya Manusia dengan Kompetensi Utama Perkebunan.

Sedangkan misi dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ini adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan/atau profesional dengan kemampuan menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, khususnya perkebunan.

b) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan pengembangan penerapannya untuk menghasilkan produk/jasa pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat bermutu tinggi yang dibutuhkan dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat.

c) Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat.

Selain itu, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ini bertujuan untuk:

a) Melakukan partisipasi aktif dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Pertanian khususnya perkebunan.

b) Memperluas partisipasi dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan memoderasikan cara penyampaian pembelajaran.

c) Meningkatkan kemampuan pendanaan melalui usaha Fakultas untuk mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.


(49)

e) Memperkuat Departemen untuk mengelola disiplin silang dan antar Program Studi.

f) Menciptakan tata pamong Fakultas yang baik dan profesional.

g) Menciptakan pendekatan baru yang fokus pada "Pembelajaran sesuai kebutuhan".

h) Menciptakan suatu lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif untuk menciptakan kerja kreatif.

i) Menjadi perantara kecenderungan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian, khususnya perkebunan baik skala nasional maupun internasional. (http://www.usu.ac.id)

III.1.2. Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Departemen Agrobisnis semula bernama Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian berada di bawah naungan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Departemen Agrobisnis didirikan seiring dengan pendirian Fakultas Pertanian USU oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 16 November 1956. (http://sep.usu.ac.id).

Tokoh pendiri Departemen Sosial Ekonomi Pertanian yang patut dicatat dengan tinta emas yang telah bekerja merintis pendiriannya adalah Prof. D.H. Penny. Beliau adalah dosen tamu (visiting professor) dari ADC. Pada tahun 1965, terdapat beberapa orang yang mendampingi beliau sebagai asisten (sekaligus bimbingan), yaitu S.B. Simanjuntak (tamat tahun 1964), Meneth Ginting (tamat tahun 1966), Mangantar Britany Sirait, M.S. Hutabarat, Abdul Rahman Rangkuti,


(50)

Sofyan Nasution dan Harry Situmorang. Pada tahun 1965, saat itu karena situasi politik dalam negeri tidak mengijinkan maka Bapak D.H. Penny kembali ke Australia (sementara tinggal di Malaysia) dan bersamaan dengan itu M.S. Hutabarat dan Harry Situmorang pindah bekerja ke Perkebunan. Sedangkan bapak Sofyan Nasution berangkat ke Jakarta.

Dengan demikian pada tahun 1965 staf pengajar di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian USU yang tinggal hanya Bapak S.B. Simanjuntak. Dekan yang waktu itu dijabat oleh Ir. Tan Hong Tong mengatakan Departemen SEP jangan sampai tutup. Karena departemen inilah yang pertama sekali (dengan BDP) dideklarasikan di Fakultas Pertanian pada awal pendiriannya. Saat itu Bapak S.B.Simanjuntak dengan bantuan Bapak Ir.Tan Hong Tong meminta bantuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hasilnya waktu itu, Prof. Hadibroto menyatakan kesediaannya menjadi Ketua Departemen sementara, dengan syarat Bapak S.B. Simanjuntak sebagai Sekretaris Departemen. Pada masa tersebut terdapat 4 (empat) staf luar biasa yang direkrut yaitu Amudi Pasaribu, B.L. Sitorus, Anwar Abu Bakar dan F. Siahaan.

Dalam kurun waktu 1965 hingga 1971 dimana fungsionaris Departemen masih dipegang oleh Bapak Hadibroto dan S.B.Simanjuntak direkrut 3 (tiga) orang asisten yaitu Bapak Humala Luhut Taruli Gultom, Horas Tampubolon dan Sopan Tarigan. Selanjutnya, Bapak Humala Luhut Taruli Gultom dan Bapak Horas Tampubolon diangkat menjadi staf pengajar tetap.

Tiga puluh delapan tahun kemudian tepatnya tahun 1996 seiring dengan perkembangannya, melalui SK Dirjen Dikti Nomor 208/DIKTI/Kep/1996 tanggal


(51)

Sosial Ekonomi Pertanian dipisahkan menjadi 2 (dua) program studi. Program Studi yang dikembangkan yaitu Program Studi SEP/Agrobisnis dan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP).

Sama seperti departemen yang lainnya, Departemen Agrobisnis atau Departemen Sosial Ekonomi Pertanian USU ini juga memiliki visi, misi dan tujuan seperti yang dijabarkan di bawah ini. (http://sep.usu.ac.id)

Adapun visi dari departemen ini adalah menjadi departemen unggulan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan membina dan menggerakkan agrobisnis.

Misi Departemen Agrobisnis adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar, penelitian, pengabdian untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dan masyarakat.

b) Menyiapkan mahasiswa menjadi manusia intelektual yang berkepribadian, bertanggung jawab, dan profesional serta memiliki kemampuan menerapkan, mengembangkan, memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi.

c) Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan mutu pendidikan Agrobisnis serta penyuluhan dan komunikasi pertanian.

d) Mengembangkan konsep dan manajemen Agrobisnis serta penyuluhan yang progresif yang berorientasi pada kualitas, etos kerja dan profesionalisme dan mampu bekerjasama dengan berbagai lembaga pertanian.

Tujuan dari Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah:


(52)

a) Membentuk alumnus yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan solusi terhadap berbagai permasalahan pembangunan pertanian.

b) Membentuk alumnus yang memiliki kemampuan mengelola berbagai unit kelembagaan pembangunan pertanian yang mendukung pengembangan masyarakat Agrobisnis.

c) Membentuk alumnus yang mempunyai kemampuan dalam menentukan arah pengembangan pembangunan pertanian dan perdesaan.

d) Membentuk alumnus yang mempunyai kemampuan dalam pengembangan SDM kelembagaan pertanian.

e) Memperluas partisipasi dalam pembelajaran, untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pembangunan pertanian.

f) Mengembangkan pusat informasi sosial ekonomi pertanian.

g) Menciptakan tata pamong yang baik dan demokratis di dalam Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

h) Mengembangkan pendekatan baru pembangunan pertanian khususnya Agrobisnis dan Penyuluhan pertanian yang berbasis kompetensi.

i) Menjadi agen informasi perkembangan pembangunan pertanian khususnya Agrobisnis dan Penyuluhan tingkat regional maupun nasional.


(53)

III.1.4. Profil Majalah Trubus

Majalah Trubus merupakan majalah pertanian yang terkemuka sekaligus menjadi barometer kemajuan pertanian di Indonesia. Tidak jarang Majalah Trubus menjadi trend maker di bidang pertanian. Majalah Trubus merupakan majalah bulanan (terbit sebulan sekali) dan disebarkan ke seluruh tanah air termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam (http://niagaswadaya.co.id)

Majalah Trubus didirikan pada tahun 1969 oleh Yayasan Bina Swadaya. Yayasan Bina Swadaya ini sendiri didirikan oleh Bambang Ismawan bersama I Sayogo dan Ir. Suradiman pada 24 Mei 1967 dengan nama Yayasan Sosial Tani Membangun. Yayasan ini awalnya bertujuan menjawab kebutuhan petani di pedesaan akan pendidikan, informasi dan akses terhadap barang dan jasa (http://www.binaswadaya.org)

Dengan latar belakang ketiadaan media informasi khusus di bidang pertanian pada saat itu, Yayasan Bina Swadaya mendirikan Majalah Trubus sebagai upaya untuk memberikan segala informasi mengenai dunia pertanian dan hasilnya saat ini telah menjadi pusat informasi pertanian. Selain sebagai sebuah majalah pertanian, Majalah Trubus juga menawarkan berbagai jasa lainnya seperti perpustakaan pertanian, pelatihan teknis pertanian dan produk album foto CD maupun VCD pertanian.

Dalam setiap penerbitannya, Majalah Trubus memiliki rubrik-rubrik sebagai berikut:


(54)

1. Topik

Berisikan laporan utama Majalah Trubus yang hadir setiap bulan dengan mempertimbangkan kepentingan pembaca seperti aktualisme, peluang bisnis komoditi tertentu dan azas manfaat. Topik ditulis secara mendalam, lengkap, lugas dan dengan berbagai sudut pandang sehingga amat menarik. Sebuah topik yang ditulis mencapai 18 – 20 halaman dijabarkan melalui berbagai angle penulisan agar lebih detail.

2. Buah

Rubrik ini berisikan informasi terbaru tentang peluang bisnis, jenis, cara budidaya dan hal lain tentang buah lokal dan impor. Selain itu rubrik ini juga berisi informasi seputar hama, penyakit, panen, pemasaran, profil pekebun sukses.

3. Eksplorasi

Rubrik eksplorasi muncul pada edisi Februari 2007 dan bertahan sampai sekarang. Rubrik ini mewadahi keanekaragaman hayati Indonesia yang nomor dua di dunia sekaligus sebagai tanggung jawab moral terhadap konservasi. Umumnya isi rubrik eksplorasi merupakan hasil liputan di alam seperti lautan, pantai, dasar samudra, gua, hutan sampai pegunungan.

4. Fokus

Rubrik ini berisikan informasi mengenai satu pembahasan khusus yang dibahas secara lebih mendalam. Misalnya membahas mengenai tanaman sayuran, maka rubrik ini menyajikan secara terperinci mengenai sayuran sampai kepada peluang usaha serta menampilkan tokoh yang sukses dalam


(55)

5. Ikan Hias

Rubrik ini berisikan informasi mengenai ikan hias. Informasi yang disajikan tidak hanya terbatas kepada jenis ikan hias tetapi juga berisikan hal-hal mengenai prospek yang bisa dikembangkan, cara membesarkan dan membiakkan serta cara menembus pasar. Karena sesungguhnya di balik keindahannya, ikan hias juga mendatangkan laba yang tidak sedikit bagi pengusaha.

6. Ikan Konsumsi

Rubrik ini berisikan informasi mengenai jenis ikan yang berpeluang untuk dikembangkan menjadi bisnis, teknologi budidaya, pembiakan, benih bermutu, cara mengemas sampai kepada pemasarannya.

7. Laporan Khusus

Rubrik ini hadir sejak tahun 2002. Rubrik ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi seputar pertanian bagi pembaca. Rubrik ini ditulis lengkap dengan beragam sudut pandang hingga total 10 halaman, aktual dan lengkap.

8. Obat Tradisional

Rubrik ini berisikan informasi mengenai pengalaman empris seseorang yang sembuh dari penyakit tertentu dengan ramuan herbal yang menjadi inspirasi bagi penderita lain. Tulisan disajikan secara menarik dengan menitikberatkan pada sisi daya tarik kemanusiaan, tanpa melupakan khasiat tanaman obat, senyawa aktif yang terkandung dan cara kerja senyawa tersebut. Rubrik ini juga dilengkapi dengan pendapat dokter dan herbalis.


(56)

9. Pojok Luar

Pada rubrik ini menyajikan informasi mengenai pemanfaatan produk-produk alam yang terkadang mulai dilupakan padahal mampu memberikan dampak yang sangat berguna jika dimanfaatkan dengan benar.

10.Perkebunan

Rubrik ini berisikan informasi yang membahas secara tuntas mengenai komoditas perkebunan skala besar dan kecil. Prospek pasar, teknik budidaya dan proses pascapanen dibahas secara lengkap.

11.Rubrik Tetap

Rubrik ini merupakan rubrik tetap yang selalu hadir setiap Majalah Trubus terbit. Rubrik tetap ini terdiri atas Agrineka, Dari Redaksi, Klinik Herbal, Klinik Satwa, Koleksi Eksklusif, Mimbar Pembaca, Pakar Menjawab, Organik, Riset, Seputar Agrobisnis, Tip Satwa, Tip Tanaman Hias dan Info Sehat.

12.Seri Walet

Rubrik ini berisikan informasi mengenai seputar dunia burung walet. Segala informasi mengenai burung walet tersaji secara jelas dan terperinci per topik pembahasannya.

13.Sayuran

Rubrik ini berisikan inormasi terbaru mengenai peluang bisnis, varietas, teknologi budidaya, penanganan hama dan penyakit, serta pascapanen disajikan dengan menarik, lengkap, lugas dan cermat.


(57)

Pimpinan Umum Pimpinan Redaksi

Wakil Pimpinan Umum

Redaktur Pelaksana

Sekretaris Redaksi Redaksi

Artistik

Konsultan Dokumentasi Penerbitan

Pemasaran

Iklan Distribusi 14.Satwa

Rubrik ini secara khusus menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan satwa. Di sini, disajikan secara lengkap mulai dari perawatan sampai kepada tokoh yang sukses dalam menekuni dunia peternakan.

15.Tanaman Hias

Rubrik ini menyajikan trend tanaman hias di Indonesia dan sentra-sentra di Asia seperti Thailand dan Taiwan (http://www.trubus-online.co.id). Jenis terbaru, cara budidaya, peluang bisnis dan profil pekebun sukses diungkap secara lengkap dan lugas..

III.1.4. Struktur Organisasi Majalah Trubus

Struktur organisasi Majalah Trubus dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan:

: Garis Koordinasi : Garis Perintah


(58)

III.2.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang berada di Jl. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus Universitas Sumatera Utara Medan.

III.3.Populasi dan Sampel III.3.1.Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, gejala-gejala, nilai-nilai, atau berbagai peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998: 141).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Program S1 Departemen Agrobisnis angkatan 2010. Berdasarkan data yang diperoleh Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, jumlah mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 sebanyak 139 mahasiswa.

Tabel 2. Data Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian USU Angkatan 2010

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Perempuan 59

2. Laki-laki 80

Total 139


(59)

N

Nd2 + 1 =

139 139 (0,1)2 + 1 =

139 2,4 = n 57,9 n 58

= 59 139 = III.3.2.Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi sebagai sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998: 144). Karena tidak memungkinkan untuk meneliti populasi secara keseluruhan maka dilakukan penarikan sampel.

Teknik penarikan sampel yang representatif dilakukan dengan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% yaitu sebagai berikut:

Keterangan: n : Sampel N : Populasi d2 : Presisi

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang didapatkan adalah:

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 58 orang mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

Dengan klasifikasi sampel: n

n n

=

Sampel

Perempuan x 58 24,6

25 Sampel


(60)

Tabel 3. Data Sampel Penelitian

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Perempuan 25

2. Laki-laki 33

Total 58

III.4. Teknik Penarikan Sampel

Untuk menentukan sampel digunakan teknik Purposive Sampling. Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampelnya adalah Mahasiswa Program S1 Departemen Agrobisnis angkatan 2010 Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan merupakan khalayak pembaca atau yang pernah membaca Majalah Trubus.

III.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu dengan mengumpulkan data yang relevan dari buku dan sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yatu penelitian yang mengumpulkan data di lapangan yang meliputi kegiatan:


(61)

a) Kuesioner

Adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis, untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.

b) Wawancara

Adalah pengumpulan data dimana mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden hal-hal yang ingin diketahui peneliti yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

III.6. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan melalui hasil penelitian selanjutnya dianalisis dalam tiga bentuk penyajian,yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom-kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995: 23).

2. Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang merupakan analisis yang paling sederhana dan memiliki daya yang menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan-hubungan antar variabel. Dalam tabel silang, peneliti menggunakan distribusi presentasi pada sel-sel tabel sebagai dasar


(62)

) 1 ( 6 2 2 −

N N d

menyimpulkan hubungan antara variabel-variabel penelitian (Singarimbun, 1995: 267).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan hubungan dua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (spearman’Rho Rank Order Correlations).

Dalam rumus Spearman data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil.

Rho = 1 -

Keterangan :

Rs (rho) : koefisien korelasi rank-order Angka 1 : bilangan konstan

6 : bilangan konstan

d : perbedaan antara pasangan jenjang ∑ : sigma atau jumlah

N : jumlah individu dalam sampel

Spearman Rho koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika Rs (rho) < 0, maka hipotesis ditolak. Jika Rs (rho) > 0, maka hipotesis diterima.

Selanjutnya untuknya melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala guilford (Rakhmat, 2002 : 29), yaitu sebagai berikut:


(63)

2

1 1 r n

− −

0,41-0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71- 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat

>0,90 = hubungan sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.

Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, jika n > 10, digunakan rumus ttest pada tingkat signifikansi 0,05 (Kriyantono, 2008: 177) sebagai berikut:

t = Keterangan:

T : nilai thitung

r : nilai koefisien korelasi n : jumlah sampel

Jika thitung > ttabel, maka hubungannya signifikan.


(64)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan uraian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan majalah trubus dan peningkatan pengetahuan mahasiswa departemen pertaniann jurusan agrobisnis. Berdasarkan teknik penarikan sampel pada bab 3 yang menggunakan rumus telah diperoleh responden sebanyak 58 orang. Peneliti menyebarkan kuesioner lebih kurang 2 minggu, dimulai tanggal 5 april sampai dengan 13 april 2010.

IV.1. Tahap awal

Tahap awal dalam penelitian ini dimulai dari penjajakan tempat penelitian yakni di fakultas pertanian yang berlokasi Jl. Prof. A. Sofyan No.3 kampus USU Medan. Tujuannya adalah untuk menemui pihak departemen agrobisnis untuk memperoleh ijin melakukan penelitian di fakultas tersebut.

IV.2 Pengumpulan Informasi dan data

Pengumpulan informasi dan data dimulai pada 5 april 2010. Peneliti turun kelapangan dengan membawa kuesioner yang telah dipersiapkan.

IV.3 Tahap Pengolahan data

Sebuah penelitian yang objektif dan benar ditentukan oleh proses pengolahan data. Pengolahan data yang menjamin penelitian dan kebenaran harus mengikuti tahapan sebagai berikut :


(1)

KUESIONER

MAJALAH TRUBUS DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Majalah Trubus Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara)

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah setiap pertanyan dahulu dan pahamilah dengan seksama 2. Jawablah setiap pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan 3. Buat tanda silang (X) untuk jawaban yang anda anggap paling benar 4. Kotak dengan kode bernomor yang terletak di sisi kanan pertanyaan

mohon jangan diisi.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, selamat mengisi


(2)

1) Jenis Kelamin: 1. Perempuan 2. Laki-laki

2) Usia: ……….

3) Uang Saku/ Pendapatan per bulan: 1. < Rp 500.000

2. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 3. > Rp 1.000.000

4) Bagaimanakah cara anda memperoleh Majalah Trubus? 1. Meminjam

2. Berlangganan 3. Beli majalah bekas

5) Seberapa sering anda membaca Majalah Trubus? 1. Kadang-kadang

2. Sering 3. Setiap Terbit


(3)

6) Menurut penilaian anda bagaimanakah isi pesan yang terkandung dalam Majalah Trubus?

1. Sulit Dipahami 2. Mudah Dipahami

3. Sangat Mudah Dipahami

7) Bagaimanakah penggunaan bahasa dalam Majalah Trubus dalam menyampaikan pesan kepada pembacanya?

1. Sulit Dipahami 2. Mudah Dipahami

3. Sangat Mudah Dipahami

8) Dalam menyampaikan pesannya, bagaimanakan isi pesan yang disajikan dalam Majalah Trubus?

1. Tidak Aktual 2. Aktual

3. Sangat Aktual

9) Selain berisikan berita berupa tulisan, Majalah Trubus juga menyajikan gambar-gambar untuk memperkuat isi berita yang disajikan. Menurut anda bagaimanakah gambar-gambar yang disajikan oleh Majalah Trubus?

1. Tidak Menarik 2. Menarik


(4)

10) Bagaimanakah dengan tata letak antara gambar dan tulisan dalam Majalah Trubus?

1. Tidak Teratur 2. Teratur

3. Sangat Teratur

11) Majalah Trubus merupakan majalah bulanan yang terbit sebulan sekali. Menurut anda, bagaimana frekuensi terbit dari Majalah Trubus ini?

1. Tidak Sesuai 2. Sesuai

3. Sangat Sesuai

12) Dalam membaca Majalah Trubus, bagaimanakah perhatian anda terhadap pesan-pesan atau informasi yang tersaji dalam Majalah Trubus?

1. Tidak Memperhatikan 2. Memperhatikan

3. Sangat Memperhatikan

13) Majalah Trubus menyajikan informasi seputar pertanian dan agribisnis, apakah anda tertarik dengan informasi yang disajikan dalam Majalah Trubus?

1. Tidak Tertarik 2. Tertarik


(5)

14) Di dalam Majalah Trubus banyak informasi mengenai teknik dan perawatan tanaman, apakah anda punya keinginan untuk menerapkannya?

1. Tidak Punya Keinginan 2. Punya Keinginan 3. Sangat Menginginkan

15) Menurut anda, bagaimanakan keberadaan Majalah Trubus ini bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal ini pertanian dan agribisnis?

1. Tidak Mendukung 2. Mendukung

3. Sangat Mendukung

16) Apakah dalam menyajikan informasi mengenai pertanian dan agribisnis, informasi dalam Majalah Trubus dapat dipercaya kebenaran dan keakuratannya?

1. Tidak Dapat Dipercaya 2. Dapat Dipercaya 3. Sangat Dipercaya

17) Dengan membaca Majalah Trubus dapat menambah pengetahuan anda seputar pertanian dan agribisnis? (tidak; bertambah; sangat bertambah)

1. Tidak Bertambah 2. Bertambah


(6)

18) Setiap majalah selalu berusaha menyajikan informasi secara lengkap dan mendalam serta mudah dipahami oleh pembacanya. Apakah informasi yang disajikan oleh Majalah Trubus mudah untuk dipahami?

1. Tidak 2. Mudah

3. Sangat Mudah

19) Bagaimana perasaan anda saat membaca Majalah Trubus? 1. Tidak Senang

2. Senang

3. Sangat Senang

20) Apakah anda merasa puas dengan informasi yang tersaji di Majalah Trubus? 1. Tidak Puas

2. Puas


Dokumen yang terkait

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Stambuk 2014 Dengan Stambuk 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai Basic Life Support

7 67 65

Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

12 111 94

Majalah Wanita dan Pengetahuan Fashion (Studi korelasional tentang peran majalah wanita Cosmogirl dan peningkatan pengatahuan Fashion di kalangan mahasiswi ekonomi Universitas Sumatera Utara)

3 84 81

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Timbulnya Penyakit.

2 57 63

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara Mengenai Vaksin HPV.

3 47 75

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Tentang Infeksi Malaria

0 48 53

“Satu Jam Lebih Dekat” di TvOne dan Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Talkshow “Satu Jam Lebih Dekat” di TvOne dan Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa FISIP USU terhadap Public Figure di Indonesia.

1 80 96

Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)

2 74 125

Tayangan Rossy Di Global TV Dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Rossy di Global TV terhadap Peningkatan Pengatahuan Mahasiswa FISIP USU tentang Tokoh-Tokoh di Indonesia)

0 48 132

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap Dampak Merokok pada Jaringan Lunak Mulut.

1 75 61