Majalah Wanita dan Pengetahuan Fashion (Studi korelasional tentang peran majalah wanita Cosmogirl dan peningkatan pengatahuan Fashion di kalangan mahasiswi ekonomi Universitas Sumatera Utara)

(1)

“MAJALAH WANITA DAN PENGETAHUAN FASHION”

(Studi Korelasional Tentang Peran Majalah Wanita Cosmogirl dan Peningkatan Pengetahuan Fashion di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan Oleh : YULIA AZRILA PUTRI

050904063 ILMU KOMUNIKASI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Majalah Wanita dan Pengetahuan Fashion (Studi korelasional tentang peran majalah wanita Cosmogirl dan peningkatan pengatahuan Fashion di kalangan mahasiswi ekonomi Universitas Sumatera Utara). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap peningkatan pengetahuan tentang fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi USU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap peningkatan pengetahuan tentang fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswi di fakultas ekonomi S1 reguler 2007-2009 USU, yang berjumlah 662 orang per Juli 2010. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 87 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified Random Sampling, dan Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,783 untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukka n bahwa terdapat hubungan yang tinggi/kuat antara majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Persetujuan

Lembar Pengesahan

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel dan Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 6

I.3. Pembatasan Masalah ... 6

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian ... 7

I.4.2. Manfaat Penelitian ... 7

I.5. Kerangka Teori ... 7

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 8

I.5.2. Teknologi Komunikasi ……... 10

I.5.3. Internet dan Situs Facebook ... 11

I.5.4. Komunikasi Antarpribadi ... 13

I.5.5. Teori Self-Disclosure ………. 14

I.6. Kerangka Konsep ... 16

I.7. Model Teoritis ... 16

I.8. Variabel Operasional... 16

I.9. Definisi Operasional Variabel ... 18

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 20

II.1.1. Pengertian Komunikasi ………. 20

II.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ……… 21

II.1.3. Komunikasi Massa ……… 24

II.1.4. Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Massa . 24 II.2. Teknologi Komunikasi ... 27

II.3. Internet ……….. ... 30

II.3.1. Sekilas mengenai internet …….. ... 30

II.3.2. Dampak yang dihasilkan oleh internet ... 32

II.3.3. Internet sebagai media komunikasi ……… 34

II.4. Situs Facebook ... 35

II.5. Komunikasi Antarpribadi ... 38

II.5.1. Pengertian komunikasi antarpribadi ………. 38

II.5.2. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi ……… 40

II.5.3. Komponen komunikasi antarpribadi dan proses komunikasi antarpribadi ……… 40

II.6. Teori Self-Disclosure ………. 41


(4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

III.1.1. Sejarah berdirinya PT. Garuda Indonesia Medan... 49

III.1.2. Tinjauan Singkat PT. Garuda Indonesia Medan ... 50

III.1.3. Sistem Penjualan …………... 51

III.1.4. Struktur Organisasi Garuda Indoensia Medan ... 52

III.2. Metode Penelitian ... 54

III.3. Lokasi Penelitian ... 54

III.4. Populasi dan Sampel ... 55

III.5. Teknik Pengumpulan Data ... 56

III.6. Teknik Analisa Data ... 56

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 57

IV.1.1. Tahap Awal ... 57

IV.1.2. Pengumpulan Data ... 57

IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 58

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ... 59

IV.3.1. Karakteristik Responden ... 59

IV.3.2. Situs Facebook ………... 64

IV.3.3. Tingkat Keterbukaan diri ……….. 75

IV.4. Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ...85

V.2. Saran ...86 DAFTAR PUSTAKA


(5)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Majalah Wanita dan Pengetahuan Fashion (Studi korelasional tentang peran majalah wanita Cosmogirl dan peningkatan pengatahuan Fashion di kalangan mahasiswi ekonomi Universitas Sumatera Utara). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap peningkatan pengetahuan tentang fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi USU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap peningkatan pengetahuan tentang fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswi di fakultas ekonomi S1 reguler 2007-2009 USU, yang berjumlah 662 orang per Juli 2010. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 87 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratified Random Sampling, dan Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPPS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,783 untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukka n bahwa terdapat hubungan yang tinggi/kuat antara majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi.

Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mencermati perkembangan majalah perempuan, tersirat idealisme perempuan untuk mengembangkan diri sebagai individu yang mandiri, berwawasan luas, dan tidak didominasi kekuasaan laki-laki. Majalah-majalah ini juga mengkonsepsikan citra perempuan ideal. Tak terbelenggu rutinitas rumah tangga, tetapi juga responsif atas perkembangan masyarakat.

Namun disayangkan, tuntutan pembebasan perempuan ini bersimpang jalan dengan apa yang disebut "tuntutan pasar". Mereka mencetak perempuan bebas dan mandiri, tetapi sekaligus menjadikannya sebagai makhluk yang lemah. Alih-alih makhluk berakal, berprestasi, perempuan lebih banyak ditampilkan sex appeal-nya. Berbeda dengan majalah-majalah di awal zaman pergerakan perempuan, yang melulu berjuang bagi kesetaraan hak-hak perempuan dan laki-laki. Mereka ingin menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, tidak mau tergantung dan diperintah laki-laki.

Terbitnya majalah perempuan menyimpan kegamangan. Mereka sibuk merumuskan citra perempuan ideal, yang sesuai kriteria perempuan kelas menengah. Femina, misalnya semula ingin tampil bersahabat dan mampu menangkap aspirasi kaum perempuan. Mereka juga menawarkan sajian yang praktis, bersih, dan tidak rumit.

Munculnya majalah-majalah perempuan sebagai "agen gaya hidup". Mereka terus mencetak tren-tren baru, sesuai mobilitas dan gaya hidup perempuan kota. Para pelaku media ini terus mereka-reka, apa yang dipikir orang mengenai gaya hidup


(7)

"kelas menengah". Sebut saja Swara Kartini Indonesia, Dewi, Mode, Mahkota, Rias, Nova, Wanita Indonesia dan Aura.

Media yang digunakan untuk mengkomunikasikan suatu ide dapat berupa apa saja. Mulai dari radio, televisi, spanduk, pameran, surat kabar, dan majalah. Saat ini saya akan lebih memfokuskan pada majalah, karena sangat relevan dengan isi film ini. Terlebih, majalah fashion memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik. Hal ini mendukung penentuan tren yang berlaku untuk saat ini.

Saat ini majalah fashion yang secara dominan berisikan iklan-iklan. Mulai dari iklan parfum, pakaian dalam, kacamata, busana, pelumas mesin hingga rokok, menampilkan model perempuan sebagai ikon produknya. Hal ini mempromosikan standar bentuk tubuh yang diterima atau sesuai dengan konstruksi pemikiran ketika itu. Tubuh kurus atau bahkan sangat kurus seakan dijadikan simbol kehebatan sekaligus kecantikan seseorang. Menjadikan seseorang mengejar sesuatu yang semu atas nama kebahagiaan, kebanggaan, dan keberhasilan. Terutama bagi perempuan. Pencitraan seperti inilah yang menjadikan perempuan atau siapapun juga dapat kehilangan kesadaran dan merasa terbatas dalam memilih. Terlebih mereka yang tidak mengikuti arus sulit untuk masuk ke dalam komunitas mainstream yang saat ini sangat dominan dalam masyarakat. Sehingga, mau tidak mau mereka akan mencoba berkompromi untuk dapat diterima dalam komunitas tersebut.

Lebih lanjut, majalah fashion memiliki segmen bagi kalangan perempuan yang digolongkan mapan dan mandiri. Majalah fashion menjadi faktor terbesar dalam proses menentukan pembelian suatu pakaiaan. Hal inilah yang mendukung feminism, terutama ketika seseorang terjebak pada arus yang diciptakan kapitalis untuk menambah keuntungan bagi mereka. Serta memunculkan konsumerisme akut yang


(8)

secara tidak sadar semakin memperkuat konstruksi sosial mengenai sex roles dalam masyarakat.

Selain itu majalah fashion juga semakin mendukung eksplotasi bagi perempuan. Terlihat, saat ini majalah perempuan dan remaja juga semakin ketularan perilaku majalah fashion yang sangat mengumbar adegan perempuan yang menantang pria untuk berlaku agresif. Setelah diekspos secara ekplisit seksual dalam suatu iklan mengindikasikan stereotipe peran berdasarkan gender yang menerima, pemerkosaan dan perilaku agresif terhadap perempuan. Hal ini semakin menjadikan perempuan hanya sebagai objek untuk dinikmati sebagaimana sex roles-nya. Serta untuk mendukung keberlanjutan industri yang saling diuntungkan.

Sesungguhnya busana merupakan suatu seni yang menunjukan perjalanan sejarah peradaban manusia. Manusia perlahan membutuhkan pakaiaan untuk melindungi dirinya dari kebuasan alam. Sehingga secara perlahan manusia mulai memikirkan untuk menyediakannya bagi seluruh komunitas. Demi kelanjutan hidup sukunya. Dimana setiap daerah memiliki bentuk pakaian yang berbeda, disesuaikan dengan keadaan alamnya masing-masing.

Seiring dengan perubahan zaman, busana tidak hanya diperuntukan demi kebutuhan hidup semata. Manusia mulai memberi detail dalam pembuatan pakaian demi kepuasan dalam hal estetika. Keinginan ini hadir tepat ketika konstruksi sosial mengenai sex roles mulai dipraktekan. Menjadikan perempuan lebih mendominasi hal-hal seperti ini, terutama untuk masuk pada ranah publik yang sangat didominasi oleh ketentuan yang sifatnya tetap.

Bahkan perempuan seakan dipaksa untuk menjadi cantik sesuai dengan keinginan pria. Serta digunakan sebagai media pemasaran oleh kapitalis. Semisal di Cina yang selama ratusan tahun beranggapan, perempuan dengan kaki yang kecil


(9)

adalah cantik. Namun, hal itu sesungguhnya hanya menguntungkan produsen pembuat sepatu. Serta di Jepang cantik identik dengan perempuan yang berwajah putih (penuh bedak) dengan bibir mungil merah terang. Yang menguntungkan pembuat gincu dan bedak. Terlebih untuk mendukung berlangsungnya pelayanan para gadis bagi penguasa.

Majalah merupakan surat kabar yang terbit secara periodik, mingguan, bulanan, bahkan tahunan dan beredar keseluruh masyarakat. Isi dari majalah ini beraneka ragam ada berupa macam – macam artikel tentang masalah – masalah yang aktual, puisi, biografi, feature, esai, dan ilustrasi. Dibandingkan surat kabar, majalah mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menjelaskan dan menganalisa suatu kejadian atau kemajuan pada masa kini. Hal ini disebabkan karena pada halaman surat kabar dan sifat penerbitannya secara berkala, baik bulanan, dwi mingguan, atau mingguan membuat pengelola majalah lebih leluasa karena memiliki waktu yang cukup dan dengan hal tersebut membuat majalah lebih menarik dan lengkap.

Media yang sering digunakan oleh mahasiswi adalah media massa yaitu berupa media cetak. Melalui media cetak mahasiswi banyak memperoleh informasi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir. Dari sekian banyak media cetak, majalah wanita adalah salah satu sumber informasi yang banyak mengulas tentang kehidupan wanita, sehingga menjadi sangat dekat dengan kehidupan mereka.

Majalah wanita merupakan majalah yang memuat tentang tips, trik atau paduan berfashion, kecantikan, konflik – konflik rumah tangga, pekerjaan, kesehatan, selebriti, resep makanan, pendidikan, cerita pendek dan cinta. Isinya tentang gaya hidup wanita yang berfikiran maju yang bisa menerima kemajuan dalam beberapa hal diatas. Gaya hidup yang dimaksud adalah tingkah laku dan kebiasaan sehari – hari seorang wanita aktif yang timbul karena membaca beritanya. Dalam majalah wanita


(10)

tema yang disampaikan mengikuti masa yang lagi hangat diperbincangkan atau ditiru oleh masyarakat. Dalam hal ini, dapat kita lihat dengan munculnya majalah – majalah khusus wanita seperti Cosmogirl.

Majalah wanita cenderung menyajikan berita tentang fashion. Fashion merupakan mode atau cara berpakaian seseorang yang selalu mengikuti trend dan perkembangan zaman. Fashion adalah suatu gambaran seseorang dari luar. Jika seseorang menggunakan fashion dengan gayanya dan terlihat bagus maka orang itu sudah memahami gaya fashion yang ada. Fashion yang ada dalam majalah wanita dipakai para model – model cantik ataupun artis – artis terkenal. Fashion yang digunakan oleh model ataupun artis nantinya akan menjadi trendsetter (orang yang menciptakan mode yang kemudian dicontoh oleh orang lain). Mode – mode terbaru lengkap disajikan dengan keterangan merk, harga, dan tempat penjualan. Ada unsur kebudayaan asing dan modern di dalamnya. Globalisasi kebudayaan terjadi melalui majalah ini. Budaya barat dimasukkan melalui cara penyampaian pesan dan contoh gambar. Sikap para pembaca terhadap kebudayaan ini bervariasi. Hal ini tergantung dari penilaian masing – masing pembacanya.

Dalam hal lokasi penelitian, peneliti mengambil lokasi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di kota medan. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti karena melihat fenomena fashion yang ada di kalangan mahasiswi,khususnya mahasiswi Ekonomi yg masih dianggap kiblat dalam dunia fashion. Para mahasiswi cenderung mengikuti fashion yang ada di majalah wanita. Selain itu, adanya unsur kedekatan antara peneliti dengan responden sehingga dapat memudahkan penelitian dan data yang di dapatkan lebih valid.


(11)

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti majalah wanita Cosmogirl dan pengetahuan tentang fashion di kalangan Mahasiswi Ekonomi USU di Kota medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

“ Bagaimanakah peran majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan tentang fashion di kalangan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Kota Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian dapat memberikan analisa yang akurat dan objektif, maka perlu diadakan lingkup batasan masalah yang akan teliti. Dalam hal ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan fashion yang dimaksud adalah meliputi pengetahuan tentang gaya hidup, cara berbusana, dan mode pakaian.

2. Majalah wanita yang dimaksud adalah majalah Cosmogirl.

3. Penelitian ini dilakukan terhadap Mahasiswi Ekonomi USU Angkatan 2007 – 2009

4. Penelitian akan diadakan pada bulan April – Mei 2010

1.4 Tujuan Penelitian

1. untuk mengetahui materi isi majalah fashion Cosmogirl


(12)

3. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan di bidang fashion di kalangan mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Akademis, menambah khasanah penelitian mengenai pola konsumsi

khalayak terhadap media, khususnya yang menggunakan pendekatan SOR 2. Secara Praktis, menambah wawasan penulis dalam penelitian khususnya pada

penelitian komunikasi.

3. Secara Teoritis, membuktikan secara ilmiah korelasi positif antara pengguna media massa dengan pemenuhan kebutuhan informasi fashion.

1.6 Kerangka Teori

Dalam memecahkan suatu masalah penelitian, perlu adanya teori-teori yang akan dijadikan fokus untuk menyoroti permasalahan. Teori-teori yang digunakan menjadi pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. (Nawawi,1991:41).

Kerangka teori membantu si peneliti dalam penentuan tujuan dan arah penelitiannya dan dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesa-hipotesanya. (Koentjaraningrat, 1986:21)

Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah Uses and Gratification dan teori yang dianggap relevan adalah komunikasi dan komunikasi massa, pola konsumsi, majalah dan majalah wanita serta fashion.


(13)

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R (Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur model ini adalah : a. Pesan (Stimulus,S)

b. Komunikan (Organism,O) c. Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Prof.Dr.mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahab serta Pengukurannya”, mengutip pendapat hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.

Respon atau perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitid, afektif atau behavioral. (Effendy, 2003:254-255)

Adapun keterkaitan model S-O-R dalam penelitian ini adalah :

1. Stimulus yang dimaksud adalah pesan yang disampaikan dalam rubrik fashion di majalah Cosmogirl.

2. Organism yang dimaksud adalah mahasiswi Ekonomi USU, Medan.

3. Respon yang dimaksud adalah opini khalayak pembaca di kalangan mahasiswi. 1.6.2 Komunikasi Massa


(14)

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communiaction) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.

Sebagian atau sejumlah besar alat-alat mekanik itu dikenal sebagai alat-alat komunikasi massa atau lebih populer dengan media massa, yang meliputi semua alat-alat saluran, ketika narasumber (komunikator) mampu mencapai jumlah penerima (komunikan, audience) yang luas serta serentak dengan kecepatan yang relatif tinggi.

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komuniaksi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komuniaksi yang mass mediated. Berlo (1960) mengemukakan bahwa massa diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran” (Wiryanto, 2000:2)

Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film tau televisi (Wiryanto, 2003:3)

Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar (McQuail, 1989:31). Selain itu, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 1993:189).


(15)

Media massa yang memiliki fungsi sebagai sumber informasi, kontrol sosial, pendidikan, dan hiburan, saat ini denagn mudah dapat dikonsumsi oleh setiap individu.

Pada awal masa penerbitannya, majalah hanyalah berupa ktalog dari buku-buku yang saat itu dijual. Seiring dengan perkembangan zaman, majalah mulai terbit teratur dan tidak hanya sekedar katalog belaka, tetapi sudah dilengkapi dengan esei, artikel dan ulasan yang sifatnya umum serta ditujukan kepada semua golongan.

Adapun yang dimaksud dengan majalah adalah (sebuah) penerbitan berkala bukan harian yang terbit secara teratur dan sifat isinya tak menampilkan pemberitaan atau sari berita, melainkan berupa artikel, atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam (Junaedhie, 1995:xiii)

Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia Kontemporer, pengertian majalah adalah salah satu media informasi, tulisan yang berbentu buku dan berisi berbagai macam liputan, seperti jurnalistik, artikel, sastra dan sebagainya, terbit secara berkala seperti minggua n, tengah bulanan, bulanan dan sebagainya (Salim, 2002:909).

Dari kedua pengertian tersebut dapt diambil sebuah kesimpulan tentang majalah yaitu majalah dapat dikatakan sebagai perpaduan antara surat kabar dan buku. Seperti buku, majalah juga mempunyai ruang atau halaman yang leluasa untuk menyajikan suatu peristiwa secara lengkap. Seperti surat kabar, majalah diterbitkan secara teratur dengan interval waktu dan dapat memelihara sirkulasinya.

Majalah Wanita

Majalah merupakan refleksi dari masyarakat atau keadaan zamannya, maka dari sana pula, pembaca diharapkan akan mendapat gambaran utuh mengenai segala sesuatu. Maraknya penerbitan majalah wanita, misalnya, memberikan gambaran menyeluruh betapa pesatnya kemajuan yang dicapai kaum wanita saat ini.


(16)

Majalah wanita, majalah yang mempunyai tugas khusus menciptakan dunia yang khas untuk wanita (Ibrahim dan suranto, 1988:117). Selain itu, pengertian lain dari majalah wanita adalah majalah yang khusus menyajikan masalah kewanitaan atau dunia wanita seperti mode, resep makanan, keluarga dan sebagainya dilengkapi dengan foto-foto (Salim, 2002:910).

` Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa majalah wanita adalah majalah yang memang khusus membahas tentang kehidupan dunia wanita.

Tentang profil dan daya tarik majalah-majalah wanita saat ini, Toeti H. Noerhadi, menyebutkan :

1. Halaman muka menampilkan wanita muda, menarik, terawat.

2. Wanita yang ditampilkan ialah wanita yang patuh pada tugas kewanitaan tapi juga terbuka terhadap kehidupan masyarakat luas berpartisipasi, sedikitnya mengikuti perkembangannya.

3. Majalah wanita hadir pada saat yang tepat sewaktu dunia usaha membuka pintu lebar ke luar industri konsumsi.

4. Sasaran yang hendak dicapai majalah wanita adlah masyarakat luas kalangan menengah sambil menawarkan daya dan selera yang tadinya dianggap hanya terbatas menjadi prerogatif kalangan tinggi (Junaedhie, 1995:75).

1.6.4 Pengetahuan Fashion

Fashion merupakan mode atau cara berpakaian seseorang yang selalu mengikuti trend dan perkembangan zaman. Fashion adalah suatu gambaran seseorang dari luar. Jika seseorang menggunakan fashion dengan gayanya dan terlihat bagus maka orang itu sudah memahami gaya fashion yang ada. Fashion yang ada dalam


(17)

majalah wanita dipakai para model – model cantik ataupun artis – artis terkenal. Fashion yang digunakan oleh model ataupun artis nantinya akan menjadi trendsetter (orang yang menciptakan mode yang kemudian dicontoh oleh orang lain). Mode – mode terbaru lengkap disajikan dengan keterangan merk, harga, dan tempat penjualan. Ada unsur kebudayaan asing dan modern di dalamnya. Globalisasi kebudayaan terjadi melalui majalah ini. Budaya barat dimasukkan melalui cara penyampaian pesan dan contoh gambar. Sikap para pembaca terhadap kebudayaan ini bervariasi. Hal ini tergantung dari penilaian masing – masing pembacanya.

Selain itu fashion juga semakin mendukung eksplotasi bagi perempuan. Terlihat, saat ini perempuan dan remaja juga semakin ketularan perilaku majalah fashion yang sangat mengumbar adegan perempuan yang menantang pria untuk berlaku agresif. Setelah diekspos secara ekplisit seksual dalam suatu iklan mengindikasikan stereotipe peran berdasarkan gender yang menerima, pemerkosaan dan perilaku agresif terhadap perempuan. Hal ini semakin menjadikan perempuan hanya sebagai objek untuk dinikmati sebagaimana sex roles-nya. Serta untuk mendukung keberlanjutan industri yang saling diuntungkan.

Sementara itu, pengetahuan fashion yang dimaksud disini meliputi gaya hidup, cara berbusana dan mode pakaian. Sedangkan pengetahuan diartikan sebagai pengenalan akan suatu fakta yang disusun atas dasar-dasar perilaku manusia.

1.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun daolam merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1995:40)


(18)

Sedangkan konsep merupakan sebuah gambaran secara tepat tentang fenomena yang hendak diteliti berupa istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33)

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan diatas, ada beberapa konsep yang harus dioperasionalisasikan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mengandung gejala/ faktor/ unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel yang lain (Nawawi, 2001:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran majalah wanita Cosmogirl.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 1997:12).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan fashion dikalangan mahasiswi Ekonomi USU.

3. Variabel Antara (Z)

Sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variable bebas (Nawawi, 2001:58). Variable antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

1.8 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:


(19)

1.9 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian perlu dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X) Peran majalah wanita

o Pemberian informasi

o Menarik dan mengarahkan

perhatian

o Membujuk pendapat dan

anggapan

o Mempengaruhi pilihan sikap Variabel Terikat (Y)

Pengetahuan fashion

o Mode pakaian yang sedang tren o Cara berbusana

o Selera konsumen

Variabel Antara (z) o Uang saku

o Status social

o Frekuensi membaca

1.10 Definisi Operasional

Definisi opersional dari penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas yaitu Peran majalah wanita meliputi :

a) Pemberian informasi meliputi pemberian pengetahuan dan pemahaman b) Menarik dan mengarahkan perhatian

c) Membujuk pendapat dan anggapan yaitu mengajak untuk turut serta mengeluarkan pendapat tentang suatu fashion


(20)

2. Variabel terikat yaitu pengetahuan fashion adalah pengetahuan tentang tata fashion yang ada, meliputi :

a) Mode pakaian yang sedang tren, yaitu mode pakaian yang sedang banyak beredar di masyarakat

b) Cara Berbusana, yaitu cara seseorang memakai suatu busana dan mencocokkannya dengan segala kondisi

c) Selera konsumen, yaitu suatu keinginan pembeli untuk dapat memenuhi kebutuhannya atas fashion yang digunakannya.

3. Variabel antara yaitu terdiri dari variabel individual terdiri dari variabel individual dan variabel lingkungan adalah hal-hal yang melatarbelakangi individu untuk menggunakan majalah wanita ditinjau dari individu tersebut serta lingkungannya. Adapun hal-hal yang menjadi latar belakang individu, meliputi :

a) Uang saku

b) Status sosial, yaitu jenjang yang terdapat di dalam lingkungan masyarakat c) Frekuensi membaca

1.11 Hipotesis

Hipotesis adalah pemecahan masalah yang bersifat sementara, mungkin benar dan mungkin salah. Untuk menguji hipotesis diperlukan data/fakta diperoleh dari hasil pengumpulan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebuah hipotesis harus diuji kebenaran atau ketidakbenarannya.

Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji benar atau tidaknya adalah sebagai berikut :


(21)

Ha : Terdapat hubungan antara peran majalah wanita terhadap pengetahuan fashion mahasiswi ekonomi USU.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara peran majalah wanita terhadap pengetahuan fashion mahasiswi ekonomi USU.


(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 TEORI S-O-R

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model S-O-R (Stimulus, Organism, Respon). Teori SOR sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek materialnya adalah manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut model ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif;misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.

Jadi unsur model ini adalah : d. Pesan (Stimulus,S)

e. Komunikan (Organism,O) f. Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika stimulus yang menerpa melebihi semula. Prof.Dr.mar’at dalam bukunya “Sikap


(23)

Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan.

Respon atau perubahan sikap bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak, komunikasi yang terjadi dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan sikap dapat terjadi berupa perubahan kognitid, afektif atau behavioral.

Adapun keterkaitan model S-O-R dalam penelitian ini adalah :

1.Stimulus yang dimaksud adalah pesan yang disampaikan dalam rubrik fashion di majalah Cosmogirl.

4. Organisme yang dimaksud adalah mahasiswi Ekonomi USU, Medan.

5. Respon yang dimaksud adalah opini khalayak pembaca di kalangan mahasiswi. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus


(24)

semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat

2.2 KOMUNIKASI MASSA

2.2.1Sejarah dan Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipat-gandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad ditemukan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya dikenal sebagai zaman prapublisistik (Wiryanto, 2000:1).

Publisistik (publizistic) di Jerman, sebenarnya berkembang dari ilmu Pers atau ilmu Persuratkabaran yang dikenal dengan nama zaitungswisswnschaft.Asalnya dapat ditelusuri sampai abad ke-19 ketika surat kabar sebagai obyek studi ilmiah mulai menarik perhatian para pakar di masa itu. Surat kabar sebagai salah satu hasil dari pertumbuhan teknologi dan industri ternyata membawa berbagai implikasi sosial yang sangat menarik bagi kajian ilmu kemasyarakatan dan kemanusiaan. Adalah mengesankan karena kesadaran dan perhatian seperti itu, baru lahir dan berkembang setelah dua ratus tujuh tiga tahun kemudian dari terbitnya Relation (1609) sebagai surat kabar tercetak pertama di dunia (Arifin, 2003:4).


(25)

Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik yang menyertai lahirnya publisistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan (press printed) yang menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah, brosur dan materi cetakan lain. Gejala ini makin meluas pada dasawarsa pertama abad ke-20, ketika film dan radio digunakan secara luas. Kemudian disusul televisi pada dekade berikutnya. Kini kita telah memasuki era telekomunikasi dengan digunakannya sistem satelit ruang angkasa dan jaringan komputer (Wiryanto, 2000:2).

Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri, 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3).

Agar tidak ada kerancuan dan perbedaan persepsi tentang massa, ada baiknya kita membedakan arti massa dalam arti umum. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca. Beberapa istilah ini berkaitan dengan media massa (Nurudin, 2004:3).

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people) (Ardianto, 2004:3).

Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gebner (1967) yaitu: “Mass communication is the technologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of message in industrial societis ".( Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus dan pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri ). (Rakhmat dalam Karlinah, dkk:1999)

Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa menjadi :

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau


(26)

elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, dalam Karlinah, dkk:1999)

2.2.2Karakteristik Komunikasi Massa

Defenisi-defenisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu defenisi dengan defenisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui defenisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004:7-13) :

a. Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik.

b. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai jenis lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak


(27)

terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikian komunikasa massa itu bersifat satu arah.

g. Stimulus Alat indera Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indera yang ‘terbatas’. Dalam komunikasi massa, stimulus alat indera bergantung pada jenis media massa. Dalam media majalah, kita menggunakan indera penglihatan.

h. Umpan Balik Tertunda

Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik dalam komunikasi massa tidak dapat secara langsung (direct feedback) karena komunikator tidak dapat melihat langsung reaksi atau tanggapan dari komunikan.

2.2.3Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell yakni, (1) Fungsi Pengawasan (2) Fungsi Koerelasi (3) Fungsi Pewarisan Sosial. Sama seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1988) menambah fungsi hiburan dalam fungsi komunikasi massa (Nurudin, 2003:62-63)

Sedangkan fungsi komunikasi massa Dominick, dalam bukunya The Dinamics of Mass Communications adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004:16-18) :


(28)

a. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama :

 Fungsi pengawasan peringatan yaitu jenis pengawasan yang dilakukan oleh media untuk menyampaikan informasi berupa ancaman yang perlu diketahui oleh khalayak.

 Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

b. Interpretation(Penafsiran)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberi penafsiran kepada kejadian-kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut.

c. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk Linkage (Pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisah secara geografis diperhatikan atau dihubungkan oleh media.

d. Transmission of Value (Penyebaran Nilai-Nilai)

Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

e. Entertainment (Hiburan)

Sulit dibantah lagi, bahwa kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Majalah banyak memuat hiburan, bahkan ada beberapa majalah yang hanya menampilkan berita seperti Time dan News Week, Tempo, Gatra dan Garda.

2.2.4Komponen Komunikasi Massa

Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu


(29)

arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu adalah sebagai berikut : (Ardianto, 2004:36-42)

a. Komunikator

Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksi secara missal dan didistribusikan kepada massa.

b. Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

c. Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous).

d. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak.

e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya.Oleh karena itu, pesan tersebut akan difilter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya.

f. Gatekeeper(Penjaga Gawang)

Dalam proses perjalanan sebuah pesan dari sumber media massa kepada penerimanya, gatekeeper ikut terlibat didalamnya. Gatekeeper dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada penerima.


(30)

2.3 Media Massa Majalah

Majalah adalah sebuah penerbitan berkala (buku harian) yang terbit secara teratur dan sifat isinya tidak menampilkan pemberitaan atau sari berita, melainkan berupa artikel, atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam. Junaedhi menggolongkan majalah berdasarkan pangsa pembacanya yaitu jenis kelamin : pria dan wanita, usia : anak-anak, remaja dan dewasa, hobi dan minat :interior, psikologi, otomotif, arsitektur dan lain sebagainya. Ia juga menambahkan penggolongannya berdasarkan sifat atau misinya yaitu : majalah berita, majalah hiburan, majalah berbahasa daerah dan majalah agama (Junaedhi, 1995:xiv)

Majalah didefenisikan sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya, yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid dalam bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Adapula yang membatasi pengertian majalah sebagai media cetak yang terbit secara berkala, tapi bukan terbit setiap hari. Media cetak itu harus bersampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang secara

khusus.

Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu

disebut jurnal.

2.3.1Sejarah Majalah

Edisi perdana majalah yang diluncurkan di Amerika pada pertengahan 1930-an memperoleh kesukses1930-an besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar tersendiri dan membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika. Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika (Karlinah, dkk:1999). Majalah di Inggris (London) adalah Review yang diterbitkan oleh Daniel Depoe pada tahun 1704. bentuknya adalah antara majalah dan surat kabar, hanya halaman kecil, serta terbit tiga kali satu minggu.


(31)

Tahun 1790, Richard Steele membuat majalah The Tatler, kemudian bersama-sama dengan Joseph Addison ia menerbitkan The Spectator. Majalah tersebut berisikan masalah politik, berita-berita internasional, tulisan yang mengandung unsur-unsur moral, berita-berita hiburan dan gosip. Sedangkan di Amerika pada pertengahan abad 20 tidak ada majalah yang sesukses Reader’s Digest yang diterbitkan oleh suami istri Dewitt Wallace dan Lila, pada tahun 1922 ketika mereka masih berusia 20 tahun. Pada tahun 1973 Reader’s Digest dapat mencapai pelanggan sebanyak 18 juta untuk pembaca di Amerika saja, dan pembaca lainnya di dunia.

Majalah lainnya yang sukses adalah Playboy yang diterbitkan Hugh Hefner tahun 1953. Playboy adalah majalah khusus untuk pria yang pada tahun 1970-an sirkulasinya mencapai enam juta eksemplar. Kemudian keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai pada masa menjelang awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Djojohadisoeparto dengan prakata dari Ki Hadjar Dewantoro selaku Menteri Pendidikan pertama RI. Di Ternate, pada bulan Oktober 1945, Arnold Monoutu dan Dr.HassanMissouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan RRI.

Majalah untuk kaum wanita dengan nama Wanita terbit di Solo dibawah pimpinan Sutia Surjohadi. Sedangkan majalah Soera Parkis dan Bulan Sabit diterbitkan oleh gerakan Pemuda Islam Indonesia cabang Solo (Karlinah, dkk:1999) 2.3.2Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayak. Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri yaitu sebagai berikut :

1. Penyajian lebih lama

Frekwensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi mingguan, bahkan bulanan (sekali sebulan).


(32)

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu.

3. Gambar/Foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya pun lebih baik. Foto-foto yang ditampilkan majalah memiliki daya tarik tersendiri, apalagi foto tersebut sifatnya eksklusif.

4. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Disamping cover atau sampul, majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik pula. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsitensi atau keajengan majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya (Ardianto, 2004:113-114)

2.3.3Klasifikasi Majalah

Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama yakni:

1. General consumer magazine (Majalah konsumen umum)

Konsumen majalah ini siapa saja, dapat membeli majalah tersebut di sudut-sudut outlet, mall, supermall atau took buku local. Majalah konsumen umum ini menyajikan informasi tentang produk dan jasa yang diiklankan pada halaman-halaman tertentu.

2. Business publication (Majalah bisnis)

Majalah bisnis ini melayani secara khusus informasi bisnis, industri atau profesi. Media ini tidak dijual di mall atau supermall, pembacanya terbatas pada kaum profesional atau pelaku bisnis.

2. Literacy reviews and academic (Kritik sastra dan majalah ilmiah)

Terdapat ribuan nama majalah kritik sastra dan majalah ilmiah, yang pada umumnya memiliki sirkulasi di bawah 10 ribu, dan banyak diterbitkan oleh organisasi-organisasi nonprofit, universitas, yayasan


(33)

atau organisasi profesional. Majalah ini menerbitkan empat edisi atau kurang dari itu setiap tahunnya, dan kebanyakan tidak menerima iklan. 3. Newsletter (Majalah khusus terbitan berkala)

Media ini dipublikasikan dengan bentuk khusus, 4-8 halaman dengan perwajahan khusus pula. Media ini didistribusikan secara gratis atau dijual secara berlangganan. Belakangan penerbitan newsletter telah menjadi lahan bisnis basar.

4. Public relations magazine (Majalah humas)

Majalah PR ini diterbitkan oleh perusahaan, dan dirancang untuk sirkulasi pada karyawan perusahaan, agen, pelanggan atau pemegang saham. Jenis publikasi penerbitan ini berbeda sedikit dengan periklanan, kendati menjadi bagian dari peomosi organisasi atau perusahaan yang mensponsori penerbitan (Ardianto, 2004:107-108).

2.3.4 Fungsi Majalah

Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda dengan yang lainnya. Majalah berita berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan luar negeri, dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur, fungsi informasi dan mendidik mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian fungsi utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi berikutnya mungkin informasi (Ardianto, 2004:112)

Majalah Wanita

Majalah merupakan refleksi dari masyarakat atau keadaan zamannya, maka dari sana pula, pembaca diharapkan akan mendapat gambaran utuh mengenai segala sesuatu. Maraknya penerbitan majalah wanita, misalnya, memberikan gambaran menyeluruh betapa pesatnya kemajuan yang dicapai kaum wanita saat ini.

Majalah wanita, majalah yang mempunyai tugas khusus menciptakan dunia yang khas untuk wanita (Ibrahim dan suranto, 1988:117). Selain itu, pengertian lain


(34)

dari majalah wanita adalah majalah yang khusus menyajikan masalah kewanitaan atau dunia wanita seperti mode, resep makanan, keluarga dan sebagainya dilengkapi dengan foto-foto (Salim, 2002:910).

` Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa majalah wanita adalah majalah yang memang khusus membahas tentang kehidupan dunia wanita.

Tentang profil dan daya tarik majalah-majalah wanita saat ini, Toeti H. Noerhadi, menyebutkan :

5. Halaman muka menampilkan wanita muda, menarik, terawat.

6. Wanita yang ditampilkan ialah wanita yang patuh pada tugas kewanitaan tapi juga terbuka terhadap kehidupan masyarakat luas berpartisipasi, sedikitnya mengikuti perkembangannya.

7. Majalah wanita hadir pada saat yang tepat sewaktu dunia usaha membuka pintu lebar ke luar industri konsumsi.

8. Sasaran yang hendak dicapai majalah wanita adlah masyarakat luas kalangan menengah sambil menawarkan daya dan selera yang tadinya dianggap hanya terbatas menjadi prerogatif kalangan tinggi (Junaedhie, 1995:75).

2.4 Pengetahuan Fashion

Fashion merupakan mode atau cara berpakaian seseorang yang selalu mengikuti trend dan perkembangan zaman. Fashion adalah suatu gambaran seseorang dari luar. Jika seseorang menggunakan fashion dengan gayanya dan terlihat bagus maka orang itu sudah memahami gaya fashion yang ada. Fashion yang ada dalam majalah wanita dipakai para model – model cantik ataupun artis – artis terkenal. Fashion yang digunakan oleh model ataupun artis nantinya akan menjadi trendsetter (orang yang menciptakan mode yang kemudian dicontoh oleh orang lain). Mode – mode terbaru lengkap disajikan dengan keterangan merk, harga, dan tempat


(35)

penjualan. Ada unsur kebudayaan asing dan modern di dalamnya. Globalisasi kebudayaan terjadi melalui majalah ini. Budaya barat dimasukkan melalui cara penyampaian pesan dan contoh gambar. Sikap para pembaca terhadap kebudayaan ini bervariasi. Hal ini tergantung dari penilaian masing – masing pembacanya.

Selain itu fashion juga semakin mendukung eksplotasi bagi perempuan. Terlihat, saat ini perempuan dan remaja juga semakin ketularan perilaku majalah fashion yang sangat mengumbar adegan perempuan yang menantang pria untuk berlaku agresif. Setelah diekspos secara ekplisit seksual dalam suatu iklan mengindikasikan stereotipe peran berdasarkan gender yang menerima, pemerkosaan dan perilaku agresif terhadap perempuan. Hal ini semakin menjadikan perempuan hanya sebagai objek untuk dinikmati sebagaimana sex roles-nya. Serta untuk mendukung keberlanjutan industri yang saling diuntungkan.

Sementara itu, pengetahuan fashion yang dimaksud disini meliputi gaya hidup, cara berbusana dan mode pakaian. Sedangkan pengetahuan diartikan sebagai pengenalan akan suatu fakta yang disusun atas dasar-dasar perilaku manusia.


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk mencari hubungan antara Pola Konsumsi Majalah Wanita terhadap Pengetahuan fashion mahasiswi Fakultas Ekonomi USU angkatan tahun 2007-2009.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi di Jl. Dr.Sofyan No.1 Medan.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL 3.3.1 Populasi

Polulasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:141).

Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi objek penelitian sesuai karateristik yang telah ditentukan sebagai responden yang dibutuhkan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2007-2009 yang masih aktif kuliah di Fakultas Ekonomi USU. Ada terdapat lima departemen dalam Fakultas Ekonomi USU, tiga diantaranya adalah S1, reguler maupun ekstensi dan dua


(37)

diantaranya adalah D3, peneliti hanya meneliti mahasiswa S1 reguler dan ekstensi. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi yang masih aktif adalah 662 mahasiswa.

Tabel 2

Jumlah mahasiswa S1 setiap departemen di Fakultas Ekonomi

No Departemen Populasi

1 Akuntansi 388

2 Manajemen 207

3 Ekonomi pembangunan 67

Total 662

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 2001:144). Syarat sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh sifat-sifat populasi yang akan diteliti.

Sampel yang representatif merupakan sampel yang mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keseluruhan populasi (Kriyanto, 2007:150).

Jika jumlah populasi hanya berkisar 100 ke bawah maka sebaiknya jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi (total sampling), sehingga penelitiannya


(38)

merupakan penelitian populasi, namun jika subjek besar, maka diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% dari jumlah keseluruhan populasi (Arikunto,1998:120). Maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Kriyantono, 2006:160) yakni sebagai berikut :

n = N N (d2) + 1 Keterangan:

N = Jumlah populasi n = Sampel

d2 = Presisi Jadi,

n = 662 662 (0,12) + 1 = 86,87 = 87

Dari hasil penghitungan maka sampel penelitian berjumlah 97 orang.

3.4 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 3.4.1 Purposive Sampling

Teknik ini berdasarkan teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006:154). Sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.


(39)

a. Sampel adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi angkatan 2007-2009 yang masih aktif kuliah

b. Sampel adalah mahasiswa yang pernah atau sering membaca majalah Cosmogirl

c. Sampel adalah mahasiswa yang berlangganan majalah Cosmogirl

3.4.2 Proporsional Stratified Random Sampling

Pada prosedur pengambilan sampel sub kelompok dengan pendekatan proposional, banyaknya subjek dalam setiap sub kelompok harus diketahui perbandingannya terlebih dahulu. Kemudian ditentukan proporsi besarnya sampel dari keseluruhan populasi, proporsi ini lalu diterapkan dalam pengambilan sampel bagi setiap sub kelompoknya, maka responden dari sub kelompok yang berhak dijadikan sampel dicari dengan menggunakan teknik proporsional random sampling dengan rumus :

N = n1 x n N Keterangan :

N = Jumlah sampel tiap lingkungan n1 = Jumlah populasi tiap lingkungan N = Populasi

Tabel 3

Jumlah Sampel Tiap Departemen


(40)

1 Akuntansi 741

2 Manajemen 684

3 Ekonomi Pembangunan 398

4 Akuntansi (Eks) 415

5 Manajemen (Eks) 495

6 Ekonomi Pembangunan (Eks) 90

Total 2823s

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dihitung sampel yang terpilih pada setiap departemen adalah :

3.4.3 Accidental Sampling

Pengambilan sampel dalam teknik ini siapa saja diperbolehkan yang kebetulan ada ditemui, namun sampel tersebut tetap harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam purposive sampling. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari tempat pengambilan data yaitu Fakultas Ekonomi USU, kemudian


(41)

mengambil sampel yang ditemui sesuai dengan kebutuhan peneliti, sehingga mencapai jumlah yang telah ditentukan. Apabila jumlah tersebut telah terpenuhi maka pengambilan sampel dihentikan.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan melalui dua teknik sebagai berikut :  Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini peneliti kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

 Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuesioner dan wawancara.Kuesioner adalah instrumen pengumpul data dan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis tentang sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini dalam bentuk angket.

TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisa tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke dalam sejumlah frekwensi dan presentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekwensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:166). 2. Analisa tabel Silang


(42)

Merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan lainnya sehingga diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif.(Singarimbun, 1995:137).

3. Uji hipotesis

Untuk menguji hipotesa penelitian, penulis menggunakan statistik dari Pearson Product-Moment Corelation, yaitu untuk menguji hasil hubungan diantara variabel x yaitu : Pola Konsumsi majalah wanita berupa alasan membaca majalah wanita, pemilihan rubrik dan frekwensi membaca majalah wanita dengan variabel y, yaitu Pengetahuan Fashion.

Rumus untuk mencari koefisien korelasinya adalah sebagai berikut :

rxy = nΣXY – (ΣX) (ΣY)

√n{ΣX2 – (ΣX)2}{n ΣY2 – (ΣY2)}

rxy = koefisien korelasi n = jumlah sampel x = variabel bebas y = variabel terikat

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 = hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 = hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,70 – 0,90 = hubungan yang tinggi dan kuat


(43)

(44)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut sebagai berikut :

IV.1.1. Langkah-langkah pengumpulan data

1. Langkah pertama dalam penelitian ini, peneliti melakukan pra penelitian dilokasi penelitian yang bertempat di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti menyusun proposal penelitian. Perbaikan proposal penelitian, kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan untuk kemudian diteruskan dengan pembuatan kuesioner.

2. Langkah kedua, studi kepustakaan. Dalam tahap penelitian ini, peneliti melanjutkan dengan studi kepustakaan di perpustakaan guna mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti yakni: Majalah Wanita dan Pengetahuan Fashion (Studi Korelasional pengaruh majalah wanita Cosmogirl terhadap peningkatan pengetahuan fashion pada mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara).

3. Pelaksanaan pengumpulan data. Melakukan penyebaran kuesioner dalam waktu ±10 hari.


(45)

IV.2 Proses Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 96 responden. Adapun tahapan pengolahan data tersebut adalah :

1. Penomoran Kuesioner

Penomoran kuesioner yaitu memberikan nomor urut kuesioner sebagai pengenal, yakni mulai dari 1-96.

2. Editing

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian dalam kotak kode yang disediakan.

3. Coding

Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (score).

4. Inventarisasi Variabel

Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

5. Menyediakan Kerangka Tabel

Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner, maksimal sesuai dengan kebutuhan analisis kerangka tabel ini dilengkapi dengan nomor tabel, judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi, persen dan jumlah. Fungsi kerangka tabel ini untuk mewadahi sebaran data dalam penelitian.


(46)

Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden dari lembar Fotron Cobol (FC) ke dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel tunggal. Penyebaran data dalam tabel secara rinci melalui kategori, frekuensi, persentase, dan selanjutnya di analisa.

IV.3. Analisa Tabel Tunggal IV.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan untuk lebih mengetahui latar belakang responden. Adapun karakteristik umum yang dianggap relevan dengan penelitian ini meliputi usia responden, penghasilan responden dan pekerjaan responden. Selengkapnya data tersebut dapat dilihat pada tabel yang dimulai dari tabel 4 sampai dengan tabel 6.

Tabel 4

Uang saku responden

No Uang Saku F %

1 < Rp.500.000,- 4 4.6

2 Rp.500.000- Rp.700.000,- 39 44.8 3 Rp.700.000- Rp.1.000.000,- 41 47.1

4 > Rp.1.000.000,- 3 3.4

Total 87 100.0

Sumber : P.01/FC.03

Tabel 4 menunjukkan seberapa besar uang saku responden dalam sebulan. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang memiliki uang saku sebanyak < Rp.500.000,- berjumlah 4 orang (4,6%), yang memiliki uang saku


(47)

sebanyak Rp. 500.000,- – Rp. 700.000,- sebanyak 39 orang (47,8%), lalu sebanyak 41 orang (47%) memiliki uang saku Rp. 700.000,- Rp. 1.000.000,- dan sejumlah 3 orang (3,4%) memiliki.uang saku sebanyak > Rp. 1.000.000. Dengan demikian dapat diketahui bahwa uang saku responden mahasiswi Fakultas Ekonomi USU paling banyak adalah sebesar Rp. 700.000,- – Rp. 1.000.000.-. Dapat dilihat bahwa mahasiswi Ekonomi USU yang mengkonsumsi majalah Cosmogirl berasal dari kalangan keluarga yang berada dari sisi keuangannya. Kepercayaan setiap orang tua responden yang memberikan responden uang saku sejumlah itu, menjadikan responden yang berstatus mahasiswi dapat mengkonsumsi majalah mode seperti Cosmogirl. Dimana kapasitas uang saku mereka dapat dialokasikan untuk membeli atau berlangganan majalah mode yang merupakan wadah tempat mereka mendapatkan kepuasan berfashion.

Tabel 5

Status sosial responden

No Status Sosial F %

1 Bawah 3 3.4

2 Menengah 83 95.4

3 Atas 1 1.1

Total 87 100.0

Sumber : P.02/FC.04

Tabel 5 menunjukkan data status sosial dari responden. Responden yang berstatus sosial bawah sebanyak 3 orang (3,4%), yang bestatus sosial menengah sebanyak 83 orang (95,4%) dan yang terakhir adalah yang berstatus sosial tinggi sebanyak 1 orang (1,1%). Disini dapat dilihat bahwa responden berasal dari latar


(48)

belakang yang berbeda-beda namun yang berasal dari staus sosial menengah sangat mendominasi dari seluruh responden.

Tabel 6

Durasi membaca responden

No Durasi membaca F %

1 1 jam

3 3.4

2 1-2 jam

68 78.2

3 2-4 jam

16 18.4

4 >4 jam

0 0

Total 87 100.0

Sumber : P.03/FC.05

Tabel 6 menunjukkan mengenai durasi membaca responden. Adapun responden yang membaca berdurasi 1 jam berjumlah 3 orang (3,4%), yang membaca 1 – 2 jam berjumlah 68 orang (78,2%), dan sisanya sebanyak 16 orang (18,4%) responden menyatakan dalam membaca majalah cosmogirl berdurasi 2 – 4 jam. Sedangkan tidak ada responden yang menyatakan membaca untuk . >4 jam. Dalam hal ini mayoritas responden membaca majalah cosmogirl selama 1 – 2 jam. Tentunya ini menunjukkan bahwa para mahasisiwi Fakultas Ekonomi yang merupakan responden penelitian ini membaca majalah Cosmogirl rata-rata di atas satu jam. Tentunya karena majalah ini memiliki daya tarik dalam menyajikan pembahasan fashion serta memberikan suguhan yang dianggap menarik dan penting oleh para pembacanya.


(49)

Pada bagian ini, data yang disajikan yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan majalah fasjion Cosmogirl. Selengkapnya data tersebut dapat dilihat pada tabel yang di mulai dari tabel 7 sampai dengan tabel 19.

Tabel 7

Untuk mengetahui perkembangan fashion yang terbaru No mengetahui perkembangan

fashion yang terbaru

F %

1 Sangat setuju

7 8.0

2 Setuju

73 83.9

3 Kurang setuju

7 8.0

4 Tidak setuju

0 0

Total 87 100.0

Sumber : P.04/FC.06

Tabel 7 menunjukkan bahwa seberapa pengaruh majalah cosmogirl dalam mengetahui perkembangan fashion yang terbaru di kalangan mahasiswi Fakultas Ekonomi USU. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa ada yang menyatakan sangat setuju dengan jumlah 7 orang responden (8%), lalu ada yang menyatakan setuju dengan jumlah 73 orang responden (83,9%), diikuti dengan pernyataan yang kurang setuju sebanyak 7 orang responden (8%), dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju (0%). Dari data ini dapat di ambil kesimpulan bahwa para responden yang berstatus mahasiswa Ekonomi USU ini menyatakan setuju bahwa majalah cosmogirl menjadi sumber mereka dalam mengetahui perkembangan fashion yang terbaru dikehidupan mereka, yang mana para responden ini merupakan karakter yang sangat peka terhadap dunia fashion di Indonesia yang menjadikan mereka terbujuk untuk menjadikan majalah ini sebagai wadah mereka mencari informasi mengenai


(50)

perkembangan fashion yang terbaru. Sehingga tanpa pesan majalah ini bersifat persuasif.

Tabel 8

Untuk menambah wawasan tentang fashion. No Menambah wawasan

tentang fashion

F %

1 Sangat setuju

8 9.2

2 Setuju

79 90.8

3 Kurang setuju 0 0

4 Tidak setuju 0 0

Total 87 100.0

Sumber : P.05/FC.07

Tabel 8 menunjukka n bahwa peranan majalah cosmogirl dalam menambah wawasan tentang fashion dikalangan responden yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Dapat dilihat dari tabel di atas sebanyak 8 orang responden (9,2%) menyatakan sangat setuju tentang penambahan wawasan tentang fashion yang terjadi dikalangan mahasiswa ini terhadap majalah cosmogirl dan ada sekitar 79 orang responden (90,8%) yang menyatakan setuju, dan merupakan jawaban terbanyak dari responden. Tidak ada yang menjawaban kurang setuju dan tidak setuju dalam hal ini yakni 0 %. Dapat diambil kesimpulan bahwa majalah cosmogirl dapat menambah wawasan mahasiswi Fakultas Ekonomi tentang fashion. Mahasiswi dapat memperoleh info tentang cara berpakaian, gaya hidup dan lain sebagainya yang mengenai dunia fashion dan wanita yang banyak dari majalah ini yang menjadikan wawasan para responden pun bertambah.


(51)

Tabel 9

Untuk mengetahui isi rubrik yang ada di majalah No Mengetahui isi rubrik di

majalah

F %

1 Sangat setuju

42 48.3

2 Setuju

45 51.7

3 Kurang setuju

0 0

4 Tidak setuju 0 0

Total 87 100.0

Sumber : P.06/FC.08

Tabel 9 menunjukka n bahwa kebutuhan mahasiswa dalam mengetahui rubrik yang ada dalam majalah cosmogirl. Dapat dilihat dari data yang diperoleh seperti yang terdapat dalam tabel di atas para responden penelitian ini menjawab sangat setuju yang berjumlah 42 orang responden (48,3%) dan yang menjawab setuju sebanyak 45 orang responden (51,7%). Sedangkan tidak ada responden yang menjawab kurang setuju ataupun tidak setuju (0%). Dari data yang diambil dapat diketahui bahwa seluruh responden ingin mengetahui isi rubrik yang ada dimajalah ini. Guna memberikan mereka informasi mengenai apa saja yang berkaitan dengan dunia fashion saat ini, mulai dari produk-produk yang sedang tren, perpaduan warna masa kini, layout, harga produk , info profil selebriti favorit, gaya hidup sampai dengan tempat kita dapat memiliki produk tersebut yang mereka anggap adalah kebutuhan mereka. Hal – hal ini yang menjadikan rubrik majalah ini perlu diperoleh dan diketahui oleh para mahasiswi Fakultas Ekonomi.

Tabel 10


(52)

No Mengetahui rubrik yang ditampilkan seperti pakaian

F %

1 Sangat setuju

11 12.6 2 Setuju

72 82.8 3 Kurang setuju

4 4.6

4 Tidak setuju 0 0

Total 87 100.0

Sumber : P.07/FC.09

Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa terdapat 11 orang responden (12,6%) yang menyatakan sangat setuju, 72 orang responden (82,8%) yang menyatakan setuju, dan 4 orang responden (4,6%) yang menyatakan kurang setuju. Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju (0%). Dapat diambil kesimpulan dari tabel diatas bahwa, para responden yakni mahasiswi Fakultas Ekonomi USU ini mayoritas merasa setuju rubrik yang ditampilkan seperti pakaian ini menjadi pengetahuan mereka dalam hal fashion. Seperti kita ketahui bahwa perempuan merupakan manusia yang identik dengan perkembangan dunia fashion apalagi dikalangan mahasiswi yang sedang suka bereksperimen dengan perpaduan fashion yang dikenakan, khususnya pakaian, apalagi dalam kehidupan sehari – hari manusia selalu menggunakan pakaian yang sering dijadikan identitas bagi penggunanya.

Tabel 11

Dari rubrik fashion majalah Cosmogirl No Rubrik fashion majalah

Cosmogirl

F %

1 Sangat setuju


(53)

2 Setuju

78 89.7

3 Kurang setuju

7 8.0

4 Tidak setuju

1 1.1

Total 87 100.0

Sumber : P.08/FC.10

Tabel 11 menjelaskan mengenai pendapat para responden tentang cara berbusana yang di dapat dari rubrik fashion di majalah Cosmogirl. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat 1 responden (1,1%) yang menyatakan sangat setuju, 78 orang responden (89,7%) yang menyatakan setuju, 7 orang responden (8%) yang menyatakan kurang setuju dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju (0%). Dari keterangan tabel di atas dapat kita liat bahwa para responden yang merupakan mahasiswi ini merasa setuju dengan cara berbusana yang terdapat dalam rubrik majalah fashion Cosmogirl. Tren cara berpakaian ataupun cara berbusana yang ditampilkan di majalah Cosmogirl ini dapat diterima dan menjadi sumber inspirasi bagi para mahasiswi. Cara penyajian gambar yang sangat baik, kualitas warna, layout, perpaduan atau kombinasi pakaian yang ditampilkan membuat mahasiswi menjadikan majalah ini adalah majalah yang dipilih oleh responden.

Tabel 12

Rubrik fashion dari majalah lain

No Rubrik fashion dari majalah lain F % 1 Sangat setuju

5 5.7

2 Setuju

36 41.4 3 Kurang setuju

46 52.9 4 Tidak setuju


(1)

sebaliknya semakin rendah intensitas membaca majalah fashion Cosmogirl maka semakin tinggi pula pengetahuan mengenai bidang fashion. Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda */** (flag of significant ) diberikan SPSS. Jika probabilitas > 0,005, maka Ha ditolak, jika probabilitas < 0,005 maka Ha diterima. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara kemampuan konsultan menyampaikan tujuan maksud sosialisasi dan tindakan menerapkan keputusan (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005)

Selanjutnya dapat dilihat pada variabel isi rubrik dari majalah Cosmogirl terhadap pengetahuan mengenai bidang fashion yang menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi secara signifikan.

Berdasarkan analisa di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah 0,783. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima.

Signifikan korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,005 (0,001 < 0,005) dan tanda * (flag of significant) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.

IV.6. Pembahasan

Setelah menganalisis setiap data dari kuesioner, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis yaitu pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang linear dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Spearman rs


(2)

76

Dengan hipotesis yang diajukan, diharapkan dapat menunjukkan hubungan antara majalah fashion Cosmogirl terhadap pengetahuan mengenai bidang fashion pada mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pengujian hipotesis dimulai dengan membuat ranking dari nilai-nilai jawaban responden (para mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara) pada kuesioner, yang telah diberi skor terlebih dahulu untuk setiap pertanyaan. Berdasarkan analisa SPSS, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,783. Berdasarkan

pernyataan rs > 0, maka hipotesis diterima. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,005

maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (hipotesis alternatif), yaitu terdapat hubungan antara peran majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan fashion pada mahasiswi Fakultas Ekonomi USU. Sekaligus juga menolak hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara peran majalah wanita Cosmogirl terhadap pengetahuan fashion pada mahasiswi Fakultas Ekonomi USU.

Dari hasil yang diperoleh dapat dinarasikan nilai 0,783 dikarenakan pesan yang disampaikan melalui rubrik fashion tersebut menarik dan juga sangat mengikuti tren dalam bidang fashion wanita.

Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut, dilakukan dengan membandingkan probabilitas dengan nilai probabilitas 0,005. Maka diperoleh hasil 0,001 < 0,005 yang menunjukkan signifikansi, maka dinyatakan bahwa hubungannya signifikan. Artinya antara majalah fashion Cosmogirl memiliki hubungan signifikan dengan tingkat pengetahuan mengenai dunia fashion pada mahasiswi fakultas ekonomi USU. Tingkat signifikan tergantung dari ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y.


(3)

Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford. Hasil rs = 0,783 pada skala 0,71 – 0,90. Hal ini menunjukkan = Hubungan

yang tinggi; kuat antara rubrik di majalah Cosmogirl terhadap peningkatan pengetahuan mengenai dunia fashion pada mahasiswi fakultas ekonomi USU. Hubungan yang tinggi/kuat merupakan sebuah pengertian dimana dengan rubrik fashion di majalah Cosmogirl akan dapat meningkatkan pengetahuan bidang fashion pada mahasiswi Fakultas Ekonomi yang nantinya akan mengikuti pola fashion yang sedang tren saat ini.

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan Y, yaitu dengan rumus :

Kp = (rs)2 x 100%

Kp = (0,783)2 x 100% Kp = 0,483 x 100% Kp = 61,3%

Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 61,3%.

Hasil uji hipotesis merupakan hasil akhir dari keseluruhan analisa data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan saran pada BAB V.


(4)

78 BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntun dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Isi materi dari majalah wanita Cosmogirl berupa artikel yang lebih terfokus pada dunia fashion seperti tren fashion terbaru, konsultasi seputar gaya hidup khususnya bidang fashion dan juga produk-produk fashion rancangan dunia yang sedang popular di masyarakat luas.

2. Tingkat pengetahuan fashion pada mahasiswi yang menjadi responden dalam penelitian ini cukup baik, karena mereka selalu mengetahui tren busana apa yang sedang hangat dan juga sesuai dengan bentuk tubuh mereka sehingga mereka akan selalu tampak menarik ketika berpenampilan di setiap kesempatan.

3. Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 32 di atas, maka diketahui besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,783. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,783 menunjukkan hubungan yang tinggi/kuat artinya terdapat pengaruh antara majalah wanita Cosmogirl terhadap peningkatan pengetahuan fashion pada mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut:

1. Agar para mahasiswi tidak terlalu habis-habisan mengikuti tren busana yang sedang tren saat ini, karena pada umumnya mereka akan menjadi konsumtif dalam membelanjakan uang saku mereka untuk hal-hal demikan dan terkadang cenderung melakuka n pemborosan berlebihan.

2. Kepada pihak Cosmogirl agar disetiap edisinya tidak terlalu memfokuskan terhadap tren fashion dunia, karena banyak info budaya lokal yang layak dijadikan tren berbusana, sehingga dapat membantu meningkatkan rasa kecintaan para remaja wanita terhadap produk fashion lokal.


(6)

80

Daftar Pustaka

Effendy, Onong Uchyana, 1999. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung

Fisher, Aubrey, 1990. Teori-teori dan Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung G. Tan, Mely, 1191. Perempuan Indonesia Memimpin Masa Depan?, Pustaka

Sinar Harapan, Jakarta

Hoeta-Soehoet, A.M, 2002. Teori Komunikasi 2, Yayasan Kampus Tercinta – IISIP, Jakarta

Ibrahim, Idi Subandy – Suranto, Hanif, 1998. Wanita dan Media, Remaja Rosdakarya, Bandung

Junaedhie, Kurniawan, 1995. Rahasia Dapur Majalah di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Mc Quail, Dennis, 1989. Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta

Nawawi, Hadari, 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Rakhmat, Jalaluddin, 1995. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya , Bandung

, 1993. Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya , Bandung

Salim, Peter dan Yenni, 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press, Jaka

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survai, Jakarta, PT Pustaka LP3ES Indonesi

Shadily, Hasan, dkk, Jilid 4, Ensiklopedi Indonesia, PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta

Wiryanto, 2000. Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta


Dokumen yang terkait

Majalah Trubus Dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Majalah Trubus Terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Departemen Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara)

6 84 103

Fashion Dan Wanita (Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Fashion Majalah Cosmopolitan Indonesia Terhadap Imitasi Trend Fashion Oleh Wanita Di Komplek Perumahan Pondok Surya Di Kota Medan)

2 30 150

Rubrik Fashion Di Majalah Gogirl Dan Opini Mahasiswi (Studi Deskriptif Tentang Rubrik Fashion Di Majalah Gogirl Terhadap Opini Khalayak Pembaca Di Kalangan Mahasiswi FISIP USU)

1 42 162

MAJALAH COSMOGIRL DAN PERSEPSI KHALAYAK

0 9 64

REMAJAPEREMPUAN IDEAL DALAM RUBRIK FASHION DI MAJALAH Remaja Perempuan Ideal dalam Rubrik Fashion di Majalah (Studi Persepsi Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai Remaja Perempuan Ideal di Rubrik Fashion Majalah Remaja.

0 1 17

PENDAHULUAN Remaja Perempuan Ideal dalam Rubrik Fashion di Majalah (Studi Persepsi Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai Remaja Perempuan Ideal di Rubrik Fashion Majalah Remaja.

0 4 50

REMAJA PEREMPUAN IDEALDALAM RUBRIK FASHION DI MAJALAH Remaja Perempuan Ideal dalam Rubrik Fashion di Majalah (Studi Persepsi Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengenai Remaja Perempuan Ideal di Rubrik Fashion Majalah Remaja.

0 1 17

Publikasi Majalah Fashion Vogue Sebagai

0 0 9

Majalah fashion wanita Indonesia yang cu

0 1 1

TUGAS AKHIR ”Direktori Online 100 Majalah Fashion Pria dan Wanita di Dunia”

0 0 12