4. 12 Pengganti Formaldehid TINJAUAN PUSTAKA

yang mengandung bahan berbahaya, Selasa 247, terdapat tujuh sampel yang dinyatakan positif mengandung formaldehid dalam makanan yang dianalisa http:ruhyana.wordpress.com20070727bpom-tarik-permen-manisan-dan-buah- kering-berformalin.

2. 4. 12 Pengganti Formaldehid

Seperti disebutkan untuk menghindari resiko kesehatan kita akibat formaldehid ini yang didapati dalam bahan makanan, lebih rasanya kita tidak mempergunakan formaldehid tersebut sebagai bahan pengawet makanan apapun. Sejak dulu sebenarnya ada beberapa cara sederhana untuk mengawetkan bahan makanan tersebut, agar bahan makanan dapat lebih lama. Cara pengawetan alami itu antara lain dengan pemanasan, termasuk dengan pemanggangan, perebusan, penggorengan, pasteurisasi dan sterilisasi. Cara pendinginan juga termasuk cara memperpanjang daya simpan makanan, agar tahan lebih lama, dengan penyimpanannya dalam lemari pendingines. Dengan cara pendinginan di dalam lemari es ini, misalnya telur yang utuh bisa tahan sampai 3 minggu, sedangkan telur yang sudah dimasak tahan sampai 1 minggu www.republika.co.id. Daging sapi dan daging kambing bila didinginkan bisa tahan sampai 3-5 hari, bahkan bila didinginkan sampai beku, bisa tahan sampai 6-12 bulan. Ikan segar dengan pendinginan tahan 5-20 hari dan kalau dibekukan bisa tahan sampai 6-10 bulan. Produk unggas, semisal ayam yang utuh bila didinginkan didalam lemari es, bisa tahan 1-2 hari, tetapi bila dibekukan daya tahan bisa 8-10 bulan. Mentega bisa bertahan samapai 2 bulan bila didinginkan dan akan tahan sampai 1 tahun bila dibekukan. Es krim bila dibekukan bisa bertahan sampai berapa bulan, sedangkan roti tahan sampai beberapa minggu. Bahan sayuran yang didinginkan tahan sampai 3-20 hari, sedangkan buah-buahan segar bisa sampai 180 Universitas Sumatera Utara hari. Tahu bisa bertahan sampai 4 hari bila direbus atau direndam dalam air masak. Kalau disimpan dengan dibungkus dalam lemari es, tahu bisa tahan sampai 8 hari. Ikan asin bisa lebih awet jika dimasukkan kedalam kantong plastik yang kedap udara atau disimpan ditempat yang kering, sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sebenarnya ada beberapa bahan alami lain yang dipakai sebagai bahan pengawet makanan, yang juga bersifat sebagai antimikroba, seperti kunyit, lengkuas dan sebagainya. Bahan-bahan alami ini sudah dipakai sejak dahulu oleh para ibu rumah tangga, bukan saja untuk mengawetkan makanan tetapi juga untuk membuat rasanya lebih enak dan lebih menarik www.republika.co.id. Para peneliti dan tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor IPB, telah meneliti dan menghasilkan suatu bahan yang disebut sebagai Chitosan yang dapat mengawetkan bahan makanan, chitosan ini dibuat dari kulit kepiting rajungan dan kulit udang yang mengandung khitin, yang nantinya sesudah diolah dengan cara tertentu. Untuk mengawetkan ikan misalnya, ikan tersebut cukup dicelupkan saja kedalam larutan chitosan ini, lalu dijemur Republika, 2005. Chitosan elain dipakai untuk mengawetkan ikan asin, chitosan ini juga dapat dipakai untuk memperpanjang daya tahan tahu, bakso, mie dan ikan basah Republika, 2005. Para peneliti dari Fakultas Teknologi Pertanian Gajah Mada, Yogyakarta yang mempergunakan asap cair Liquid smoke , sebagai bahan pengawet untuk menggantikan formaldehid. Asap cair ini dikatakan bisa mengawetkan bahan makanan tertentu samapai 25 hari. Asap cair tersebut di peroleh dari pembakaran batok kelapa atau ranting kayu kering, yang kemudian melalui suatu proses tertentu asap tersebut dicairkan, Setiap 1 kg batok kelapa atau ranting kayu bisa mengahsilkan sekitar 0.5 liter asap cair. Dari uraian yang telah disampaikan ini dapatlah diambil kesimpulan Universitas Sumatera Utara bahwa formaldehid yang unsur utamanya adalah formaldehid, memang mempunyai berbagai manfaat dalam berbagai keperluan. Tetapi penggunaaannya sebagaibahan pengawet makanan, jelas sama sekali tidak menguntungkan bahkan sangat merugikan bagi kesehatan kita. Karena itu penggunaan formaldehid ini dalam bahan makanan apapun, atau juga dengan alasan apapun, tidak dilakukan. Ada berbagai cara ataupun bahan lainnya yang jauh lebih aman bagi kesehatan kita. Yang dapat dipakai sebagai bahan atau cara pengawetan makanan tersebut. Kita bisa memilih berbagai cara dan bahan itu, karena juga sebenarnya biayanya tidaklah terlampau berbeda dengan pemakaian formaldehid yang jelas-jelas berbahaya bagi kesehatan itu Bihar, 2008.

2. 5 SPEKTROSKOPI Spektroskopi hasil pengukuran dan pembacaan spektra yang terbentuk