dalam bahan makanan tersebut ada didapati sisa formaldehid yang bebas, yang tidak terikat dengan protein. Untuk menghindari resiko akibat formaldehid ini, lebih baik
kita tidak mempergunakan formaldehid untuk bahan pengawet makanan Bihar, 2008.
Formaldehid umumnya mengandung Formaldehid 37 dan Metil Alkohol 10- 15 Formaldehid jika dikonsumsi dapat merusak hati, ginjal, limpa, pancreas,
otak dan menimbulkan kanker dalam jangka panjang terutama kanker hidung. Dapat menimbulkan vertigo dan persaaan mual dan muntah. Metil Alkohol jika
dikonsumsi dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati
dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selajutnya http:groups.google.comgroupsoc.culture.malaysiabrowse_threadthreadf56cdbb3
5ed2f73d93dc7581460560d7?lnk=raot. Formaldehid dikatakan sebagai karsinogenik karena ditemukan pada pekerja di
pabrik yang menggunakan formaldehid, sebagian besar mengalami kanker hidung dan sakit pernafasan. Paparan formaldehid juga bisa menyebabkan muntah, diare, suhu
badan turun, lemah, tidak sadar dan bisa menyebabkan kematian. Keberadaan formaldehid dalam permen adalah hal yang aneh. Sebenarnya, pengawetan permen
cukup menggunakan gula yang memang banyak digunakan sebagai bahan dasar permen. Glukosa dan sukrosa adalah bahan pengawet yang lazim digunakan dalam
makanan Bihar, 2008.
a. Bahaya Formaldehid Bila Tertelan - Bahaya Jangka Pendek Akut
Apabila Formaldehid dihirup pada konsentrasi 0,1-5,0 bpj dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, pada konsentrasi 10-20 bpj
mengakibatkan gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan kerongkongan
Universitas Sumatera Utara
serta batuk, dan pada konsentrasi 25-50 bpj mengakibatkan kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan, misalnya radang paru pneumonitis dan pembengkakan
paru pulmory edema, bahkan pada konsentrasi sangat tinggi dapat mengakibatkan kematian.
Gejala lain yang tampak apabila Formaldehid terhirup yaitu bersin, pharingitis radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, rasa haus berlebihan, lelah, jantung
berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah. Dapat menyebabkan mulut, tenggorokan,
dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi tekanan darah yang
rendah, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
- Bahaya Jangka Panjang Kronis
Pada dasarnya, formaldehid dalam jaringan tubuh sebagian akan dimetabolisir kurang dari 2 menit oleh enzim formaldehid dehidrogenase menjadi asam format yang
kemudian diekskresikan tubuh melalui urin dan sebagian diubah menjadi CO2 yang dibuang melalui nafas. Fraksi formaldehid yang tidak mengalami metabolisme akan
terikat secara stabil dengan makromolekul seluler protein DNA yang dapat berupa ikatan silang cross-linked
Ikatan silang formaldehid dengan DNA dan protein ini diduga bertanggung jawab atas terjadinya kekacauan informasi genetik dan konsekuensi lebih lanjut
seperti terjadi mutasi genetik dan sel kanker. Oleh karena itulah, .
International Agency Research on Cancer IARC mengklasifikasikannya sebagai karsinogenik golongan I
cukup bukti sebagai karsinogen pada manusia, khususnya pada saluran pernafasan. Mutasi genetik tersebut mungkin dapat menyebabkan penyakit-penyakit genetik. Bila
Universitas Sumatera Utara
gen-gen rusak itu diwariskan, maka akan terlahir generasi dengan cacat gen. Dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan pernafasan, radang selaput lendir hidung, mual,
mengantuk, luka pada ginjal, sensitisasi paru-paru, gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan penurunan daya ingat. Selain
itu, pada wanita dapat menyebabkan gangguan haid serta kemandulan. Formaldehid dapat menyebabkan kanker pada hidung, rongga hidung dan radang nasofaring.
b.
Bila kulit terpapar uap formaldehid ataupun larutan formaldehid, dapat mengakibatkan perubahan warna kulit, kulit mengeras, mati rasa dan rasa terbakar.
Bila paparan formaldehid terjadi dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan rasa panas, mati rasa, gatal-gatal, kulit memerah, kerusakan pada
jaritangan, pengerasan pada kulit, sensitisasi dan dermatitis yang menimbulkan gelembung vesicular
Bahaya Formaldehid Bila Kontak Dengan Kulit
www.e-dukasi.net.
c.
Penderita yang terpapar formaldehid harus ditangani secara cepat dan tepat untuk menghindari berkembangnya bahaya akibat paparan formaldehid. Adapun
pertolongan pertama bila terpapar formaldehid yaitu
Pertolongan Pertama Penderita Yang Terpapar Formaldehid
www.e-dukasi.net : Bila terhirup, penderita segera dipindahkan dari daerah paparan untuk
melakukan pernafasan buatan dan segera hubungi dokter. Orang yang menolong hendaklah memakai masker.
Bila kontak dengan kulit, segera lepas pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi, kemudian cuci kulit dengan sabun dan atau deterjen lunak dan air
yang banyak sampai dipastikan tidak ada lagi formaldehid yang tersisa di kulit
Universitas Sumatera Utara
selama 15-20 menit. Untuk bagian tubuh yang terbakar, tutupi dengan pakaian longgar, kering dan steril, dan bila perlu hubungi dokter.
Bila tertelan,
Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif
penderita dapat diberikan arang aktif norit dan jangan melakukan rangsangan muntah karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada
saluran cerna atas. Bila perlu segera hubungi dokter.
norit bila tersedia. Jangan melakukan rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan resiko trauma
korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas lambung gastric lavage, memberikan arang aktif walaupun pemberian arang
aktif akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi. Endoskopi adalah tindakan untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk
meningkatkan eliminasi formaldehid dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis cuci darah. Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis
metabolik berat www.e-dukasi.net.
2. 4. 11 Data Penggunaan Formaldehid