2.6. Diagnosis Diabetes Mellitus
Penegasan diagnosis DM dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar gula darah. Apabila ditemukan seseorang yang mempunyai keluhan khas seperti gejala
penyakit DM dan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah 200 mgdl, maka sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Namun, apabila seseorang tidak
menunjukkan gejala atau keluhan khas penyakit DM dan hasil pemeriksaannya kadar glukosa darah 200 mgdl, maka hasil pemeriksaan tersebut belum cukup kuat untuk
diagnosis penyakit DM.
4,28
Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah yang menunjukkan 200 mgdl, pada pasien dengan atau tanpa gejala khas merupakan indikasi untuk Tes Toleransi
Glukosa Oral TTGO dengan menggunakan 75 gram cairan glukosa. Cairan glukosa tersebut diminum setelah pasien berpuasa selama 10-12 jam. Setelah itu akan
dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah kembali.
4,20,24
Tabel 1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring Dan
Diagnosis DM mgdl Bukan
DM Belum
pasti DM
DM KGD sewaktu Plasma Vena
Darah Kapiler 110
90 110-199
90-199 ≥200
≥200 KGD puasa
Plasma Vena Darah Kapiler
110 90
110-125 90-109
≥126 ≥110
Sumber: Konsensus Pengelolaan DM Tipe-2 di Indonesia, PERKENI 2002
Diagnosis DM juga dapat dilakukan melalui pengukuran kadar HbA1C pemeriksaan hemoglobin terglikasi. Hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh, akan berikatan dengan glukosa bila kadarnya tinggi dalam darah terglikasi. Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar
Universitas Sumatera Utara
HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan sesuai dengan usia sel darah merah. Kadar HbA1C akan
mencerminkan rata-rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan.
Sebenarnya pada manusia normal juga terdapat keterikatan antara hemoglobin dengan glukosa, tetapi dalam jumlah yang normal yaitu sekitar 4-6. Hasil
pemeriksaan HbA1C lebih dari 6 mengindikasikan bahwa orang tersebut mengidap DM. Bila kadar HbA1C lebih dari 8 maka penderita DM diprediksi memiliki
kerentanan terhadap terjadinya komplikasi. Pemantauan kadar gula darah melalui pemeriksaan HbA1C lebih mudah dilakukan karena pasien tidak perlu berpuasa
sebelum pengambilan darah.
29
2.7. Komplikasi Diabetes Mellitus