Komplikasi Akut Diabetes Mellitus

HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan sesuai dengan usia sel darah merah. Kadar HbA1C akan mencerminkan rata-rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan. Sebenarnya pada manusia normal juga terdapat keterikatan antara hemoglobin dengan glukosa, tetapi dalam jumlah yang normal yaitu sekitar 4-6. Hasil pemeriksaan HbA1C lebih dari 6 mengindikasikan bahwa orang tersebut mengidap DM. Bila kadar HbA1C lebih dari 8 maka penderita DM diprediksi memiliki kerentanan terhadap terjadinya komplikasi. Pemantauan kadar gula darah melalui pemeriksaan HbA1C lebih mudah dilakukan karena pasien tidak perlu berpuasa sebelum pengambilan darah. 29

2.7. Komplikasi Diabetes Mellitus

DM sering disebut dengan the great imitator, yaitu penyakit yang dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini timbul secara perlahan-lahan, sehingga seseorang tidak menyadari adanya berbagai perubahan dalam dirinya. Karena itu, jelas bahwa DM bisa menjadi penyebab terjadinya komplikasi baik yang akut maupun kronis.

2.7.1. Komplikasi Akut Diabetes Mellitus

Komplikasi yang akut akibat DM terjadi secara mendadak. Keluhan dan gejalanya terjadi dengan cepat dan biasanya berat. Komplikasi akut umumnya timbul akibat glukosa darah yang terlalu rendah hipoglikemia atau terlalu tinggi hiperglikemia. 4 Universitas Sumatera Utara a. Hipoglikemia Kadar glukosa darah yang terlalu rendah sampai di bawah 60 mgdl disebut hipoglikemia. Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita DM yang diobati dengan suntikan insulin ataupun minum tablet anti-diabetes, tetapi tidak makan dan olah raganya melebihi biasanya. 20,30 Keluhan dan gejala hipoglikemia dapat bervariasi, tergantung pada sejauh mana glukosa turun. Keluhan hipoglikemia pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu: 20 a.1. Keluhan akibat otak tidak mendapat cukup kalori sehingga mengganggu fungsi intelektual, antara lain sakit kepala, kurang konsentrasi, mata kabur, capek, bingung, kejang, atau koma. a.2. Keluhan akibat efek samping hormon lain adrenalin yang berusaha menaikkan kadar glukosa darah, yaitu pucat, berkeringat, nadi berdenyut cepat, berdebar, cemas, serta rasa lapar. Pada awalnya ketika glukosa darah berada pada tingkat 40-55 mgdl, pasien diabetes mengalami gemetaran, keringat dingin, mata kabur, lemah, lapar, pusing, sakit kepala, tegang, mual, jantung berdebar, dan kulit dingin. Pada saat glukosa darah di bawah 40 mgdl, pasien akan merasa mengantuk, sukar bicara, seperti orang mabuk, dan bingung. Dan pada saat kadar glukosa di bawah 20 mgdl keluhan atau gejala yang terjadi adalah kejang, tidak sadarkan diri koma hipoglikemia, dan bisa menyebabkan kematian. 20,30 b. Ketoasidosis Diabetik Universitas Sumatera Utara Ketoasidosis Diabetik KAD adalah keadaan gawat darurat akibat hiperglikemia dimana terbentuk banyak asam dalam darah. Hal ini terjadi akibat sel otot tidak mampu lagi membentuk energi sehingga dalam keadaan darurat ini tubuh akan memecah lemak dan terbentuklah asam yang bersifat racun dalam peredaran darah yang disebut keton. Keadaan ini terjadi akibat suntikan insulin berhenti atau kurang, atau mungkin karena lupa menyuntik atau tidak menaikkan dosis padahal ada makanan ekstra yang menyebabkan glukosa darah naik. 4,31 Keluhan dan gejala KAD timbul akibat adanya keton yang meningkat dalam darah. Keluhan dan gejala tersebut berupa napas yang cepat dan dalam, napas bau keton atau aseton, nafsu makan turun, mual, muntah, demam, nyeri perut, berat badan turun, capek, lemah, bingung, mengantuk, dan kesadaran menurun sampai koma. 30,31 c. Hiperosmolar Non-Ketotik Hiperosmolar Non-Ketotik adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah sangat tinggi sehingga darah menjadi “ kental ”. Kadar glukosa darah DM bisa sampai di atas 600 mgdl. Glukosa ini akan menarik air keluar sel dan selanjutnya keluar dari tubuh melalui kencing. Maka timbullah kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. 4,31 Gejala Hiperosmolar Non-Ketotik mirip dengan ketoasidosis. Perbedaannya, pada Hiperosmolar Non-Ketotik tidak dijumpai napas yang cepat dan dalam serta berbau keton. Gejala yang ditimbulkan adalah rasa sangat haus, banyak kencing, lemah, kaki dan tungkai kram, bingung, nadi berdenyut cepat, kejang dan koma. 4 Universitas Sumatera Utara

2.7.2. Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RS Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2011

0 93 104

Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2004-2008.

1 50 133

Efektivitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media laflet terhadap Perilaku Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

3 68 178

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012

0 6 122

Efektivitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media laflet terhadap Perilaku Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

0 1 20

Efektivitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media laflet terhadap Perilaku Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

0 0 2

Efektivitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media laflet terhadap Perilaku Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

0 0 9

Efektivitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media laflet terhadap Perilaku Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

0 0 38

Efektivitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media laflet terhadap Perilaku Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

0 0 3

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Deli Serdang Tahun 2012

0 0 21