2.4. Klasifikasi Diabetes Mellitus 2.4.1. Diabetes Mellitus Tergantung Insulin DMTIIDDMTipe 1
DM tipe 1 muncul ketika pankreas sebagai penghasil insulin tidak dapat atau memproduksi insulin dalam jumlah yang sedikit. Akibatnya, insulin tubuh kurang
atau tidak ada sama sekali. Glukosa menjadi menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. DM tipe ini dapat diderita oleh anak-anak
maupun orang dewasa.
23,26
DM tipe 1 juga disebut insulin-dependent diabetes mellitus karena pasien sangat bergantung terhadap insulin dan hanya dapat diobati dengan menggunakan
insulin. Penderita memerlukan suntikan setiap hari untuk mencukupi kebutuhan insulin dalam tubuh. Sampai saat ini, DM tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah
raga tidak dapat megontrol atau mengendalikan DM tipe 1.
5,23
Dari semua penderita DM, 5-10 adalah penderita DM tipe 1. Di Indonesia, statistik mengenai DM tipe 1 belum ada, namun diperkirakan hanya sekitar 2-3.
Mungkin ini disebabkan karena sebagian tidak terdiagnosis atau tidak diketahui sampai pasien mengalami komplikasi atau mengalami kematian.
4
2.4.2. Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin DMTTINIDDMTipe 2
DM tipe 2 disebut juga non insulin-dependent diabetes mellitus. DM tipe ini adalah yang paling sering dijumpai. Biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun, tetapi
bisa pula timbul di usia diatas 20 tahun. Sekitar 90-95 penderita DM adalah penderita DM tipe 2.
4,23
DM tipe 2 terjadi karena kombinasi dari “kecacatan dalam produksi insulin” dan “resistensi terhadap insulin”. Pankreas masih bisa menghasilkan insulin, tapi
Universitas Sumatera Utara
kualitasnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya, glukosa dalam darah meningkat.
Pasien biasanya tidak perlu tambahan suntikan insulin dalam pengobatannya, tetapi memerlukan obat yang bekerja untuk memperbaiki fungsi insulin dan menurunkan
kadar gula darah.
4,26
2.5. Gejala-Gejala Diabetes
Tiga serangkaian klasik mengenai gejala kencing manis adalah poliuri urinasi yang sering, polidipsi banyak minum akibat meningkatnya tingkat kehausan, dan
polifagi meningkatnya hasrat untuk makan. Gejala awal berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi, yang menyebabkan ginjal membuang air
tambahan untuk mengencerkannya. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering buang air dalam jumlah yang banyak
poliuri. Banyaknya cairan yang keluar menyebabkan penderita merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum polidipsi.
27,28
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, sehingga penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengompensasikan hal itu, penderita
sering kali merasa lapar yang luar biasa sehingga banyak makan polifagi.
4
Gejala lain yang dapat dijumpai pada penderita DM adalah pandangan kabur, pusing, mual, berkurangnya ketahanan tubuh selama melakukan olah raga, lemah,
lesu, luka yang sukar sembuh, rasa nyeri dan kesemutan, dan adanya rasa gatal pada kulit terutama pada daerah kemaluan.
27
Universitas Sumatera Utara
2.6. Diagnosis Diabetes Mellitus