BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Jumlah Kasus DM dan CFR DM Berdasarkan Tahun
Jumlah kasus DM dan CFR DM berdasarkan tahun di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008, dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 6.1 Diagram Bar Jumlah Kasus DM dan CFR DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-
2008 Berdasarkan Tahun
Gambar 6.1 di atas menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi kasus setiap tahunnya. Pada tahun 2004 terdapat 89 kasus yang mengalami peningkatan pada
tahun 2005 menjadi 143 kasus. Pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 117 kasus yang mana pada tahun 2007 mengalami peningkatan menjadi 185 kasus dan
pada tahun 2008 terjadi peningkatan kembali menjadi 187 kasus. Berdasarkan gambar di atas diketahui pula CFR tertinggi adalah pada tahun 2007 yaitu sebesar 11,4
yang diperoleh dari angka kematian 21 kasus dibagi jumlah kasus pada tahun yang
Universitas Sumatera Utara
sama 185 kasus dikali 100, sedangkan yang terendah adalah tahun 2008 yaitu sebesar 5,9. CFR DM tahun 2004-2008 adalah 7,9, yang diperoleh dari jumlah
seluruh kematian 57 kasus dibagi jumlah seluruh kasus 721 kasus dikali 100.
6.2 Sosiodemografi Penderita DM 6.2.1 Umur Penderita DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 6.2 Diagram Bar Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Umur
Gambar 6.2 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi pada kelompok umur 41-55 tahun yaitu sebesar 39,7 sedangkan terendah pada kelompok
umur ≤ 25 tahun dan tidak tercatat yaitu sebesar 2,3.
Universitas Sumatera Utara
Dengan bertambahnya usia, maka akan terjadi gangguan sel beta yang menyebabkan sekresi insulin berlangsung lambat. Adanya disfungsi sel beta ini juga
disertai dengan resistensi insulin yaitu keadaan dimana insulin dengan jumlah yang normal, tidak mampu bekerja secara optimal pada reseptor-reseptornya.
38
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Amelya 2006 di RS Tembakau Deli Medan dengan menggunakan desain case series dimana proporsi
penderita DM rawat inap tertinggi pada golongan umur ≥ 40 tahun 95,1.
39
6.2.2 Jenis Kelamin Penderita DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 6.3 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 6.3 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah jenis kelamin perempuan sebesar 53,9 dan yang terendah tidak tercatat
Universitas Sumatera Utara
sebesar 1,2. Berdasarkan hasil penelitian WHO 2000 tidak ada perbedaan kejadian DM antara laki-laki dan perempuan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Agustin 2009 di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi tahun 2006-2007 dengan desain case
series yang menyatakan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah jenis kelamin perempuan sebesar 57,2.
40
6.2.3 Distribusi Proporsi Suku Bangsa Penderita DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan suku bangsa dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 6.4 Diagram Bar Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Suku Bangsa
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.4 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah suku batak sebesar 50,2 dan yang terendah suku bangsa Tionghoa sebesar
2,0. Hal ini bukan berarti suku batak memiliki indikasi terhadap DM, namun
hanya menunjukkan bahwa kunjungan penderita DM terbanyak adalah suku batak. Proporsi penderita DM lebih tinggi pada suku batak karena sudah merupakan
penggabungan dari suku batak toba, karo, simalungun, mandailing, dan pakpak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Marpaung 2006
di RSU. Pematangsiantar tahun 2003-2004 dengan desain case series yang menyatakan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah suku batak sebesar
51,98.
41
Universitas Sumatera Utara
6.2.4 Agama Penderita DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 6.5 Diagram Bar Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Agama
Gambar 6.5 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah Kristen Protestan sebesar 42,0 dan yang terendah Hindu dan Budha masing-
masing sebesar 0,8. Hal ini bukan berarti agama kriten protestan memiliki indikasi terhadap DM,
hanya menunjukkan bahwa jumlah kunjungan penderita DM ke RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar paling banyak beragama Kristen Protestan. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Marpaung 2006 yang menyatakan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah agama kristen sebesar 66,10.
41
Universitas Sumatera Utara
6.2.5 Pendidikan Penderita
DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 6.6 Diagram Bar Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Pendidikan Gambar 6.6 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi
adalah tingkat pendidikan SLTA sebesar 38,1 dan yang terendah adalah tidak tercatat 9,0.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pada setiap tingkat pendidikan masih ditemukan penderita DM. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak
sejalan dengan pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tamaulina
2003 di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun1998-2002 dengan desain case series
Universitas Sumatera Utara
yang menyatakan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah tingkat pendidikan SLTA sebesar 59,0.
42
6.2.6 Pekerjaan Penderita
DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 6.7 Diagram Bar Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 6.7 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM penderita DM berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah PNSBUMN yaitu sebesar 33,9 dan
yang terendah adalah tidak tercatat sebesar 2,3. Tingkat ekonomi seseorang yang semakin tinggi memungkinkan untuk
mengkonsumsi makanan secara baik maupun berlebihan. Konsumsi makanan yang
Universitas Sumatera Utara
berlebihan menyebabkan energi lebih disimpan dalam bentuk lemak sehingga terjadi obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DM.
4
6.2.7 Status Perkawinan Penderita DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Status Perkawinan
Gambar 6.8 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah dengan status kawin sebesar 70,4 dan yang terendah adalah tidak tercatat
3,5. Hal ini bukan berarti individu yang sudah kawin ataupun jandaduda memiliki
indikasi untuk menderita DM daripada individu yang belum kawintidak kawin. Hasil penelitian Noer 1996 menyatakan bahwa hampir semua produksi dan pengeluaran
hormon dipengaruhi oleh usia, termasuk insulin. Produksi insulin yang berkurang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan toleransi glukosa menjadi menurun. Penurunan toleransi glukosa ini biasa terjadi pada usia di atas 40 tahun, dimana pada usia ini pada umumnya individu
sudah kawin, bahkan jandaduda.
20
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Agustin 2009 di RSUD. Dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi tahun 2006-2007 yang menyatakan bahwa
proporsi penderita DM tertinggi adalah dengan status kawin sebesar 80,0.
40
6.2.8 Daerah Asal Penderita DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan daerah asal dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Daerah Asal
Gambar 6.9 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi berasal dari kota Pematangsiantar yaitu sebesar 59,9 dan yang terendah adalah tidak
tercatat sebesar 0,4.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berkaitan dengan status RSUD. Dr. Djasamen Saragih sebagai salah satu dari dua rumah sakit pemerintah yang ada di Pematangsiantar. Selain itu rumah
sakit ini juga menerima layanan kesehatan dengan mengunakan askes dan jamkesmas yang memungkinkan penderita yang memiliki Jamkesmas dan Askes memilih untuk
berobat ke rumah sakit ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari 46 penderita yang menggunakan Jamkesmas, sebesar 58,7 berasal dari kota Pematangsiantar dan
selebihnya 41,3 dari luar kota Pematangsiantar. Dari 169 penderita yang menggunakan Askes, sebesar 56,8 berasal dari kota Pematangsiantar dan
selebihnya 43,2 berasal dari luar kota Pematangsiantar.
6.3 Tipe DM penderita DM
Distribusi proporsi penderita DM di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2004-2008 berdasarkan tipe DM dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penderita DM Yang Dirawat Inap di RSUD. Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2004-2008
Berdasarkan Tipe DM
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.10 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tertinggi adalah DM tipe 2 yaitu sebesar 96,9 dan DM tipe 1 sebesar 3,1.
Di Indonesia DM tipe 1 masih jarang ditemukan, sedangkan DM tipe 2 meliputi lebih 90 dari semua populasi Diabetes. DM tipe 2 sering ditemukan pada
kelompok umur ≥ 40 tahun dan kejadiannya meningkat disebabkan oleh berbagai hal
seperti bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor risiko yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup, seperti
perubahan pola makan. Kebiasaan makan makanan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat dan serat beralih ke pola makanan berisiko dengan makanan
yang banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan sedikit serat contoh: makanan siap saji.
43
Hal ini juga berkaitan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penderita DM tertinggi pada kelompok umur
≥ 40 tahun 91,5.
Hal ini sesuai dengan penelitian Amelya 2006 di RS Tembakau Deli Medan dimana proporsi penderita DM rawat inap terbanyak adalah DM tipe 2 98,9.
39
Universitas Sumatera Utara
6.4 Keluhan Utama Penderita DM