para investor cenderung lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Untuk itu, dalam mengeluarkan atau menjual sekuritas perusahaan harus
menyesuaikan dengan situasi pasar modal. j.
Sifat Manajemen Sifat optimis manajer memberikan keberanian lebih besar bagi manajer
tersebut dalam menanggung risiko yang lebih besar. Untuk membiayai pertumbuhan penjualan, manajer harus berani memutuskan untuk menggunakan
dana yang bersifat hutang modal asing walaupun dengan keputusan ini perusahaan akhirnya dikenai beban finansial yang tetap.
k. Skala Perusahaan
Suatu perusahaan berskala besar yang sahamnya tersebar sangat luas lebih berani dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar hanya akan merasakan pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya kendali dari pihak yang
dominan dalam perusahaan tersebut. Namun jika penambahan jumlah saham terjadi pada perusahaan kecil, maka akan berpengaruh besar terhadap
kemungkinan hilangnya kendali pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
5. Teori-teori Struktur Modal
Teori-teori yang berhubungan dengan struktur modal antara lain teori trade-off, teori keagenan Agency Theory, Teori Irrelevan, Teori Pecking Order
dan teori free cash flow Keown et all, 2000:556-558.
Universitas Sumatera Utara
a. Teori Trade-off Trade-off Theory
Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat pengembalian. Teori trade-off menjelaskan bahwa struktur modal
yang optimal ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak dengan biaya tekanan finansial the cost of financial distress dari penambahan hutang.
Dalam teori ini diterangkan bahwa setiap perusahaan harus menetapkan target struktur modalnya, yaitu pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan dari
pendanaan dengan hutang, sebab pada posisi tersebut nilai perusahaan menjadi maksimal. Jika jumlah hutang semakin banyak berarti memperbesar risiko yang
ditanggung oleh pemegang saham ekuitas dan juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Akibat risiko yang semakin tinggi, harga saham
cenderung turun dan tingkat pengembalian yang diharapkan expected rate of return semakin besar. Meningkatnya expected rate of return akan menaikkan
harga saham tersebut. Oleh sebab itu struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dengan pengembalian yang dapat
memaksimumkan harga saham Brigham Houston, 2001:5-6. b.
Teori Keagenan Agency Theory Dalam perusahaan-perusahaan besar tidak jarang terjadi konflik antara
pemegang saham dengan kreditor. Kreditor memiliki hak atas sebagian laba yang diperoleh perusahaan dan sebagian asset perusahaan terutama jika perusahaan
bangkrut. Sementara itu, pemegang saham memegang pengendalian perusahaan yang dapat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan. Kendali itu misalnya
terdapat dalam ekspansi perusahaan yang menyebabkan risiko perusahaan menjadi lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
Apabila ekspansi ini berhasil, maka sebagian besar keuntungan akan menjadi hak para pemegang saham. Tetapi jika ekspansi gagal, maka kreditor
harus ikut menanggung risiko kerugian tersebut. c.
Teori Irrelevan Teori ini dinyatakan oleh Modigliani Miller 1958 yang selanjutnya
disebut dengan teori MM. Berdasarkan pada serangkaian asumsi, MM membuktikan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya
dan selama pembayaran bunga dapat dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang akan memberikan manfaat bagi pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, teori MM menyatakan bahwa struktur modal tidak relevan.
Studi Modigliani Miller didasarkan pada beberapa asumsi, antara lain : a
tidak ada biaya pialang broker b
tidak ada pajak c
tidak ada biaya kebangkrutan d
para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan
e semua investor memperoleh informasi yang sama seperti manajemen
mengenai peluang investasi perusahaan di masa mendatang f
EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang Asumsi-asumsi yang digunakan dalam studi MM tidak realistis. Namun
meskipun demikian, teori MM juga memberikan petunjuk-petunjuk mengenai apa yang diperlukan bagi struktur modal agar menjadi relevan sehingga akan
mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Teori Pecking Order
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari sumber internal daripada eksternal. Teori ini juga menjelaskan
alasan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit, yaitu bukan karena perusahaan tersebut memiliki target debt
ratio yang rendah melainkan karena memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan akan menentukan hierarki dana yang paling disukai. Jika
dalam pemenuhan dana perusahaan lebih mengutamakan dari sumber ekstern yang berupa hutang saja, maka ketergantungan pada pihak luar akan semakin
besar dan risiko finansialnya ikut menjadi besar. Sebaliknya, jika perusahaan hanya menggunakan saham sebagai sumber modal, maka biaya modal yang
timbul akan semakin mahal. Oleh karena itu, harus ada keseimbangan yang
optimal antara kedua sumber dana tersebut. 6. Rasio-rasio Struktur Modal
Rasio struktur modal mengaitkan komponen struktur modal satu sama lain atau dengan totalnya. Rasio-rasio struktur modal yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu : a.
Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio DER merupakan perbandingan antara hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Makin tinggi rasio ini,
maka risiko yang harus dihadapi perusahaan juga semakin besar. Rumus :
DER = Equity
Total s
Liabilitie Total
……………………Syahyunan, 2004:84
Universitas Sumatera Utara
b. Debt to Asset Ratio DAR
Debt to Asset Ratio DAR mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi DAR
berarti semakin besar jumlah modal pinjaman hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding dengan aktiva yang dimiliki dan risikonya
juga akan semakin besar. Dengan kata lain, semakin tinggi DAR, artinya proporsi modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva semakin kecil.
DAR dihitung dengan rumus : DAR =
Asset Total
Debt Total
……………………………. Abdullah, 2005:51 c. Longterm Debt to Equity Ratio LDER
Longterm Debt to Equity Ratio LDER mengukur hubungan antara hutang jangka panjang biasanya disebut kewajiban tidak lancar dengan modal ekuitas.
Semakin tinggi LDER menunjukkan semakin besar hutang jangka panjang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan.
Adapun rumus untuk menghitung LDER adalah sebagai berikut : LDER =
Equity Total
Debt Longterm
………………… Abdullah, 2005:52
B. Pengukuran Tingkat Rentabilitas 1. Pengertian Rentabilitas
Menurut Riyanto 2001:35, rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Laba yang dimaksud
perlu dilihat efisiensinya dengan membandingkan laba tersebut dengan modal yang dipergunakan untuk menghitung rentabilitasnya. Rentabilitas merupakan
Universitas Sumatera Utara