Faktor-faktor Keputusan Struktur Modal

ii. Pinjaman Obligasi, yaitu pinjaman jangka panjang berupa surat pengakuan hutang oleh debitur yang menyatakan bahwa ia bersedia kembali membayar hutangnya pada saat tertentu di masa mendatang. iii. Maturity Longterm Debt, terjadi jika perusahaan membutuhkan pendanaan berupa hutang dalam jangka waktu yang panjang sehingga dibuat dalam beberapa tahap, biasanya dua tahap. Pada umumnya memiliki masa maturity 20 hingga 30 tahun.

3. Faktor-faktor Keputusan Struktur Modal

Ada empat faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu : a. Risiko bisnis merupakan tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko perusahaan maka makin rendah rasio hutang yang optimal. Dapat juga didefinisikan sebagai ketidakpastian yang melekat pada proyeksi tingkat pengembalian aktiva ROA maupun ekuitas ROE masa depan, yang merupakan determinan dari struktur modal, sehingga dapat ditelaah untuk memperkirakan risiko bisnis. Faktor yang mempengaruhi risiko bisnis yaitu variabilitas permintaan, variabilitas harga jual, variabilitas harga masukan, kemampuan menyesuaikan harga keluaran terhadap harga masukan, biaya-biaya bersifat tetap leverage operasi b. Posisi pajak perusahaan Alasan perusahaan menggunakan pajak adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya. Akan tetapi apabila sebagian besar dari pendapatan Universitas Sumatera Utara perusahaan telah terhindar dari pajak karena perhitungan penyusutan, bunga pada hutang yang beredar saat ini, atau perhitungan pajak yang dikompensasi ke muka, maka tambahan hutang tidak banyak memberi manfaat sebagaimana dirasakan perusahaan dengan tarif pajak efektif lebih tinggi. c. Fleksibilitas keuangan Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan memburuk. Para manajer dana perusahaan perlu menyediakan modal untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor keberhasilan jangka panjang. d. Konservatisme atau agresivitas manajemen Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, maka sebagian perusahaan cenderung menggunakan hutang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal, akan tetapi mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan oleh manajer. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Masalah struktur modal memiliki pengaruh yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Baik buruknya struktur modal suatu perusahaan akan memberikan dampak yang langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain : a. Profitabilitas Pada umumnya perusahaan yang sangat menguntungkan tidak memerlukan banyak hutang untuk membiayai operasional perusahaan. Tingkat pengembaliannya yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk dapat membiayai kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Universitas Sumatera Utara b. Tingkat bunga Tingkat bunga yang berlaku pada saat itu sangat mempengaruhi keputusan perencanaan pemenuhan kebutuhan modal perusahaan. Pengaruh tingkat bunga antara lain terdapat pada pemilihan jenis modal yang akan ditarik. Dengan penyesuaian terhadap tingkat bunga yang sedang berlaku, maka perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan akan menerbitkan saham atau obligasi. c. Stabilitas dari earning Untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak, maka perusahaan harus memiliki stabililitas earning. Suatu perusahaan yang mempunyai earning yang stabil akan dapat memenuhi kewajiban finansialnya untuk membayar angsuran hutangnya sebagai akibat penggunaan modal asing. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki earning yang tidak stabil akan berisiko tidak mampu membayar kewajibannya atas penggunaan hutang dalam operasi perusahaan. d. Stabilitas penjualan Perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil lebih mudah memperoleh pinjaman dengan jumlah yang lebih banyak dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang tidak stabil. Perusahaan umum memiliki tingkat penjualan yang stabil dibandingkan dengan perusahaan industri karena permintaan atas produk dan jasanya relatif stabil. e. Susunan dan Aktiva Kebanyakan modal perusahaan industri tertanam dalam aktiva tetap dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen yang berasal dari modal sendiri, sedangkan modal asing hanya sebagai pelengkap. Hal Universitas Sumatera Utara ini berhubungan dengan aturan finansial konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang bersifat permanen. f. Kadar Risiko dari Aktiva Kadar risiko dari setiap aktiva dalam perusahaan tidak sama. Risiko suatu aktiva akan semakin besar apabila jangka waktu penggunaan aktiva tersebut semakin panjang. Dengan adanya risiko yang ada pada aktiva tersebut, maka perusahaan harus lebih banyak membelanjai operasi dengan modal sendiri sebab modal sendiri tahan terhadap risiko dan semaksimal mungkin mengurangi pembelanjaan dengan modal asing agar terhindar dari risiko tersebut. g. Besarnya Jumlah Modal Yang Dibutuhkan Jika kebutuhan akan modal berjumlah besar, maka perusahaan perlu mencari lebih dari satu sumber dana, misalnya dengan mengeluarkan dua golongan sekuritas secara bersama-sama yaitu saham preferen dan obligasi. Sebaliknya jika modal yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenuhi dari satu sumber saja, perusahaan cukup hanya mengeluarkan satu golongan sekuritas saja. h. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang sedang berkembang pesat lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Namun pada saat yang sama, perusahaan tersebut sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar sehingga perusahaan cenderung mengurangi kebutuhan untuk menggunakan hutang. i. Situasi Pasar Modal Situasi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh adanya gelombang konjungtur. Pada umumnya jika gelombang meninggi maka Universitas Sumatera Utara para investor cenderung lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Untuk itu, dalam mengeluarkan atau menjual sekuritas perusahaan harus menyesuaikan dengan situasi pasar modal. j. Sifat Manajemen Sifat optimis manajer memberikan keberanian lebih besar bagi manajer tersebut dalam menanggung risiko yang lebih besar. Untuk membiayai pertumbuhan penjualan, manajer harus berani memutuskan untuk menggunakan dana yang bersifat hutang modal asing walaupun dengan keputusan ini perusahaan akhirnya dikenai beban finansial yang tetap. k. Skala Perusahaan Suatu perusahaan berskala besar yang sahamnya tersebar sangat luas lebih berani dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar hanya akan merasakan pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya kendali dari pihak yang dominan dalam perusahaan tersebut. Namun jika penambahan jumlah saham terjadi pada perusahaan kecil, maka akan berpengaruh besar terhadap kemungkinan hilangnya kendali pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan.

5. Teori-teori Struktur Modal