Kelembagaan pengelolaan bersama secara adaptif merupakan suatu badan organisasi pengelolaan yang sangat penting. Tanpa adanya kelembagaan tersebut,
upaya untuk melestarikan sumber daya ikan dan usaha penangkapan ikan di perairan yang bersangkutan mustahil akan berhasil dengan baik. Penegakan
hukum akan jauh lebih mudah dilaksanakan apabila pengelolaan sumber daya perikanan tersebut di lakukan bersama-sama dengan nelayan, masyarakat
setempat, serta pelaku perikanan lainnya Hardjamulia, 2001 . Pada masyarakat nelayanpesisir, pola adaptasinya berbeda dengan
masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan atau daratan. Bagi masyarakat yang bekerja di tengah-tengah lautan, lingkungan fisik laut sangatlah mengandung
banyak bahaya dan sarat dengan resiko. Karena pekerjaan nelayan adalah memburu ikan, maka hasilnya tidak dapat ditentukan kepastiannya, semuanya
hampir serba spekulatif. Masalah resiko dan ketidakpastian terjadi karena laut adalah wilayah yang dianggap bebas untuk di eksploitasi Acheson, 1981.
2.5 Landasan Teori
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan
ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatan Imron, 2003.
Upaya peningkatan pendapatan nelayan tidak terlepas dari pola penguasaan unit penangkapan dan pola bagi hasil dalam kegiatan usaha
penangkapan ikan, status penguasaan alat seperti perahu biasanya menentukan
Universitas Sumatera Utara
besarnya bagi hasil yang diterima, baik bagi nelayan maupun oleh pemilik perahu dan alat tangkap Silaen, 1994.
Usahatani bidang perikanan dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana
untuk kegiatan luar usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan, maka seorang petaninelayan seharusnya mempertimbangkan harga
jual dari produksinya. Melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan selanjutnya menentukan harga pokok hasil usahataninya Fedoli, 1998.
Berdasarkan teori ekonomi makro, usaha nelayan pada prinsipnya dapat digolongkan ke dalam bentuk perusahaan karena untuk memproduksi secara
umum diperlukan modal, tenaga kerja, teknologi dan kekayaan alam. Penggunaan teknologi yang efisien dipengaruhi oleh keterampilanpendidikan yang dimiliki
Ramli, 1988. Teknologi canggih dapat kita manfaatkan untuk menunjang aktifitas kita
sehari-hari. GPS Global Positioning System, sebagai alat yang menginformasikan posisi kita di bumi ini, banyak aplikasi yang diciptakan tidak
hanya sekedar untuk mengetahui dimana saya , namun telah beranjak menuju suatu sistem yang mengeksploitasi informasi itu untuk kemudahan penggunanya,
dalam hal ini seorang nelayan dapat menentukan posisi mereka dan dapat secara mudah mengetahui keberadaan ikan di laut Kresnamurti, 2008.
Pendidikan yang minim mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber-sumber alam yang tersedia. Akibatnya pada setiap usaha-
usaha penduduk hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah Kartasapoetra, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Pemikiran