BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Letaknya yang berada di antara dua samudera Pasifik dan Hindia tersebut, memungkinkan
Indonesia memiliki kesempatan untuk menggali berbagai manfaat ekonomi yang dapat diangkut dari laut Mulyadi, 2005.
Indonesia mempunyai potensi lestari sumber daya ikan yang dapat ditangkap, yaitu sekitar 6,2 juta tontahun dan baru dimanfaatkan sebesar 40.
Sedangkan luas lahan perairan umum di Indonesia adalah sekitar 54 juta ha, terdiri atas: 39,4 juta ha rawa, 12 juta ha sungai, luas waduk dan danau sekitar 2,6 juta ha
Prosiding Puslitbang Perikanan, 1993. Pondasi ekonomi negara didukung oleh membaiknya tingkat pendapatan
nelayan tradisional yang sangat banyak jumlahnya, dengan membaiknya kesejahteraan mereka, maka akan menuntaskan kemiskinan dalam masyarakat
nelayan Abdullah, dkk., 2006. Data-data selama ini telah menunjukkan bahwa pembangunan perikanan
telah mampu meningkatkan produksi, devisa dan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, pembangunan perikanan nasional masih
belum berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan, terutama nelayan tradisional dan buruh nelayan Kusnadi, 2004.
Penyerahan wilayah laut kepada pemerintah daerah, diyakini akan memungkinkan terselenggaranya sistem pengelolaan dan pemanfaatan sumber
Universitas Sumatera Utara
daya yang berkeadilan. Secara historis, sejumlah daerah pesisir di Indonesia memang menyediakan laut sebagai wilayah kekuasaan daerah setempat. Di Aceh
sejak dahulu dipraktekkan sistem Panglima Laot untuk mengatur sistem pemanfaatan sumber daya laut dan menyelesaikan konflik Nasution, 2005.
Dalam UU No. 6 tahun 1996, sesungguhnya sudah dicantumkan masalah wilayah laut, yakni dengan perluasan laut sejauh 12 mil laut pasal 3 dan pasal
10. Secara spesifik, ditentukan bahwa dalam wilayah laut tersebut, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang mencakup : eksplorasi, eksploitasi dan
konservasi sumber daya laut, pengaturan administratif, tata ruang, penegakan hukum serta bantuan penegakan keamanan negara Nasution, 2005.
Di wilayah perairan laut Aceh, terdapat sejumlah aturan penangkapan ikan dan bagi hasil ikan. Aturan tersebut merupakan hukum adat bagi nelayan yang
melakaukan penangkapan ikan di daerah operasinya. Untuk mendukung tetap tegaknya hukum adat laot sebagai pengisi kekosongan hukum positif nasional
dalam bidang keperdataan laut, maka keikutsertaan pemerintah sangat diperlukan untuk melindungi Panglima Laot pada saat menetapkan sanksi-sanksi adat
Abdullah, dkk., 2006. Di Kabupaten Aceh Selatan, Panglima Laot mempunyai peran yang cukup
berarti, yaitu sebagai mitra kerja Dinas Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan terus berupaya agar kerja sama itu dapat terus dipertahankan dalam
mengambil suatu kebijakan daerah, yaitu tentang penangkapan ikan serta masalah sosial ekonomi nelayan Dzumairi, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat sampai sejauh mana pengaruh Panglima Laot terhadap peningkatan pendapatan nelayan di daerah penelitian, maka dapat dirumuskan
suatu identifikasi masalah sebagai berikut.
1.2 Identifikasi Masalah