Tabel 1
High Acceptance, Support, Low Acceptance, Support,
The Dynamic of Interpersonal Trust Johnson Johnson, 1997
and Cooperativeness and Cooperativeness
High Opennes and Sharing
Low Opennes and Sharing
C. TRUST SEBAGAI PREDIKTOR POSITIF BAGI INTENSI
KNOWLEDGE SHARING
Sumber daya knowledge sangat erat berhubungan dengan sumber daya manusia yang merupakan aset dan modal intelektual terpenting perusahaan. Untuk
dapat bertahan, bersaing, dan mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan baik, organisasi perlu mengembangkan kemampuan bersaingnya tidak semata-
mata dari sumber daya tradisional seperti sumber daya alam, tenaga kerja, dan dana, melainkan dari sumber daya tidak berwujud intangible resources seperti
pengetahuan knowledge. Person A Trusting
Confirmed Person B Trustworthy
Confirmed Person A Trusting
Disconfirmed Person B Untrustworthy
No Risk Person A Distrusting
No Risk Person B Trustworthy
Disconfirmed
Person A Distrusting No Risk
Person B Untrustworthy
No Risk
Universitas Sumatera Utara
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan di dalam organisasi. Oleh
karena itu diperlukan knowledge sharing. Knowledge sharing adalah sumber penting bagi beberapa organisasi. Menurut Van den Hoof dan De Ridder 2004,
knowledge sharing adalah proses timbal balik dimana individu saling bertukar pengetahuan tacit dan explicit knowledge dan secara bersama-sama menciptakan
pengetahuan solusi baru. Salah satu tujuan definisi ini terdiri dari memberikan dan mengumpulkan knowledge, dimana memberikan knowledge dengan cara
mengkomunikasikan pengetahuan kepada orang lain apa yang dimiliki dari personal intellectual capital seseorang, dan mengumpulkan pengetahuan merujuk
pada berkonsultasi dengan rekan kerja dengan membagi informasi atau intellectual capital yang mereka miliki. Dua aktivitas penting dalam knowledge
sharing sebenarnya telah beberapa kali digunakan untuk mengukur seberapa besar kemauan willingness untuk berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan sendiri
menurut Van den Hooff dan De Ridder 2004 dibedakan atas dua aspek yaitu memberi donating pengetahuan dan menerima mencari collecting
pengetahuan. Dalam situasi kerja keinginan untuk melakukan knowledge sharing
tergantung dari intensi perilaku yang berkaitan dengan sikap terhadap knowledge sharing. Teori Planned Behavior Ajzen, 2005 merupakan sebuah pendekatan
psikologis yang bertujuan meneliti perilaku individu dan berasumsi bahwa prediktor terbaik dari perilaku individu adalah niat intention untuk berperilaku.
Intensi dalam penelitian ini untuk mengetahui derajat tingkatnya dengan
Universitas Sumatera Utara
mengukur prediksi atau perilaku yang akan dilakukan atau telah dilakukan oleh subjek penelitian. Intensi merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha
atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Intensi merupakan jembatan antara sikap, norma subjektif dan persepsi terhadap
kontrol perilaku terhadap perilaku sebenarnya. Dengan demikian, ketiga aspek ini juga menentukan tinggi dan rendahnya intensi karyawan untuk melakukan
perilaku knowledge sharing dengan karyawan yang lain. Sebagai aturan umum, semakin keras intensi seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, maka
semakin besar kecenderungan ia untuk benar-benar melakukan perilaku tersebut. Penelitan ini mendefinisikan intensi berbagi pengetahuan berdasarkan
konstrak Theory of Planned Behavior tentang intensi dan aspek-aspek knowledge sharing dari Van den Hooff De Ridder sehingga mempunyai pemahaman yang
berarti dan mampu mempunyai penilaian yang jelas dalam pengukurannya. Intensi knowledge sharing adalah kesediaan atau kemauan individu untuk mau berbagi
pengetahuan baik pengetahuan tacit maupun explisit dalam bentuk memberi donating pengetahuan maupun meminta collecting pengetahuan kepada orang
lain. Salah satu penelitian yang menggunakan konsep teori perilaku terencana untuk mendukung penelitian ini adalah Ryu 2003 yang menyatakan ada
hubungan antara intensi dengan knowledge sharing. Chi dan Bolloju 2004 mengatakan semakin tinggi tingkat intensi seseorang terhadap perilaku knowledge
sharing maka semakin besar keinginan atau kemauan ia untuk melakukan knowledge sharing dengan rekan kerjanya. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkat intensinya maka semakin tinggi ia akan melakukan perilaku knowledge
Universitas Sumatera Utara
sharing. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intensinya maka semakin rendah pula ia akan melakukan perilaku knowledge sharing.
Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi knowledge sharing terbagi atas faktor internal dan eksternal menurut Szulanski 1996. Faktor-faktor internal
adalah pengetahuan tak terwujud tacit knowledge, karakteristik pengirim seperti beban kerja seseorang, karakteristik penerima seperti kapasitas absortive dan
inteligensi, kepribadian seseorang dan karakteristik hubungan interpersonal pemberi dan penerima informasi, seperti kerjasama dan level trust. Sedangkan
faktor eksternalnya adalah karakteristik konteks organisasi seperti komunikasi infrastruktur, budaya organisasi, insentif, iklim organisasi, dan gaya
kepemimpinan. Pada penelitian ini ingin melihat faktor internal yang mempengaruhi knowledge sharing, yaitu karakteristik hubungan antara pemberi
dan penerima informasi interpersonal, seperti level trust. Trust mempunyai hubungan yang positif pada knowledge sharing
Davenport and Prusak, 1998. Trust diartikan sebagai suatu keadaan psikologis seseorang berupa keinginan untuk menerima kerentanan berdasarkan pengharapan
yang positif terhadap keinginan ataupun tujuan dari perilaku orang lain Rousseau, 1998. Dimana dengan adanya trust dalam suatu kelompok, maka hubungan
kerjasama yang efektif akan terjalin dalam kelompok tersebut. Menurut Johnson Johnson 1997 dalam suatu kelompok yang
kooperatif, komponen trust yang terpenting opennes dan sharing di satu sisi dan acceptance, support serta cooperative intentions pada sisi lain. Ketidakmauan
berbagi informasi dan kurangnya trust baik dari si pemberi informasi maupun dari
Universitas Sumatera Utara
si penerima informasi merupakan salah satu faktor yang menghambat jalannya knowledge sharing.
Fukuyama 1996 menemukan bahwa trust merupakan faktor kunci bagi suksesnya perekonomian. Mati hidupnya perusahaan bergantung pada trust
anggota-anggotanya. Sebaliknya, tanpa trust berbagai bencana bagi masyarakat atau perusahaan akan muncul. Trust memungkinkan banyak hal, termasuk
mendorong terjadinya share of values. Menurut Davenport Prusak 1998, meskipun si pemberi dan penerima
informasi berkomunikasi dengan sedikit mempengaruhi hasil terhadap intensi knowledge sharing dan salah satu faktor dalam proses ini adalah kepercayaan
pemberi knowledge terhadap si penerima knowledge. Semakin tinggi tingkat trust, maka semakin tinggi intensi si pemberi knowledge untuk membagi pengetahuan
mereka dan sebaliknya, semakin rendah tingkat trust maka semakin rendah intensi si pemberi untuk membagi pengetahuan mereka. Dengan kata lain, efek terhadap
keterbukaan si pemberi knowledge untuk melakukan perilaku knowledge sharing dipengaruhi oleh trust. Mayer, Davis dan Schoorman 1995 mengelaborasikan
model interpersonal trust dan mengasumsikan bahwa keterbukaan terhadap suatu pengalaman openness to experience akan mempengaruhi trust si pemberi
knowledge terhadap si penerima knowledge dan keduanya mempunyai dampak terhadap intensi perilaku untuk knowledge sharing.
Senge dalam Debowski, 2006 percaya bahwa trust adalah faktor kunci dalam berbagi pengetahuan dalam suatu organisasi. Ia juga mengatakan bahwa
trust mengarah kepada komitmen pemberi knowledge terhadap si penerima
Universitas Sumatera Utara
informasi, yang artinya bahwa si pemberi knowledge akan mau lebih menunjukkan perilaku knowledge sharing. Kramer 1999 mengatakan bahwa
trust adalah faktor kunci yang mengakibatkan intensi knowledge sharing seseorang dan hal tersebut hanya terjadi ketika individu saling percaya dengan
masing-masing rekan kerjanya dan tidak ada kecurigaan atau keraguan yang dapat merubah dan berbagi informasi antara kedua belah pihak. Ketika derajat saling
percaya antara kedua belah pihak dalam meningkatkan knowledge sharing, kuantitas pertukaran informasi dan pengalaman juga meningkat McAllister,
1995. Penelitian terakhir menemukan bahwa trust pada si penerima informasi merupakan indikator sebagai motivasi untuk berbagi dan mempunyai hubungan
positif terhadap intensi knowledge sharing Ipe, 2003. Oleh karena itu, trust dapat menimbulkan knowledge sharing.
D. HIPOTESA PENELITIAN