Ester asam lemak di alam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan tidak dengan
asam lemak tetapi dengan phospat seperti pada phospolipid. Disamping itu, ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester seperti
terdapat pada minyak jojoba. Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makan ataupun untuk bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya Endo,
1997.
Interesterifikasi penukaran ester atau transesterifikasi menyangkut pertukaran gugus asil antara trigliserida. Karena trigliserida mengandung tiga gugus ester per
molekul, maka peluang untuk pertukaran tersebut cukup banyak. Gugus asil dapat bertukar posisinya dalam satu molekul trigliserida, atau diantara molekul trigliserida.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, dan enzim tertentu.
Dalam proses hidrolisis, lemak atau minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan minyak
atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisis yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut. Ketaren, 1984.
2.4. EPOKSIDA
Epoksida oksirana ialah eter siklik dengan cincin beranggota tiga yang mengandung satu atom oksigen Hart, 1990.
Senyawa epoksida pada sintesa organik merupakan zat antara yang potensial dimanfaatkan untuk beragam bentuk senyawa dengan berbagai keperluan sehingga
penelitian tentang epoksidasi baik kondisi reaksi, keberlanjutan hasil reaksi maupun manfaat hasil reaksi terus dikembangkan Wisewan,1978.
Universitas Sumatera Utara
Jenis-jenis bahan pereaksi yang digunakan untuk epoksidasi tanpa pemutusan ikatan
π yang umum digunakan untuk menghasilkan epoksida adalah senyawa peroksi peracid. Dalam epoksidasi ini pereaki dipersiapkan melalui reaksi asam karboksilat
dengan peroksida H
2 2
dengan bantuan katalis asam Hasibuan, 2000.
Adapun contoh reaksi epoksidasi terhadap senyawa alkena dan menghasilkan senyawa diol adalah sebagai berikut Sastrohamidjojo, 2005 .:
Ada empat teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan epoksida dari molekul olefin:
1. Epoksida dengan asam perkarboksilat yang sering digunakan dalam industri dan dapat dipercepat dengan bantuan katalis atau enzim
2. Epoksida dengan peroksida organik dan anorganik, termasuk epoksidasi alkali dengan hydrogen peroksida nitril dan epoksida yang dikatalisis logam transisi.
3. Epoksida dengan halohidrin, menggunakan asam hipohalogen HOX dengan garamnya sebagai reagen, dan epoksida olefin dengan defisiensi elektron
ikatan rangkap. 4. Epoksida dengan menggunakan molekul oksigen, untuk minyak nabati jarang
digunakan karena dapat menyebabkan degadrasi dari minyak menjadi senyawa yang lebih kecil seperti aldehid dan keton atau asam dikarboksilat berantai
pendek sehingga oksidasi dengan O
2
merupakan metode yang tidak efisien untuk epoksida minyak nabati Goud, 2006.
R C
O OH
+ H
2
O
2
R C
O O
OH + H
2
O
R C
O O
OH +
C C O
+ R
C O
OH
H
+
Peroksida Peracid
Epoksida Olefin
C C
Asam karboksilat
Peracid C C
O Epoksida
H
2
O Asam Karboksilat
D io l OH
OH C C
H H H H
H H
Universitas Sumatera Utara
H N
H O O H
dietanolamina
2.5 SENYAWA POLIOL
Poliol merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksi lebih dari satu dan dalam industri material sangat luas digunakan baik sebagai bahan pereaksi
maupun bahan aditif. Senyawa poliol dapat diperoleh langsung di alam seperti amilum, selulosa, sukrosa dan lignin ataupun hasil olahan industri.
Poliol dari minyak nabati telah banyak dikembangkan untuk dapat menggantikan petroleum berbasis poliol dalam pembuatan poliuretan dan poliester,
juga telah banyak digunakan sebagai bahan pemlastis dan matrik polimer untuk menghasilkan suatu material, demikian juga sebagai pelunak maupun pemantap yang
bertujuan agar diperoleh kekerasan dan kalunakan tertentu sehingga material tersebut mudah dibentuk ke berbegai jenis barang sesuai kebutuhan Andreas, 1990.
Epoksidasi asam lemak tidak jenuh baik sebagai trigliserida, asam lemak bebas maupun dalam bentuk alkil ester asam lemak yang dilanjutkan hidrolisis juga telah
banyak dilakukan untuk menghasilkan senyawa poliol Swern, dkk,1959. Reaksi epoksida tersebut melalui metanolisis disamping terbentuk gugus poliol juga
terbentuk gugus eter yaitu gugus metoksi sehingga senyawa yang terbentuk lebih dikenal dengan poliol polieter Lin, 2008.
2.6 . DIETANOLAMINA