dengan poliol tersebut memiliki sifat surfaktan karena disamping memiliki gugus ester juga masih memiliki gugus hidroksil sehingga terjadi keseimbangan antara gugus
yang bersifat lipofil dengan gugus yang bersifat hidrofil Tarigan, 2005. Senyawa N-etanol-oleil amida telah dibuat melalui amidasi asam oleat dengan
etanolamin yang dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, detergen, pelunak pada pembuatan tekstil dan pencegah korosif Budijanto, 2002.
2.3. Ester Asam Lemak
Ester asam lemak yang paling sederhana adalah ester antara metanol dengan asam lemak yang dikenal luas sebagai metil ester asam lemak pada industri oleokimia.
Metil ester asam lemak ini dapat dihasilkan melalui transesterifikasi secara metanolisis terhadap ester asam lemak dengan gliserol gliserida Manurung, 2008.
Modifikasi ester asam lemak dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
Gandhi, 1997, dikutip dari jurnal Ester Asam Lemak oleh Juliati Tarigan S.Si, M.Si.
a. Esterifikasi R-OH
H
2
O
b. Interesterifikasi
c. Alkoholisis R-OH
R-OH
d. Asidolisis asam karboksilat
alkohol ester
air
ester ester
ester baru ester baru
ester alkohol
ester baru alkohol
ester asam karboksilat
ester baru as.karboksilat baru
R C
O O R
R C
O O H
R C
O O R
R C
O O R
R C
O O R
R C
O O R
R C
O O R
R C
O O R
R C
O O R
R C
O O R
R C
O O H
R C
O O H
Universitas Sumatera Utara
Ester asam lemak di alam terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus hidroksilnya yang teresterkan tidak dengan
asam lemak tetapi dengan phospat seperti pada phospolipid. Disamping itu, ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester seperti
terdapat pada minyak jojoba. Ester asam lemak sering dimodifikasi baik untuk bahan makan ataupun untuk bahan surfaktan, aditif, detergen dan lain sebagainya Endo,
1997.
Interesterifikasi penukaran ester atau transesterifikasi menyangkut pertukaran gugus asil antara trigliserida. Karena trigliserida mengandung tiga gugus ester per
molekul, maka peluang untuk pertukaran tersebut cukup banyak. Gugus asil dapat bertukar posisinya dalam satu molekul trigliserida, atau diantara molekul trigliserida.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, dan enzim tertentu.
Dalam proses hidrolisis, lemak atau minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan minyak
atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisis yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut. Ketaren, 1984.
2.4. EPOKSIDA