PENENTUAN HARGA HLB Hydrophilic Lipophilic Balance Alat-alat

Molekul-molekul atau ion-ion yang teradsorbsi pada perbatasan interfasa disebut dengan bahan aktif permukaan surface active agents atau surfaktan. Surfaktan mempunyai peran penting untuk menurunkan tegangan permukaan bahan yang dikenai. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah wetting agent, bahan pengemulsi emulsifying agents, dan sebagai bahan penglarut solubilizing agents. Aktifitas kerja suatu surfaktan karena sifat ganda dari molekul tersebut Pavia, 1976. Struktur kimia surfaktan mempengaruhi sifat kelarutan yang cocok untuk aktifitas surfaktan tersebut tergantung pelarut dan dan kondisi yang digunakan. Di dalam bentuk surfaktan yang umum , “kepala” menggambarkan gugus yang larut dalam air, sering disebut gugus hidrofil atau gugus lipofob dan “ekor” menggambarkan gugus lipofil atau hidrofob di dalam air. Klasifikasi kimia yang paling berguna dari surfaktan didasarkan pada sifat hidrofil dan lipofilnya. Di bawah ini ada empat klasifikasi dasar dari surfaktan yaitu : 1. Surfaktan anionik, memiliki gugus hidrofil yang bermuatan negatif seperti gugus karboksilat RCOO - M + , sulfonasi RSO 3 - M + , sulfat ROSO 3 - M + atau posfat ROPO 3 - M + . 2. Surfaktan kationik, gugus hidrofil memiliki muatan positif. Sebagai contoh ammonium halida kwartener R 4 N + X - . 3. Surfaktan nonionik, dimana gugus hidrofil tidak memiliki muatan tetapi turunannya memiliki kelarutan yang besar terhadap air dibandingkan gugus polar tertinggi seperti senyawa POE atau R-OCH 2 CH 2 O- R adalah gugus poliol termasuk gula. 4. Surfaktan amfoter zwitter ion memiliki muatan positif dan muatan negatif, sebagai contoh sulfobetain RN + CH 3 2 CH 2 CH 2 SO 3 - .

2.9. PENENTUAN HARGA HLB Hydrophilic Lipophilic Balance

Griffin merancang suatu skala sembarang dari berbagai angka untuk dipakai sebagai suatu ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik HLB dari zat-zat aktif permukaan surfaktan. Dengan bantuan angka ini, adalah mungkin untuk membentuk Universitas Sumatera Utara suatu jarak HLB untuk efisiensi optimum atau terbaik dari masing-masing golongan surfaktan seperti terlihat pada gambar 2.2 sebagai berikut. Gambar 2.1. Skala Petunjuk Fungsi Surfaktan Berdasarkan Nilai HLB HLB dari sejumlah senyawa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebaagi berikut : HLB = 20 1 – SA Dimana S adalah bilangan penyabunan senyawa tersebut dan A adalah bilangan asam senyawa tersebut. Davies telah menghitung nilai HLB untuk zat aktif permukaan dengan memecah berbagai molekul surfaktan ke dalam gugus-gugus penyusunnya, yang masing-masing diberi suatu angka gugus. Penjumlahan dari angka-angka gugus untuk suatu surfaktan tertentu memungkinkan perhitungan nilai HLB-nya menurut persamaan berikut : HLB = Σ angka-angka gugus hidrofilik - Σ angka-angka gugus lipofilik + 7 Martin,A., 1993 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Nilai HLB Beberapa Surfaktan Zat HLB Asam Oleat Gliseril Monostearat Sorbitan mono-oleat Sorbitan monolaurat Trietanolamin oleat Polioksitilena sorbitan mono-oleat Polioksitilena sorbitan monolaurat Natrium oleat Natrium lauril sulfat 1 3,8 4,3 8,6 12 15 16,7 18 40 Tabel 2.3 Harga HLB Gugus Fungsi Gugusan senyawa Angka gugus Gugus hidrofilik -SO 4 - Na + - COO - Na + Ester cincin sorbitan Ester bebas Hidroksil bebas Hidroksil cincin sorbitan Grup lipofilik -CH- -CH 2 - -CH 3 - =CH- 38,7 19,1 6,8 2,4 1,9 0,5 0,475 0,475 0,475 0,475 Shinoda, 1986 Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: - Alat Vakum Fisons - Kertas Saring Biasa - Neraca Analitis Mettler PM 480 - Gelas Ukur 10 ml Pyrex - Gelas Erlenmeyer 250 ml Pyrex - Gelas Ukur 100 ml Pyrex - Gelas Beaker 250 ml Pyrex - Spektrofotometer FT-IR Shimadzu - Tabung CaCl 2 Pyrex - Corong Pisah Pyrex - Corong Penetes Pyrex - Botol Akuades - Magnetik Bar - Oven Labline - Labu leher tiga Pyrex - Labu leher dua Pyrex - Termometer 110 o C Fisons - Kondensor Bola Pyrex - Buret 25 ml ± 0,1 ml Pyrex - Rotarievaporator Heidolph - Hotplate Sirrer Fisons - Labu Takar Pyrex - Corong Pyrex

3.2 Bahan-Bahan

Dokumen yang terkait

Sintesis Bahan Surfaktan Anionik Kalium 9,10-Dihidroksi Stearat Dan Surfaktan Nonionik 9,10-Dihidroksi-N- (2-Etanol) Stearamida Dari Asam Oleat

2 47 67

Sintesis 9-n-Pentoksi 10-Hidroksi n-Pentil Stearat Campuran Dari Asam Oleat

0 37 64

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

4 92 69

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

3 17 69

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

0 0 12

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

0 0 2

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

0 0 4

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

0 0 21

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

0 0 3

Sintesis Gliseril 9,10-Dihidroksi Stearat Dari Mono Gliserida Oleat Campuran Yang Diperoleh Melalui Reaksi Esterifikasi Dengan Menggunakan Katalis NaOH

0 0 8