III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data primer cross section Survei Khusus
Tabungan dan Investasi Rumah Tangga SKTIR Tahun 2010 yang dilaksanakan di 16 provinsi. Pengumpulan data SKTIR 2010 dilakukan melalui wawancara
langsung antara petugas pencacah dengan responden. Kegiatan pengumpulan data dilakukan Maret-April 2010. Kegiatan SKTIR dirancang untuk memperoleh data
tentang bagaimana rumah tangga menciptakan tabungan, berapa besarnya, serta bagaimana tabungan tersebut dikelola.
Data primer yang dikumpulkan antara lain keterangan anggota rumah tangga, pendapatan yang diperoleh anggota rumah tangga yang bekerja sebagai
pengusaha dan buruhkaryawan, pengeluaran makanan dan non makanan, pendidikan dan umur anggota rumah tangga. Data sekunder meliputi data
penunjang yang diperoleh dari buku, laporan SKTIR 2010, jurnal, publikasi Neraca Arus Dana dan lain-lain.
Sampel adalah bagian populasi rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah responden sebanyak 600 rumah tangga yang tersebar di 5 kota yaitu
dengan rincian sampel sebagai berikut: 131 responden berdomisili di Jakarta Selatan, 140 responden di Jakarta Timur, 90 responden di Jakata Pusat, 129
responden di Jakarta Barat dan 110 responden di Jakarta Utara.
Tabel 3.1. Sebaran sampel SKTIR di DKI Jakarta, 2010 Kota
Banyaknya Sampel n Populasi N
1. Jakarta Selatan
131 506.961
2. Jakarta Timur
140 627.111
3. Jakarta Pusat
90 235.862
4. Jakarta Barat
129 537.936
5. Jakarta Utara
110 399.101
Total 600 2.311.535
Sumber: data primer diolah Kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga terpilih SKTIR 2010
adalah daftar rumah tangga hasil listing Susenas 2009 pada setiap blok sensus terpilih. Rancangan sampel yang digunakan adalah rancangan sampel dua tahap.
Tahap pertama dilakukan di BPS Pusat dan tahap kedua dilakukan di BPS Provinsi. Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sampel dipilih sejumlah blok
sensus secara sistematik sampling. Sampel terpilih merupakan blok sensus yang mudah aksesnya dan konsentrasi rumah tangganya tinggi. Tahap kedua, dari
kerangka sampel rumah tangga dipilih 10 rumah tangga secara sistematik sampling. Tahapan pemilihan sampel rumah tangga di daerah sebagai berikut:
1. Pemberian tanda cek
√ untuk setiap setiap baris nama kepala rumah tangga 2.
Hitung interval penarikan sampel I untuk pemilihan rumah tangga, yaitu: I = Banyaknya rumah tangga hasil listing 10
Interval penarikan sampel dihitung sampai dua angka di belakang koma. 3.
Dengan menggunakan Tabel Angka Random, tentukan angka random pertama R1. Angka random pertama harus lebih kecil atau sama dengan
interval sampel I 4.
Gunakan interval sampel untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumah tangga berikutnya, yaitu R2, R3, …, R16 dengan rumus:
R2 = R1 + I ; R3 = R1 + 2I ; .....R10 = R1 + 9I 5.
Apabila rumah tangga terpilih benar-benar tidak dapat ditemui saat pencacahan, maka penggantian rumah tangga sampel dapat dilakukan dengan
rumah tangga dari kelompok pengeluaran yang sama dan terdekat serta belum terpilih untuk kelompok pengeluaran yang lain.
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rumah tangga yaitu seorangsekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau pengurusan kebutuhan bersama sehari-hari di bawah satu
pengelolaan BPS, 2005. 2.
Tabungan rumah tangga dalam penelitian ini merupakan selisih antara pendapatan rumah tangga dan pengeluaran rumah tangga, dalam bentuk uang
rupiah dinyatakan dalam rupiah per tahun. 3.
Pendapatan rumah tangga mencakup seluruh pendapatan semua anggota rumah tangga responden, baik pendapatan yang berasal dari bekerjaberusaha,
maupun pendapatan lain diluar bekerjaberusaha. 4.
Umur kepala rumah tangga adalah jumlah tahun yang telah dijalani responden, dihitung sejak kelahiran sampai saat penelitian dilaksanakan,
diukur dalam satuan tahun 5.
Kepala rumah tanggakeluarga adalah orang yang bertanggung jawab terhadap rumah tangga.
6. Pendidikan kepala rumah tangga merupakan jenjang pendidikan yang pernah
dicapai oleh responden secara formal, diukur dalam satuan tahun. 7.
Dependency ratio merupakan rasio ketergantungan yang menunjukkan seberapa besar beban yang ditanggung oleh anggota rumah tangga yang
bekerja, diproksi dengan jumlah anggota rumah tangga yang tidak bekerja dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga yang bekerja. Secara matematis
cara perhitungannya menggunakan rumus: DR = PDUKPUK
PDUK adalah jumlah anggota rumah tangga yang tidak bekerja dan PUK adalah jumlah anggota rumah tangga yang bekerja.
8. Dummy berdasarkan sumber pendapatan utama rumah tangga bersumber
upahgaji dan nongaji, pada rumah tangga ke-i dinotasikan dengan: D
i
diukur dengan nilai 1 jika rumah tangga penerima upahgaji dan 0 jika bukan rumah tangga nonupahnongaji.
3.2. Alat Analisis Data