mendorong individu menabung adalah keinginan mengakumulasikan uang untuk digunakan saat ia pensiun. Sedangkan pengembangan dari hipotesa ini adalah the
permanent income Friedman, 1957, dimana motivasi menabung adalah untuk warisan Bequest motive.
2.1.3. Teori Hubungan Pendapatan dengan Tabungan
Hubungan antara tabungan dengan pendapatan telah banyak dirumuskan oleh beberapa ahli ekonomi. Secara umum hal ini dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian besar, yaitu: fungsi pendapatan absolut Keynesian dan hipotesis non Keynesian.
Fungsi pendapatan Keynesian menyatakan bahwa tabungan berhubungan erat dengan pendapatan absolut. Pendapatan absolut didefinisikan sebagai
pendapatan nasional yang terjadi saat ini atau current income, bukan pendapatan yang terjadi sebelumnya Y
t-1
, bukan pula pendapatan yang diramalkan terjadi di masa yang akan datang Y
t+1
. Pendapatan itu sendiri berupa pendapatan domestik bruto PDB atau juga pendapatan domestik bruto perkapita dan tabungan
masyarakat perkapita. Keynes menggunakan konsep pendapatan domestik bruto dan tabungan domestik bruto.
Fungsi tabungan non keynesian dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu: 1 hipotesis pendapatan relatif, 2 hipotesis pendapatan permanen
dan 3 hipotesis life cyle. Teori pendapatan relatif Relative Income Hypothesis yang dikembangkan James Duesenberry. Teori ini lebih memperhatikan aspek
psikologis rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan. Dampak
perubahan pendapatan dalam jangka pendek akan berbeda dibanding dalam jangka panjang. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jenis perubahan pendapatan yang
dialami. Karena itu, rumah tangga mempunyai preferensi fungsi konsumsi, yang disebut fungsi konsumsi jangka pendek dan jangka panjang.
Tabungan dan konsumsi suatu masyarakat ditentukan oleh pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Jika pendapatan berkurang, konsumen tidak
akan banyak mengurangi pengeluarannya tetapi tetap mempertahankan konsumsi yang tinggi tersebut dan mengurangi besaran tabungannya. Apabila pendapatan
bertambah lagi, maka konsumsi mereka akan bertambah dengan pertambahan yang tidak begitu besar, berbeda dengan tabungan yang akan bertambah semakin
besar. Kondisi ini akan berlanjut terus sampai tingkat pendapatan tertinggi yang pernah tercapai terulang lagi Mikesell dan Zinser, 1973.
Teori pendapatan permanen Permanent Income Hypothesis yang diajukan oleh Milton Friedman. Permanent Income Hypothesis menyatakan
bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan permanen permanent income
C = λYp
dimana: C = konsumsi
Yp = pendapatan permanen λ = faktor proporsi λ 0
Pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata-rata yang diekspektasi diharapkan dalam jangka panjang. Sumber pendapatan itu berasal
dari pendapatan upahgaji expected labour income dan nonupahnongaji expected income from assets. Pendapatan permanen akan meningkat bila
individu menilai kualitas dirinya human wealth makin baik, mampu bersaing di pasar. Dengan keyakinan tersebut ekspektasinya tentang pendapatan juga akan
meningkat jika individu menilai kekayaannya non-human wealth meningkat. Sebab dengan itu, pendapatan nonupah non-labour income diperkirakan.
Pendapatan saat ini tidak selalu sama dengan pendapatan permanen. Kadang pendapatan saat ini lebih besar daripada permanen. Kadang-kadang
sebaliknya yang menyebabkannya adalah adanya pendapatan tidak permanen yang besar berubah-ubah. Pendapatan ini disebut pendapatan transitori transitory
income. Yd = Yp + Yt
dimana: Yd = pendapatan disposibel saat ini
Yp = pendapatan permanen Yt = pendapatan transitori
Model siklus hidup Life Cycle Hypothesis dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, dan Richard Brumberg. Model ini berpendapat bahwa
kegiatan konsumsi adalah kegiatan seumur hidup. Sama halnya dengan model Keynes, model ini mengakui bahwa faktor yang dominan pengaruhnya terhadap
tingkat konsumsi adalah pendapatan disposibel. Hanya saja, model siklus hidup ini mencoba menggali lebih dalam untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
memengaruhi besarnya pendapatan disposibel. Ternyata, pendapatan disposibel
berkaitan erat dengan usia seseorang selama siklus hidupnya. Model siklus hidup ini membagi perjalanan hidup manusia menjadi tiga periode yaitu: periode belum
produktif, periode produktif dan periode tidak produktif lagi. Periode belum produktif berlangsung dari sejak manusia lahir, bersekolah,
hingga pertama kali bekerja, biasanya berkisar usia nol hingga dua puluh tahun. Pada periode ini umumnya manusia belum menghasilkan pendapatan. Untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, mereka harus dibantu oleh anggota keluarga lain yang telah berpenghasilan. Periode produktif umumnya berlangsung dari usia
sekitar dua puluhan tahun hingga usia enam puluhan tahun. Selama periode ini, tingkat penghasilan meningkat. Awalnya meningkat cepat dan mencapai
puncaknya pada usia sekitar lima puluhan tahun. Setelah itu tingkat pendapatan mulai menurun, sampai akhirnya tidak mempunyai penghasilan lagi. Periode tidak
produktif lagi berlangsung setelah usia manusia melebihi enam puluh tahun. Ketuaan yang tidak memungkinkan mereka bekerja untuk mendapat penghasilan.
Pola konsumsi manusia seperti huruf C, maka akan terjadi dissaving mengurangi tabungan ketika usia muda dan usia lanjut. Sedangkan pada usia
produktif, terjadi peningkatan saving. Namun mereka berpendapat bahwa dalam jangka panjang rata-rata tabungan expected saving ES = 0.
Konsumsi seseorang dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu pendapatan saat ini, kekayaan yang terakumulasi akibat tabungan masa lalu dan harapan penghasilan
di masa depan. Jika pendapatan pada masa yang akan datang semakin tinggi usia muda ke usia produktif maka orang itu akan meningkatkan konsumsinya, dan
Dissaving Dissaving
akan mengurangi konsumsinya pada saat penghasilannya mulai menurun usia produktif ke usia lanjut.
Sumber: Modigliani-Brumberg-Ando, 1963 Gambar 2.2. Life cyle hypothesis
Hal sama terjadi pada orang yang memiliki kekayaan yang banyak akumulasi tabungan, warisan, dan lain-lain, akan mengkonsumsi lebih banyak
dibandingkan orang yang tidak memiliki kekayaan, sehingga terlihat pada saat usia lanjut konsumsi masih tetap tinggi, karena adanya akumulasi kekayaan yang
dikumpulkan pada saat masih produktif konsumsi saving.
2.1.4. Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Tabungan Rumah Tangga