5.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya t -1. Secara sederhana adalah bahwa
analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya. Nilai Durbin-Watson sebesar 1,864 artinya bahwa tidak ada autokorelasi.
5.3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga
Setelah dilakukan pengujian kelayakan model dan asumsi terpenuhi, variabel yang signifikan memengaruhi tabungan rumah tangga adalah pendapatan,
dependency ratio dan sumber pendapatan utama rumah tangga. Sedangkan
variabel umur dan pendidikan kepala rumah tangga tidak signifikan memengaruhi tabungan rumah tangga. Berikut ini adalah analisis faktor-faktor yang
memengaruhi tabungan rumah tangga.
5.3.1. Pendapatan Rumah Tangga
Menurut teori Keynes, pendapatan merupakan variabel yang menentukan besarnya tabungan, semakin bertambah pendapatan maka tabungan juga akan
naik. Koefisien variabel pendapatan rumah tangga sebesar 1,027 yang signifikan pada taraf
α = 5. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikannya lebih kecil dari 5 persen.
Koefisien variabel pendapatan rumah tangga menunjukkan tanda positif, sesuai dengan teori Keynes. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan
pendapatan rumah tangga sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan tabungan rumah tangga sebesar 1,027 persen, dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan. Hasil empiris ini sesuai dengan studi sebelumnya, seperti Moradaglu dan Taskin 1996 dengan nilai 1,818 persen dan Epriyani 2008 dengan nilai 1,031
persen. Rata-rata pendapatan rumahtangga di Provinsi DKI Jakarta dalam setahun
berkisar sekitar 56.893.650 rupiah atau per bulan 4.741.137 rupiah. Proporsi tabungan terhadap pendapatan rumahtangga sebesar 13,43 persen. Sedangkan
pengeluaran untuk konsumsi mencapai 77,74 persen dari pendapatan rumahtangga. Hasil uji statistik telah membuktikan bahwa tabungan rumah tangga
dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga. Sehingga dalam upaya peningkatan tabungan rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta, maka peningkatan pendapatan
rumah tangga perlu dilakukan.
5.3.2. Dependency Ratio
Hubungan antara tabungan rumah tangga dan dependency ratio adalah negatif dan signifikan karena nilai signifikansinya 0,009 dibawah 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa dependency ratio berdampak signifikan terhadap tabungan rumah tangga. Besarnya koefisien variabel dependency ratio adalah -0,0006.
Setiap kenaikan dependency ratio 1 persen maka tabungan rumah tangga akan turun sebesar 0,0006 persen, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Moradaglu dan Taskin 1996, serta Epriyani 2008 yang menunjukkan bahwa dependency ratio
rumah tangga berpengaruh negatif terhadap tabungan secara signifikan. Hasil studi yang dilakukan oleh Moradaglu dan Taskin 1996 di negara berkembang
menunjukkan besar koefisien dependency ratio sebesar -0,006. Dependency ratio
merupakan rasio antara anggota rumah tangga yang tidak bekerja dan yang bekerja. Rata-rata dependency ratio rumah tangga adalah
1,82. Kondisi ini sesuai dengan teori Todaro yang menyatakan bahwa salah satu ciri negara berkembang adalah dependency rationya tinggi. Semakin
meningkatnya dependency ratio dalam rumah tangga menyebabkan sebagian besar pendapatan rumah tangga digunakan untuk memenuhi konsumsi semakin
bertambah, sehingga jumlah uang yang ditabung menjadi rendah. Tingginya beban ketergantungan akan menyebabkan tabungan menurun karena hubungan
keduanya negatif.
5.3.3. Dummy Sumber Pendapatan Utama Rumah Tangga