Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Tabungan Rumah Tangga

Dissaving Dissaving akan mengurangi konsumsinya pada saat penghasilannya mulai menurun usia produktif ke usia lanjut. Sumber: Modigliani-Brumberg-Ando, 1963 Gambar 2.2. Life cyle hypothesis Hal sama terjadi pada orang yang memiliki kekayaan yang banyak akumulasi tabungan, warisan, dan lain-lain, akan mengkonsumsi lebih banyak dibandingkan orang yang tidak memiliki kekayaan, sehingga terlihat pada saat usia lanjut konsumsi masih tetap tinggi, karena adanya akumulasi kekayaan yang dikumpulkan pada saat masih produktif konsumsi saving.

2.1.4. Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Tabungan Rumah Tangga

Beberapa penelitian yang manganalisis perilaku tabungan rumah tangga menggunakan teori yang menjelaskan hubungan antara tabungan dengan pendapatan, untuk kemudian dikembangkan dengan memasukkan beberapa Saving C,Y d Y d C Time variabel independen lain antara lain: umur, pendidikan, dependency ratio dan sumber pendapatan utama rumah tangga . Menurut life cyle hypothesis, umur memengaruhi tabungan rumah tangga. Apabila dalam perekonomian proporsi populasi dari umur yang masuk sebagai tenaga kerja tinggi, maka tingkat tabungan rumah tangga juga tinggi, karena orang yang bekerja akan menabung untuk masa pensiun. Jika rasio pensiunan lebih besar daripada jumlah yang bekerja, maka tingkat tabungan privat menjadi rendah. Sebab pensiunan pada umumnya tidak menabung tetapi justru melakukan dissaving. Pada umumnya orang akan produktif pada usia 20-55 dan apabila digambarkan akan mengikuti kurva kuadratik. Mula-mula produktivitas rendah, kemudian naik dari waktu ke waktu sampai ke puncak dan akhirnya menurun seiring bertambahnya umur. Naik dan turunnya produktivitas tersebut sama dengan naik dan turunnya pendapatan. Jadi semakin produktif seseorang maka pendapatan semakin tinggi. Apabila pendapatan semakin tinggi dan tingkat konsumsi relatif tetap, maka akan meningkatkan jumlah tabungan. Keterkaitan dengan pendidikan dapat dijelaskan melalui teori human capital. Salah satu model yang terdapat dalam teori human capital adalah model keuntungan pendidikan. Model ini memiliki asumsi bahwa seluruh penghasilan seseorang merupakan proksi dari produktivitas yang dimilikinya. Produktivitas ini dianggap sebagai fungsi dari keahlian dan ketrampilan yang diperoleh dari pendidikan. Todaro 1994 menyatakan bahwa dalam perkembangannya, teori human capital menganggap tenaga kerja sebagai pemegang kapital yang tercermin dalam ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan produktivitas kerjanya. Teori human capital memberikan pengaruh terhadap perkembangan penelitian tentang tabungan rumah tangga. Teori human capital dihubungkan dengan pengaruh tingkat pendidikan kepala rumah tangga terhadap tabungan rumah tangga. Pendidikan kepala rumah tangga diukur dengan lama sekolah formal yang ditempuh dalam tahun. Selain pendidikan, tabungan dipengaruhi oleh rasio beban ketergantungan dependency ratio dalam rumah tangga. Todaro 2000 menyatakan bahwa salah satu ciri umum dari negara berkembang adalah beban ketergantungan yang tinggi. Penduduk yang berusia lanjut yaitu diatas 64 tahun dan anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun secara ekonomis disebut sebagai beban ketergantungan. Mereka merupakan anggota masyarakat yang tidak produktif, sehingga menjadi beban tanggungan angkatan kerja produktif yang berumur antara 15 hingga 64 tahun. Beban ketergantungan dependency ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: DR = PDUKPUK dimana, DR = dependency ratio, disebut juga sebagai tingkat beban yang harus ditanggung setiap penduduk produktif. Semakin besar nilainya adalah semakin buruk. PDUK = Penduduk diluar usia kerja PUK = Penduduk usia kerja

2.2. Penelitian Terdahulu