Umur Kepala Rumah Tangga Pendidikan Kepala Rumah Tangga

Rumah tangga yang bekerja di sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dan sektor informasi dan komunikasi memiliki proporsi tabungan terhadap pendapatan sebesar 16 persen. Sedangkan, rumah tangga yang bekerja di sektor jasa perorangan yang melayani rumah tangga memiliki proporsi tabungan terhadap pendapatan sebesar 7,32 persen.

4.3.2. Umur Kepala Rumah Tangga

Menurut hipotesis life cycle umur juga memengaruhi besarnya tabungan rumah tangga. Pada usia produktif umumnya pendapatan seseorang meningkat dan selanjutnya tabungannya akan meningkat pula. Sumber: data primer diolah Gambar 4.2. Hubungan umur kepala rumah tangga terhadap pendapatan dan tabungan di DKI Jakarta, 2010 Berdasarkan umur kepala rumah tangga, rata-rata pendapatan terus bergerak naik sampai pada umur 60-65 tahun, kemudian di umur diatas 65 tahun pendapatan menurun. Sedangkan rata-rata tabungan terus bergerak naik dari 5,2 juta rupiah di umur kurang dari 30 tahun menjadi 11,12 juta diatas 65 tahun. Hal ini didorong oleh semakin besar keinginan menabung sebagai persiapan di hari tua.

4.3.3. Pendidikan Kepala Rumah Tangga

Berdasarkan data sampel rumah tangga menurut pendidikan kepala rumah tangga, 12,64 persen tamat universitas, 4,83 persen tamat akademi, 34,94 persen tamat SMA, 19,54 persen tamat SMP, 22,07 persen tamat SD dan 5,98 persen tidak tamat SD. Data rinci pendidikan kepala rumah tangga dapat dilihat di Gambar 4.4. Sumber: data primer diolah Gambar 4.3. Persentase kepala rumah tangga menurut pendidikan di DKI Jakarta, 2010 Perbandingan rumah tangga buruhkaryawan dan rumah tangga usaha dilihat menurut distribusi pendidikan kepala rumah tangga dapat dilihat dalam Gambar 4.4. Kepala rumah tangga usaha dan buruhkaryawan umumnya lulusan SMA yaitu sebesar 35 persen. Kepala rumah tangga lulusan SD juga masih banyak, yaitu sebesar 21-22 persen. Kepala rumah tangga lulusan universitas di rumah tangga buruhkaryawan lebih banyak yaitu sebesar 12,64 persen daripada rumah tangga usaha hanya sebesar 7,27 persen. Sedangkan, lulusan SMP lebih banyak di rumah tangga usaha yaitu sebesar 27,27 persen daripada rumah tangga buruhkaryawan sebesar 19,54 persen. Sumber: data primer diolah Gambar 4.4. Perbandingan pendidikan kepala rumah tangga buruh karyawan dan usaha di DKI Jakarta, 2010 Kepala rumah tangga yang tidak tamat SD umumnya bekerja di sektor perdagangan besar dan eceran dan kegiatan jasa lainnya. Kepala rumah tangga yang tamat SD umumnya bekerja di sektor industri pengolahan dan konstruksi. Kepala rumah tangga yang tamat SMP sampai universitas umumnya bekerja di sektor perdagangan besar dan eceran dan industri pengolahan. Tabel 4.5. Proporsi pendidikan kepala rumah tangga menurut lapangan usaha di DKI Jakarta, 2010 persen Lapangan Usaha Tidak tmt SD SD SMP SMA Aka- demi Univer- sitas 1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 0,00 0,00 2,44 0,51 0,00 1,59 2 Pertambangan dan penggalian 0,00 2,50 0,00 0,51 0,00 0,00 3 Industri pengolahan 12,50 27,50 20,33 17,26 14,81 12,70 4 Pengadaan air, pengelolaan sampah 0,00 5,00 1,63 1,52 0,00 1,59 5 Konstruksi 9,38 22,50 4,07 6,09 0,00 1,59 6 Perdagangan besar dan eceran 28,13 20,00 21,95 24,37 25,93 30,16 7 Transportasi dan pergudangan 6,25 0,00 6,50 6,60 3,70 3,17 8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 9,38 0,00 3,25 3,55 3,70 6,35 9 Informasi dan komunikasi 0,00 0,00 1,63 3,05 3,70 0,00 10 Jasa keuangan dan asuransi 0,00 2,50 2,44 3,05 14,81 6,35 11 Real estat 3,13 2,50 0,81 0,51 0,00 4,76 12 Jasa profesional, ilmiah dan teknis 0,00 2,50 0,81 2,03 7,41 3,17 13 Jasa persewaan 3,13 0,00 6,50 6,60 7,41 6,35 14 Administrasi pemerintahan 0,00 2,50 0,81 1,02 0,00 3,17 15 Jasa pendidikan 6,25 0,00 0,81 5,08 3,70 7,94 16 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,00 0,00 2,44 3,05 3,70 4,76 17 Kebudayaan, hiburan dan rekreasi 0,00 0,00 0,00 0,51 0,00 0,00 18 Kegiatan jasa lainnya 18,75 0,00 20,33 13,71 11,11 4,76 19 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 3,13 12,50 3,25 1,02 0,00 1,59 Sumber: data primer diolah Hubungan antara pendidikan dan pendapatan terhadap tabungan ditunjukkan oleh Tabel 4.6. Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula pendapatan dan tabungannya. Rata-rata pendapatan rumah tangga di Provinsi DKI Jakarta dalam setahun berkisar sekitar 56,89 juta dan tabungan sebesar 7,6 juta rupiah. Rata-rata tabungan yang kepala rumah tangga yang lulusan universitas sebesar 16,6 juta per tahun, lulusan sekolah menengah atas sebesar 8,1 juta per tahun, lulusan SMP sebesar 6,1 juta per tahun dan lulusan SD 4,6 juta per tahun. Secara rata-rata pendidikan kepala rumah tangga dan tabungan rumah tangga menunjukkan hubungan yang positif. Semakin tinggi pendidikan kepala rumah tangga, semakin tinggi pula tabungannya. Tabel 4.6. Hubungan pendidikan kepala rumah tangga terhadap rata-rata pendapatan dan tabungan di DKI Jakarta, 2010 Pendidikan Rata-rata Tabungan ribu rp Rata-rata Pendapatan ribu rp Tidak Tamat SD 4.410,66 32.409,26 SD 4.562,92 38.061,41 SMP 6.074,39 47.188,62 SMA 8.150,85 56.636,22 Akademi 8.069,82 79.547,37 Universitas 16.662,54 117.013,6 Rata-rata 7.646,23 56.893.650 Standar Deviasi 9.664,01 49.419,74 Sumber: data primer diolah

4.3.4. Dependency Ratio