5.1.7 Potensi Simpanan Karbon Tumbuhan Bawah
Hasil perhitungan karbon tumbuhan bawah berbeda dengan tegakannya, pada tegakan sengon tumbuhan bawahnya memiliki potensi simpanan karbon
yang lebih besar dibandingkan dengan simpanan karbon tumbuhan bawah pada tegakan akasia. Potensi simpanan karbon tumbuhan bawah pada tegakan sengon
sebesar 0,88 tonha sedangkan pada tegakan akasia potensi simpanan karbon tumbuhan bawahnya sebesar 0,42 tonha Gambar 9.
Gambar 9 Potensi simpanan karbon tumbuhan bawah pada tegakan akasia dan sengon tonha pada lahan pasca tambang batu bara PT. Arutmin
5.1.8 Potensi Simpanan Karbon Serasah
Serasah yang merupakan hasil guguran daun dari pohon yang terdapat pada tegakan juga mengandung simpanan karbon karena termasuk biomassa
tegakan. Potensi biomassa serasah berbanding lurus dengan potensi karbonnya, sehingga potensi simpanan karbon serasah pada tegakan akasia lebih tinggi
dibandingkan dengan potensi simpanan karbon serasah pada tegakan sengon. Potensi simpanan karbon serasah pada tegakan akasia sebesar 1,75 tonha
sedangkan pada tegakan sengon sebesar 0,99 tonha Gambar 10.
Gambar 10 Potensi simpanan karbon serasah tegakan akasia dan sengon tonha pada lahan pasca tambang batu bara PT. Arutmin
5.1.9 Potensi Simpanan Karbon Total di atas Permukaan
Potensi simpanan karbon total di atas permukaan merupakan hasil penjumlahan dari potensi simpanan karbon pada tegakan,tumbuhan bawah, dan
serasah pada masing-masing tegakan. Akumulasi tersebut menunjukkan bahwa potensi simpanan karbon total di atas permukaan pada tegakan jenis akasia lebih
besar dibandingkan dengan tegakan sengon. Potensi simpanan karbon total di atas permukaan tegakan akasia sebesar
22,96
tonha sedangkan pada tegakan sengon sebesar
5,30
tonha Tabel 4. Tabel 4 Potensi karbon total di atas permukaan lahan
Jenis Tegakan Potensi karbon tonha
Tegakan Tumbuhan
Bawah Serasah
Total Akasia
20,79 0,42
1,75 22,96
Sengon 3,43
0,88 0,99
5,30
5.1.10 Hasil Analisis Data Simpanan Karbon
Pengujian model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji statistic ANOVA dengan respon simpanan karbon. Hasil analisis model
tersebut didapatkan nilai p-value 0,0001 dimana nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata 5 sehingga hipotesis yang terima H
1
model nyata dan tolak H . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model berpengaruh nyata terhadap simpanan karbon.
Hasil analisis data yang diperoleh menunjukan tingkat keterandalan yang nyata yaitu dibuktikan dengan nilai R-Sq = 0.987007. Nilai koefisien
keragaman tersebut menunjukan bahwa keragaman dipengaruhi oleh faktor hutan dan faktor vegetasi pada hutan sebesar 98,70 sedangkan sisanya sebesar 1,3
dipengaruhi oleh faktor di luar model. Selanjutnya untuk menguji hipotesis pertama yaitu faktor hutan, dapat
dilihat pada p-value sumber keragaman hutan. Nilai p-value .0001dimana nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata 5 yang berarti terima Hipotesis satu H
1
yaitu H
1
: setidaknya ada satu αi ≠ 0 faktor hutan berpengaruh. Dengan demikian
dapat disimpulkan hutan akasia dan hutan sengon memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai simpanan karbon pada taraf nyata 5.
Pengujian hipotesis yang kedua yaitu pengujian hipotesis terhadap faktor vegetasi yang terdapat di dalam hutan akasia dan hutan sengon, dimana di dalam
hutan akasia sendiri terdapat vegetasi akasia, serasah, dan tumbuhan bawah, sedangkan untuk hutan sengon terdiri dari vegetasi sengon, serasah, dan tumbuhan
bawah. Dari hasil tabel sidik ragam di atas didapatkan hasil p-value untuk pengujian hipotesis ini sebesar kurang dari 0,0001 p-value0,0001, dimana nilai
tersebut lebih kecil daripada nilai taraf nyata 5, sehingga hipotesis nol ditolak yaitu H
: β
ji
= 0 untuk semua i, j vegetasi pada hutan tertentu tidak berpengaruh. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada hipotesis kedua
terdapat vegetasi pada hutan tertentu yang berpengaruh terhadap respon nilai simpanan karbon.
Karena pada hipotesis kedua terjadi penolakan hipotesis nol vegetasi pada hutan tertentu memberikan pengaruh nyata terhadap respon pada taraf nyata 5,
maka dapat dilakukan Uji lanjut yaitu dengan uji lanjut Least Significant Differences Beda Nyata TerkecilBNT. Bila selisih mutlaknya melebihi nilai
BNT, maka dikatakan dua perlakuan tersebut berbeda pada taraf nyata 5. Berdasarkan hasil output SAS 9.1 untuk uji BNT didapatkan nilai BNT sebesar
0.1282. Nilai mutlak dari selisih rata-rata simpanan karbon dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Nilai mutlak selisih rata-rata simpanan karbon antara dua vegetasi
Vegetasi Akasia
Sengon Akasia
Serasah TBawah
Sengon Serasah
TBawah Akasia
Akasia -
Serasah 3,243181
- TBawah
3,910308 0,6671278
- Sengon
Sengon 2,724104
0,5190766 1,1862044
- Serasah
3,572980 0,3297992
0,3373286 0,8488758
- TBawah
3,628717 0,385536
0,2815918 0.9046126
0,05574 -
Dari tabel di atas diketahui bahwa vegetasi yang memiliki nilai lebih kecil dari BNT yaitu vegetasi serasah sengon dengan tumbuhan bawah sengon,
sehingga dapat disimpulkan vegetasi tersebut tidak berbeda nyata pada taraf 5 atau memberikan pengaruh yang sama terhadap nilai simpanan karbon.
5.2 Pembahasan