Geomorfologi Topografi dan Geomorfologi .1 Keadaan Topografi

4.3 Topografi dan Geomorfologi 4.3.1 Keadaan Topografi Pada wilayah pertambangan di Batulicin, topografinya berombak hingga bergelombang. Ketinggian maksimum mendapai 500 mdpl. Ketinggian terus berubah pada daerah yang mengarah ke Selat Laut 10 mdpl. Pada Selat Laut ini bermuara sungai-sungai kecil dari sekitar tambang. Sungai-sungai yang dimaksudkan yakni Sungai Ata, Sungai Sela, Sungai Batulicin, Sungai Serongga, dan Sungai Dua PT AI BTL 2003.

4.3.2 Geomorfologi

Di Batulicin, terdapat tiga satuan geomorfologi yakni perbukitan terjal, bergelombang dan pedataran. Di wilayah Ata bagian Barat dan Mereh bagian Timur, geomorfologinya perbukitan terjal dengan ketinggian maksimum 500 mdpl. Kelerengannya cukup terjal dengan kemiringan berkisar antara 50 sampai 60. Faktor keterjalan geomorfologi ini diantaranya adalah faktor litologi akibat kerasnya batuan dasar. Kondisi geomorfologis yang bergelombang dan relatif datar dijumpai di hampir semua wilayah PT AI BTL 2003. Pada wilayah Ata, semakin ke Timur, geomorfologisnya menjadi bergelombang dan relatif datar dengan ketinggian maksimal 110 mdpl. sebaliknya, di wilayah Mereh, semakin ke Barat, geomorfologinya semakin bergelombang dan datar dengan ketinggian relative sama dengan wilayah Ata. Pada wilayah Saring dan Mangkalapi, geomorfologi umumnya bergelombang dan relatif datar dengan ketinggian maksimum 95 mdpl. Wilayah Serongga memiliki geomorfogi dataran rendah dengan ketinggian maksimum 50 mdpl. Lokasi penambangan pada wilayah Ata bagian Barat memanjang dari Barat Laut ke Tenggara dengan ketinggian antara 40 – 170 mdpl dengan kemiringan berkisar 50 – 60. Sedangkan di Ata bagian Timur, kondisi kemiringannya lebih landai 25 – 35. Di Mereh, lokasi penambangan di bagian Barat lebih landai 20 – 30 dan bagian Barat cukup terjal 40 – 50. Ketinggian di bagian Utara yakni 0 – 9 meter dan bagian Selatan 30 – 110 mdpl. Di sebelah Timur Pegunungan Meratus, terdapat wilayah penamabangan Mangkalapi yang memanjang dari Barat ke Timur dengan geomorfologi yang relatif bergelombang dan datar. Ketinggiannya dari permukaan laut berkisar 35 sampai 70 meter dengan persen kemiringan 10 – 20. Geomorfologi yang relatif datar dan bergelombang juga terdapat pada wilayah penambangan Saring yang memilki ketinggain 45 – 80 mdpl. Kemiringan di wilayah ini berkisar antara 15 sampai 25. Serongga merupakan wilayah penambangan yang paling dekat dengan pantai. Ketinggainnya 5 – 50 mdpl dengan kemiringan 4 – 10. Di sisi paling Timur, terdapat geomorfologi dataran pantai yang berbatasan langsung dengan Selat Laut. Dalam geomorfologi ini terdapat endapan alluvial dan pasir pantai yang lembar geomorfologisnya mencapai lebih dari 1 km. Geomorfologi ini umumnya berbentuk rawa dengan tumbuhan khas yakni Nipah dan Bakau. 4.4 Jenis dan Karakteristik Tanah Tanah yang ada pada wilayah Batulicin yakni tanah ultisol dan inceptisol yang menyebar merata. Tanah ini menyebar dari landform teras sungai, daerah lipatan, angkatan, sampai pengunungan entrusi dengan proporsi minor sampai dominan. Morfologi tanah umumnya sudah memperlihatkan perkembangan horizon tanah. Warna tanah pada horizon A berwarna cokelat sampai kekuningan, sedangkan pada lapisan tanah bawah horizon B umumnya berwarna abu-abu PT AI BTL 2003.

4.4.1 Kesuburan Tanah

Dokumen yang terkait

Perencanaan Lanskap Area Rekreasi Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Di Pit 1 Mangkalapi PT Arutmin Indonesia Tambang Batulicin, Kalsel

1 15 222

Perencanaan Lanskap Pasca Tambang Batubara PT Arutmin Indonesia untuk Ekowisata di Batulicin Kalimantan Selatan

10 27 208

Perencanaan reklamasi tambang batubara dalam kawasan hutan untuk pengembangan wilayah desa lingkar tambang (studi kasus PT Arutmin Indonesia tambang batulicin Kalimantan Selatan)

0 5 153

Studi Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Pasca Tambang Batu Bara di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan

0 5 38

Potensi Simpanan Karbon pada Tegakan Revegetasi Lahan Pasca Tambang PT Jorong Barutama Greston, Kalimantan Selatan.

0 8 35

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 6 86

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 14

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 2

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 3

Uji Efektivitas Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium) dan Suren (Toona surenii) pada Tanah Marginal

0 0 15