2.6 Kandungan Karbon
Kayu adalah bahan komposit alami yang terdiri dari bahan organik dengan susunan unsur 49 karbon, 6 hidrogen, 44 oksigen dan sedikit unsur lain.
Kayu dapat pula disebut sebagai polimer alami mengingat 97-99 bobotnya berupa polimer 90 untuk kayu tropis Achmadi 1990.
Umumnya karbon menyusun 45 –50 bahan kering dari tanaman. Sejak
kandungan karbondioksida meningkat secara global di atmosfer dan dianggap sebagai masalah lingkungan, berbagai ekolog tertarik untuk menghitung jumlah
karbon yang tersimpan di hutan. Karbon dioksida CO
2
dan beberapa gas lainnya mempunyai efek rumah kaca, dengan cara mengurangi jumlah radiasi gelombang
yang datang dari bumi, yang menyebabkan meningkatnya suhu bumi. Mekanisme perubahan CO
2
di atmosfer memicu perubahan suhu global pemanasan global atau pendinginan global Murdiyarso 2003.
Peningkatan penyerapan cadangan karbon dapat dilakukan dengan a meningkatkan pertumbuhan biomasa hutan secara alami, b menambah cadangan
kayu pada hutan yang ada dengan penanaman pohon atau mengurangi pemanenan kayu, dan c mengembangkan hutan dengan jenis pohon yang cepat tumbuh
Karbon yang diserap oleh tanaman disimpan dalam bentuk biomasa kayu, sehingga cara yang paling mudah untuk meningkatkan cadangan karbon adalah
dengan menanam dan memelihara pohon Rahayu et al. 2004.
2.7 Pendugaan Karbon
Komponen cadangan karbon daratan terdiri dari cadangan karbon di atas permukaan tanah, cadangan karbon di bawah permukaan tanah dan cadangan
karbon lainnya. Cadangan karbon di atas permukaan tanah terdiri dari tanaman hidup batang, cabang, daun, tanaman menjalar, tanaman epifit dan tumbuhan
bawah dan tanaman mati pohon mati tumbang, pohon mati berdiri, daun, cabang, ranting, bunga, buah yang gugur, arang sisa pembakaran. Cadangan
karbon di bawah permukaan tanah meliputi akar tanaman hidup maupun mati, organisme tanah dan bahan organik tanah Rahayu et al. 2004. Kandungan
Karbon C-stock dihitung dengan menggunakan pendekatan biomassa dengan asumsi 50 dari biomassa adalah karbon yang tersimpan Brown 1997.
III. METODE PENELITIAN