8
III. BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan dala m penelitian ini adalah beras varietas Ma mbera mo, Silugonggo, Batutegi, Ciherang, dan Indragiri yang diperoleh dari Bala i Pene lit ian Tanaman
Padi Inlitpa Muara, Bogor. Serangga Sitophilus zeamais sebagai serangga uji d idapatkan dari SEAMEO BIOTROP, Bogor dan jagung pipil gigi kuda sebagai media infestasi awal d iperoleh
dari SEA FAST center, Bogor. Alat-alat yang digunakan antara lain stoples, gelas plas tik, ka in penutup, gunting,
pinset, neraca analitik, ca wan alu muniu m, oven, desikator, a lat-a lat gelas, dan alat-a lat la innya.
B. METODE PENELITIAN
Penelit ian in i terd iri atas dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri atas pembia kan serangga Sitophilus zeamais untuk me mpe roleh serangga dewasa yang berumur 7 -15 hari sebagai serangga uji. Pe mb ia kan
Sitophilus zeamais dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 150 e kor Sitophilus zeamais dewasa yang diperoleh dari SEAMEO BIOTROP d iinfestasikan ke dala m 500
gram med ia jagung pipil dala m wadah stoples yang ditutup oleh ka in penutup dan diikat dengan karet gelang. Sela jutnya dilakukan inkubasi sela ma lima minggu pada suhu dan
kele mbaban ruang. Untuk men ja min bahwa med ia jagung bebas serangga lainnya, media jagung pipil sebelumnya dipanaskan dala m oven pada suhu 60
o
C sela ma 2 ja m. Pengovenan bertujuan me matikan serangga yang mungkin hidup pada med ia jagung
pipil. Setelah lima minggu masa in festasi, dila kukan pengayakan untuk me misahkan
serangga dewasa yang keluar. Media jagung pipil ke mud ian diinkubasikan ke mbali. Pada hari esoknya dilakukan pengayakan ke mbali. Serangga Sitophilus zeamais yang
keluar dianggap berumur satu hari. Se rangga tersebut kemudian d isimpan pada media jagung pipil baru dan ditunggu hingga berumur 7-15 hari. Hal in i dila kukan secara
berulang hingga didapatkan ju mlah serangga Sitophilus zeamais yang diingin kan dengan umur yang diketahui. Penentuan umur Sitophilus zeamais pada percobaan sangat penting.
Menurut Haryadi 1991 diacu dala m Ta rmudji 2008, pada umur 7-15 hari serangga Sitophilus zeamais telah mencapai kedewasaan kawin dan dapat me mp roduksi telur
secara ma ksima l.
9
Untuk menghindarkan penelit ian dari gangguan hama yang kemu ngkinan berada di beras maka dilaku kan tahap sub freezing pada beras. Beras yang telah dipilih
dimasukkan ke dala m freezer bersuhu -20
o
C sela ma 1 minggu. Setelah 1 minggu, beras diangkat dan di thawing pada suhu rendah di refrigerator secara bertahap untu k
menghindarkan terbentuknya e mbun yang dapat me mpengaruhi ka rakteristik beras.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan percobaan dibagi menjadi dua seri percobaan yaitu Seri I untuk mengetahui la ju pertumbuhan populasi Sitophilus zeamais dan Seri II untuk
mengetahui kerusakan dan susut bobot yang disebabkan oleh serangga Sitophilus zeamais.
a. Seri I
Pada seri I, sepuluh ekor serangga Sitophilus zeamais yang diambil secara acak diinfestasikan ke dala m 200 butir beras kepala masing-masing varietas yang
ditempatkan pada gelas plastik. Setelah tujuh hari masa infestasi, serangga Sitophilus zeamais dikeluarkan dan dibuang. Beras ke mudian d ibiarkan sela ma ± 21
hari. Sete lah ±21 ha ri, d ila kukan pengamatan untuk mengetahui ke luarnya serangga turunan pertama F1. Serangga turunan pertama F1 yang keluar ke mud ian
dihitung dan dibuang. Pengamatan dilaku kan setiap hari h ingga tidak ada serangga turunan pertama yang keluar sela ma lima hari berturut-turut.
b. Seri II
Percobaan seri II, dila kukan dengan cara: sebanyak 25 e kor Sitophilus zeamais dipilih secara acak ke mudian diinfestasikan ke dala m 100 gra m beras
masing-masing varietas yang ditempatkan di dala m gelas plastik. Be ras diinkubasi selama lima minggu. Setelah 5 minggu, serangga Sitophilus zeamais dihitung dan
dibuang. Setiap seri dilaku kan dengan tiga ka li ulangan untuk masing -masing varietas beras.
3. Metode Analisis
a. Analisis kadar air AOAC, 1999
Analisis kadar a ir dila kukan pada saat sebelum masa infestasi dan setelah masa infestasi serangga. Ca wan a lu muniu m d ike ringkan dala m oven selama 15
men it dan did inginkan da la m desikator sela ma 10 menit untuk cawan a lu muniu m dan 20 menit untk ca wan porselin. Ca wan kering ditimbang.
Sebanyak 2 g sampel d itimbang dengan cepat kedala m cawan ke ring. Sa mpel dikeringkan da la m oven suhu 100-102
o
C sela ma 6 ja m. Cawan diletakkan secara seksama agar tida k menyentuh dinding oven. Cawan sampel dipindahkan ke
dala m desikator ke mud ian did inginkan lalu d itimbang ke mbali. Ca wan dimasukkan ke mbali ke da la m oven sampai diperoleh berat konstan.
b.
Karakteristik dinamika populasi serangga
10
Hasil penga matan dihitung dengan parameter sebagai berikut: a.
Jumlah total populasi Nt dengan menghitung semua serangga yang keluar ditambah dengan serangga awal yang diin festasikan.
b. Periode perkembangan D yaitu lamanya waktu dari tengah waktu infestasi
hingga tercapai 50 dari total populasi F1 Sitophilus zeamais. c.
Indeks perkembangan ID yang dihitung daru nilai Nt dan D dengan formula: ID = ln Nt D x 100
d. Laju perkembangan intrinsik Rm dihitung dengan formula:
d imana R= No = Ju mlah serangga yang diinfestasikan
Dm= Pe riode perke mbangan dalam satu minggu e.
Kapasitas multiplikasi mingguan λ dengan formula: λ
c. Karakteristik kehilangan bobot
a. Persen biji berlubang
Diketahui dengan menghitung jumlah biji berlubang setelah masa infestasi dan dibandingkan dengan ju mlah b iji utuh, dihitung dengan formu la
b. Persen kehilangan bobot
Dih itung dengan menggunakan formula Ada m, yaitu
Dimana: U = Bobot Biji Utuh
Nu = Ju mlah Biji Utuh D = Bobot Biji berlubang
Nd = Ju mlah Biji Berlubang
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian in i adalah rancangan acak lengkap sederhana dengan tiga ka li ulangan untuk t iap varietas beras. Model mate matikanya
sebagai berikut: Yij = µ + Ai + Σ ij
Dimana : Yij
= Nila i pengamatan µ
= Nila i rata-rata u mu m Aij
= Pengaruh varietas beras ke-i Σij
= Ga lat percobaan Analisis statistik d ilakukan dengan menggunakan program ko mputer SPSS seri 17.0.
Setelah uji sidik raga m Analysis of Variance dila kukan uji Duncan. Se lain itu, dila kukan juga uji kore lasi.
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beras merupakan bahan pangan utama sebagai sumber karbohidra t bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Ke mentan 2010 menyebutkan bahwa tingkat konsumsi beras tahun 2009 di
Indonesia sangat tinggi yaitu sebesar 139,5 kgkapita,jauh diatas tingkat konsumsi rata -rata dunia sebesar 60 kgkapita. Be rbagai varietas beras terus dike mbangkan untuk me mpe roleh beras unggul
dala m potensi hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit maupun mutu kualitas beras. Dala m usaha pemuliaan padi, penentuan mutu beras dikelo mpokkan menjadi rende men giling, penampa kan
bentuk dan ukuran biji, dan sifat -sifat tanak dan rasa nasi Da mard jati dan Purwan i, 1991. Menurut Haryadi 2008, secara u mu m mutu beras dapat dike lo mpokkan menjad i e mpat ya itu mutu giling,
mutu rasa dan mutu tanak, mutu g izi, dan mutu penampakan dan ke mu rnian beras. Mutu-mutu tersebut merupakan para mete r yang sering dijad ikan acuan dala m pe milihan beras oleh konsumen.
Dengan adanya serangan serangga Sitophilus zeamais bukan hanya dapat menyebabkan kehilangan bobot tetapi juga menyebabkan penurunan mutu dari beras. Serangan serangga dalam ju mlah besar
dapat menyebabkan kenaikan te mperatur dan kele mbaban pada beras sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan kapang dan mikroorganis me la innya. Sela in itu, bagian serangga yang tertinggal seperti
eksoskeleton serangga akan menyebabkan beras menjadi kotor filthy. Jika beras ini masuk dala m perdagangan antar negara maka ke mungkinan besar akan ditolak dan merugikan produsen beras.
Sehingga kerugian yang diderita bukan hanya kerugian mate ria l tetapi juga ke rugian secara moriil dimana na ma baik dari produsen negara asal dipertaruhkan.
Penelit ian in i merupakan kajian resistensi beras sosoh dari lima varietas padi unggul terhadap intensitas serangan serangga Sitophilus zeamais Motschulsky. Lima varietas padi tersebut adalah
varietas Batutegi, Ciherang, Indragiri, Ma mbera mo , dan Silugonggo. Masing-masing varietas me miliki keunggulan diantaranya Batutegi me miliki rataan hasil 3,0 tonha gabah kering giling, u mur
tanam 116 hari dan tahan terhadap blas daun leher, bercak daun coklat, dan keracunan Al. Ciherang me miliki u mu r tanam 116-125 hari dengan rataan hasil 5-7 tonha serta tahan terhadap hama wereng
coklat dan bakte ri hawa r daun. Indragiri me miliki kara kteristik u mur tanaman 117 hari, rataan hasil 4,5-5,5 tonha, dan tahan terhadap wereng coklat dan penyakit blas. Silugonggo memiliki rataan hasil
3,5-4,5 tonha dengan umur tanaman 85-90 hari dan tahan terhadap hama kecuali ha ma penggerek batang dan penyakit blas d ife rensial. Ma mbera mo me miliki ka rakteristik u mur tana man 115-120 hari,
rataan hasil 6,5 ton ha, dan tahan hama we reng coklat, ha war daun bakteri strain III dan ag ak tahan terhadap virus tungro Puslitbang Pangan, 2010.
Perke mbangan serangga hama gudang sangat dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan dan ko moditas dimana serangga itu hidup. Faktor in i termasuk suhu, kele mbaban relatif, kadar air,
keke rasan, dan komposisi dari ko moditas pangan yang disimpan Syarief dan Halid, 1992. Menurut Pranata 1982, kondisi biji dan lingkungan sangat me mpengaruhi tingkat pertumbuhan dan
perke mbangan serangga, Keadaan yang dima ksud adalah suhu, cahaya, kele mbaban, dan angin. Pengujian mengenai pengaruh lima maca m varietas beras terhadap serangan serangga hama
gudang Sitophilus zeamais didasarkan berdasarkan pada kara kteristik resistensi yaitu total populasi Nt, periode perke mbangan D, indeks perke mbangan ID, laju perke mbangan intrinsik Rm dan
kapasitas multip lika si mingguan λ serta karakteistik kehilangan bobot yaitu persen biji berlubang
12
dan persen kehilangan boot. Selain itu, diuji ko relasi para meter-para meter resistensi terhadap kadar amilosa masing-masing varietas. Kadar a milosa masing-masing varietas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan amilosa pada lima varietas beras Varietas
Kadar a milosa Batutegi
22,30 a Mambera mo
19,00 b Indagiri
23,50 c Silungonggo
24,11 d Ciherang
23,00 e Puslitbang Pangan 2010
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa beras varietas Silugonggo me miliki kadar a milosa tertinggi diikuti oleh beras varietas Indragiri, Ciherang, Bat utegi, dan Ma mbera mo.
A. KARAKTERISTIK DINAMIKA POPULASI SERANGGA