Proksimat Tapioka PENELITIAN PENDAHULUAN
19 Tabel 6. Hasil analisis proksimat ampok jagung
Komponen bb Ampok Jagung
1
Kadar Air 8.20
Kadar Abu 2.96
Kadar Serat Kasar 9.68
Kadar Lemak 14.93
Kadar Protein 9.85
Kadar Karbohidrat by difference 54.38
Lolos ayakan 80 mesh 100
1
Data rata-rata dua ulangan
Kadar abu digunakan untuk mengetahui bahan anorganik yang terkandung dalam pati yang dipengaruhi oleh lingkungan tumbuhnya. Abu yang terdapat dalam pati dapat berasal dari
mineral yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan hasil analisis proksimat, terdapat kandungan abu sebanyak 2.96 bb di dalam ampok jagung. Nilai ini berada di atas batas maksimal kadar
abu yang ditetapkan dalam SNI 01-3727-1995. Namun, nilai kadar abu ini tidaklah berpengaruh signifikan dalam proses pencampuran pati dengan polimer Lee et al. 2010
Proses pengecilan ukuran ampok bertujuan untuk menyeragamkan dan memperluas bidang permukaan. Semakin luas permukaan pati maka semakin semakin homogeny
perncampuran yang terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran bubuk ampok dapat lolos saringan 80 mesh sebanyak 100. Semakin kecil ukuran pati akan memberikan pengaruh yang
baik bagi sifat mekanik dan penyebaran partikel pada saat pencampuran. Ampok jagung yang digunakan dalam penelitian ini mengandung serat kasar sebanyak
9.68. Nilai ini jauh di atas batas maksimal kandungan serat yang layak terkandung di dalam tepung jagung, yaitu sebesar 1.5. Kadar serat yang begitu tinggi ini menandakan proses produksi
pati jagung dari biji jagung memiliki rendemen yang tinggi dan menyisakan serat yang jumlahnya cukup banyak pada produk sampingnya. Kandungan serat sebanyak 9.86 ini memberikan
dampak positif bagi foam yang terbentuk karena mampu memperbaiki sifat mekanik foam tersebut. Penelitian yang dilakukan Lawton et al. 2004 menyatakan bahwa kadar serat dalam
bahan sampai pada kadar 15 mampu meningkatkan kekuatan foam.