Protein nabati hampir sekitar 70 penyediaan protein didunia berasal dari bahan nabati hasil tanaman, terutama berasal dari biji-bijian serealia
dan kacang-kacangan. Sebagian besar penduduk dunia menggunakan serealia terutama beras, gandum, dan jagung sebagai sumber utama kalori, yang
ternyata sekaligus juga merupakan sumber protein yang penting Muchtadi, 2010.
Protein adalah zat yang dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih dari separo zat-zat yang berbentuk padat di dalam jaringan–jaringan manusia dan
binatang mamalia terdiri atas protein. Protein mempunyai peranan yang penting di dalam tubuh manusia dan binatang, karena ia bertangggung jawab
untuk menggerakkan otot-otot, protein hemoglobin mempunyai peranan mengangkut oksigen dari paru–paru ke jaringan seluruh tubuh. Sehingga
protein sangat penting untuk masing–masing individu Sastrohamidjojo, 2005.
2.5 Kecukupan konsumsi protein
Kekurangan protein dapat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun balita. Kekurangan protein sering ditemukan secara
bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan maramus. Sindroma gabungan antara 2 jenis kekurangan ini
dinamakan energy-protein MalnutritionEPM atau kurang energi-proteinKEP atau kurang kalori proteinKKP. Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia
dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Sedangkan maramus pada
Universitas Sumatera Utara
umumnya merupakan penyakit pada bayi dua belas bulan pertama karena terlambat diberi makanan tambahan, formula pengganti ASI terlalu encer, tidak
higienis atau sering kena infeksi terutama gastrointeritis. Maramus berpengaruh pada jangka panjang terhadap mental dan fisik yang sukar
diperbaiki Almatsier, 2004. Mengkonsumsi protein dalam jumlah berlebihan akan membebani kerja
ginjal. Makanan yang berprotein tinggi, biasanya juga tinggi lemaknya sehingga menyebabkan obesitas. Kelebihan protein pada bayi dapat
memberatkan kesehatan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitogen, juga dapat menyebabkan asidosis, dehidrasi,
diare dan demam Almatsier, 2004. Asupan protein yang dianjurkan menurut hasil penelitian WHO 1985
menggunakan tingkat asupan aman sebesar 0,75 gkg berat badan, Untuk penetapan Referensi Asupan Gizi RNI protein; angka ini setara dengan 56
ghari untuk pria dewasa dan 45 ghari untuk wanita dewasa Barasi, 2007.
Tabel 1 . Angka kecukupan protein menurut kelompok umur dinyatakan dalam
taraf asupan terjamin. Kelompok Umur tahun
AKP nilai PST gramkg berat badan
Laki-laki Perempuan
0-0,5 1,86
85 dari ASI 1,86
85 dari ASI
0,5-2,0 1,39
80 dari ASI 1,39
80 dari ASI
4-5 1,08
1,08 5-10
1,00 1,00
10-18 1,96
1,90 18-60
0,75 0,75
Universitas Sumatera Utara
60 + 0,75
0,75
Ibu hamil + 12 gramhari
Ibu menyusui enam bulan pertama + 16 gramhari
Ibu menyusui enam bulan kedua
+ 12 gramhari
Ibu menyusui tahun kedua + 11 gramhari
Sumber: Almatsier, 2004
2.6 Telur