3.5.2 Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana sampel ditentukan
atas pertimbangan bahwa populasi sampel adalah homogen dan sampel yang tidak diambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang sedang
diteliti Sudjana, 2005.
3.5.3 Penyiapan Bahan
Sampel yang digunakan adalah Telur Ayam Ras, Telur Ayam Buras, Telur Itik, Telur Puyuh, dan Telur Penyu. Masing-masing telur diambil dalam
kondisi yang bagus, kemudian dicuci dengan air suling dan dikeringkan, dipecahkan telur, dipisahkan kuning dan putihnya.
3.5.4 Analisis kualitatif 3.5.4.1 Reaksi warna dengan Biuret
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml sampel kemudian ditambahkan Basa dan 2-3 tetes larutan Cu-sulfat. Lihat perubahan warna yang
terjadi. Jika terdapat protein maka akan terbentuk warna ungu violet Girindra, 1993.
3.5.4.2 Reaksi warna dengan Xantoprotein
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 ml sampel kemudian ditambahkan Asam Nitrat. Jika terdapat protein maka akan terbentuk warna
kuning dan endapan putih Girindra, 1993.
3.5.5 Analisis kuantitatif 3.5.5.1 Pembuatan Blanko
Universitas Sumatera Utara
Dipipet 20 ml air suling ditambahkan 0,4 ml kalium oksalat jenuh dan 1 ml indikator fenolftalein 1 lalu tambahkan 2 ml lautan formaldehid 37 dan
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.
3.5.5.2 Penetapan Kadar Protein dalam Sampel 3.5.5.2.1 Penetapan Kadar Protein dalam Putih Telur Ayam Ras
Metode ini merupakan metode modifikasi dari Sudarmadji, dkk., 1984, dengan cara sebagai berikut:
Dipipet 10 ml cairan putih telur ayam ras atau larutan protein kedalam erlenmeyer 125 ml dan tambahkan 20 ml air suling dan 0,4 ml larutan kalium
oksalat jenuh K-Oksalat : air = 1 : 3 dan tambahkan 1 ml fenoftalein 1. Diamkan selama 2 menit. Lalu, tambahkan 2 ml larutan formaldehid 37 dan
titrasilah dengan larutan NaOH 0,1 N sampai warna seperti warna merah jambu tercapai. Catat titrasi ini.
Titrasi koreksi yaitu titrasi dikurangi titrasi blanko merupakan titrasi formol, untuk perhitungan protein:
Protein =
NNaOH 0,1
�� − �� × 1,83 Untuk protein digunakan faktor 1,83
Keterangan : �� = titrasi sampel
�� = titrasi blanko Dengan cara yang sama di lakukan selanjutnya pengerjaan terhadap sampel
putih telur ayam buras, putih telur itik, putih telur puyuh, putih telur penyu.
Universitas Sumatera Utara
3.5.6 Analisis data Secara Statistik
Menurut Gandjar dan Rohman 2009, kadar protein yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik
dengan metode standar deviasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SD = 1
- n
X -
Xi
2
∑
Keterangan : Xi = Kadar sampel X= Kadar rata-rata sampel
n = jumlah pengulangan
Kadar protein yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing ke
enam larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji T.
Untuk mengetahui data ditolak atau diterima dilakukan dengan uji T yang dapat dihitung dengan rumus:
� − ℎ����� = � Xi
− X SD
√n �
Hasil pengujian atau nilai T yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga T, apabila T
hitung
T
tabel
maka data tersebut ditolak. Menurut Sudjana 2005, untuk menentukan kadar protein di dalam
sampel dengan interval kepercayaan 99, α = 0,01, dk = n-1, dapat digunakan
rumus: µ = X ± t
½ α,dk
x SD √n
Keterangan : µ = interval kepercayaan X = kadar rata-rata sampel
t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = tingkat kepercayaan
SD = standar deviasi n = jumlah perlakuan
Universitas Sumatera Utara
3.5.7 Pengujian Beda Nilai Rata-rata