pemberian remisi, asimilasi, cuti mengunjungi keluarga, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas, dan cuti bersyarat yaitu kejaksaan
diberitahukan mengenai rencana pemberian pembebasan bersyarat.
B. Pandangan Klien terhadap Program Pembebasan Bersyarat
Klien pemasyarakat merupakan pihak unsur yang sangat penting perannya dalam suksesnya program pembebasan bersyarat. Oleh karenanya,
bagaimanapun alasan atau kondisi pelaksanaan program tersebut, pembimbing kemasyarakatan harus lebih mengutamakan klien dari pada pihak manapun.
Hal ini bertujuan agar pembimbing kemasyarakatan mengetahui secara pasti apa yang dibutuhkan oleh klien agar program pembimbingan dapat berjalan
sesuai perencanaan sebagaimana yang telah ditentukan dalam sidang TPP. Klien memiliki pandangan tersendiri terhadap program pembebasan
bersyarat. Pandangan tersebut tergantung siapa dan bagaimana latar belakang klien pemasyarakatan tersebut. Selama penelitian dilapangan, penulis
menemukan beragam latar belakang klien pemasyarakatan, mulai dari yang tua sampai yang muda, sarjana maupun masih pelajar, perempuan dan laki-
laki, dan bahkan seorang ibu dengan anaknya dapat ditemukan dalam kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan setiap bulannya sebagai kegiatan rutin.
Berdasarkan hasil kuisuioner angket data yang disebarkan kepada bebarapa klien yang hadir pada hari Kamis tanggal 9 April 2015 di Bapas
Kelas I Medan Tabel 2, dapat ditemukan tanggapan atau pendangan klien pemasyarakatan yang beragam mengenai program pembebasan bersyarat, dari
merasa senang sampai sangat senang, tetapi dapat disimpulkan bahwa klien
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan manfaat dengan adanya program pembebasan bersyarat. Manfaat yang rasakan tersebut hanya memiliki satu alasan yaitu dapat kembali
bersama keluarga dan beraktifitas kembali seperti biasanya. Klien pemasyarakatan dalam menerima program pembimbingan ini,
memiliki sedikit masalah yang pada dasarnya cukup umum dirasakan oleh setiap orang yang pernah masuk ke dalam Lapas maupun Rutan. Masalah
tersebut mengenai tanggapan atau respon masyarakat atas kembalinya mereka klien pemasyarakatan, yang memandang buruk atau rendah klien
pemasyarakatan. Bahkan ada klien pemasyarakatan menyatakan bahwa respon masyarakat tidak baik atas kehadiranya kembali sebagai anggota masyarakat,
klien tersebut bernama Ervan, jenis kelamin pria, pekerjaan wiraswasta, berumur diatas 40 tahun terlampir. Hal ini harusnya diperhatikan oleh
pembiming kemasyarakatan, karena memiliki dampak yang buruk jika tidak ditangani dengan serius.
Berdasarkan hasil data kuisonerangket, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, pihak yang mengajukan agar dikeluarkan permohonan pembebasan
bersyarat atas nama klien tertentu adalah keluarga, sangat sedikit pihak Lapas yang secara otomatis mengeluarkan usulan pembebasan bersyarat jika sudah
dianggap layak dapat dilihat dalam tabel 2. Hal ini menggambarkan pihak lapas sangat berhati-hati dalam mengeluarkan warga binaan dengan melalui
program pembebasan bersyarat. Pembebasan bersyarat dapat dikatakan suatu program yang istimewa,
karena program ini jika ditinjau langsung ke lapangan penelitian, program
Universitas Sumatera Utara
ini hampir sama dengan program bebas murni, hanya saja klien pemasyarakatan harus melakukan wajib lapor sekali dalam sebulan. Dalam
kenyataannya wajib lapor ini terkadang dilakukan oleh anggota keluarga dari klien maupun penjaminnya, hal ini terjadi jika tempat tinggal klien
pemasyarakatan sangat jauh dari BAPAS Kelas I Medan. Hal ini dibenarkan oleh Ibu Peristiwa Sembiring S.H, yang menyatakan bahwa dalam hal
pelaporan terkadang bukan klien yang melapor tetapi anggota keluarga atau penjamin yang melapor, tetapi jika dalam keadaan tertentu yang
mengakibatkan klien berhalangan untuk melapor. Jadi dapat disimpulkan bahwa, program pembebasan bersyarat hampir tidak memiliki perbedaan
dengan bebas murni dalam teknis pelaksanaannya. Oleh karena itu, bukan hal baru jika klien pemasyarakatan beranggapan
pembebasan bersyarat adalah suatu program yang sangat bermanfaat bagi klien. Pembebasan bersyarat harus secara serius diikuti oleh klien
pemasyarakatan, agar tidak terjadi pelanggaran yang mengakibatkan izin bebas bersyaratnya dicabut dan akibatnya klien harus menjalani sisa atau
bahkan lebih dari sisa hukumannya di dalam Lapas kembali.
C. Hal – hal yang Mengakibatkan Klien Melakukan Pelanggaran.