PENDAHULUAN PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN BAPAS KELAS I MEDAN. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBEBASAN BERSYARAT . PENUTUP A.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iv DAFTAR TABEL vi ABSTRAK vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 1 B. Rumusan Masalah 8 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 8 D. Keaslian Penulisan 9 E. Tinjauan Pustaka 10 1. Pengertian Pembebasan Bersyarat 10 2. Pengertian Pelanggaran 12 3. Pengertian Klien Pemasyarkatan 15 4. Balai Pemasyarakatan BAPAS 17 F. Metode Penelitian dan penulisan 20 G. Sitematika Penelitian 24

BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN BAPAS KELAS I MEDAN.

A. Pembebasan Bersyarat

26 B. Syarat Pemberian Pembebasan Bersyarat 29 C. Prosedur Pemberian Penetapan Pembebasan Bersyarat 35 D. Pembimbingan dalam Masa Pembebasan Bersyarat 38 iv Universitas Sumatera Utara E. Alasan hapusnya izin Bebas Bersyarat 47 F. Manfaat Pembebasan Bersyarat 49 G. Pemberian Pembebasan bersyarat dalam kewenangan BAPAS Kelas I Medan. Hasil Riset Penelitian 55

BAB III FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBEBASAN BERSYARAT .

A. Peran Kejaksaan dalam Pengawasan narapidana klien Pembebasan Bersyarat 72

B. Pandangan Klien terhadap Program Pembebasan Bersyarat

76 C. Hal-Hal yang Mengakibatkan Klien Melakukan Pelanggaran 78

BAB IV PENUTUP A.

Kesimpulan 84 B. Saran 86 DAFTAR PUSTAKA 88 LAMPIRAN v Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Hlm 1. TABEL 1 3 Jumlah Narapidana Kanwil Sumatera Utara, Lapas Kelas I Medan Tahun 2014 2. TABEL 2 23 Tabulasi data angket klien pemasyarakatan PB BAPAS Kelas I Medan 2015 3. TABEL 3 42 Jumlah Klien BAPAS Kelas I Medan Januari sampai dengan Desember 2014 4. TABEL 4 69 Jumlah Klien yang melakukan pelanggran selama Tahun 2014 vi Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Suwarto Syafruddin Ruba Sistem pemasyarakatan saat ini sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya yang dikenal dengan sistem penjara. Perkembangan yang dimaksud terletak pada pelayanan terhadap terpidana serta pihak lain yang berkaitan. Sistem pemasyarakatan dikatakan sudah berkembang dapat dibuktikan dengan banyaknya program pembinaan terhadap warga binaan Lapas maupun Rutan dengan segala kegiatan yang bertujuan agar dapat memahami keadaan diri sendiri, sehingga ketika kembali ke dalam masyarakat warga binaan dapat dengan mudah kembali beradaptasi. Pembebasan bersyarat adalah suatu program atau kegiatan yang dikeluarkan oleh negara demi merealisasikan semangat dari sistem pemasyarakatan tersebut. Hal ini dijelaskan juga dalam Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Repubuk Indonesia Nomor M.2.Pk.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat, pada pasal 4 ayat 2 yakni pembebasan bersyarat merupakan program pembinaan dan pembimbingan warga binaanklien pemasyarakatan yang bertujuan untuk memotivasi dan mendorong klien agar dapat beradaptasi dengan masyarakat dan tidak mengulangi keasalahan sebelumnya. Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah praktik pemberian pembebasan bersyarat dan tingkat pelanggaran yang tercatat dalam registrasi BAPAS kelas I Medan sebagai tempat penelitianriset skripsi ini. Metode peneltian yang dipakai adalah metode pendekatan yuridis normatif yang bersifat empiris, yaitu mengkaji dan menguji data yang berkatian dengan permasalahan melalui teknik pengumpulan data melalui library searching studi kepustakaan kemudian menmbandingkannya dengan hasil penelitian dilapangan BAPAS Kelas I Medan. Berdasarkan hasil peneltian di BAPAS Kelas I Medan ditemukan bahwa proses perealisasian program pembebasan bersyarat mulai dari peromohonan dari pihak Lapask kapada BAPAS, sampai pada masa pembimbingan BAPAS tidak terlalu jauh berbeda dengan apa yang diatur dalam peraturan perundangan- undangan yang terkait. Tetapi sering petugaspegawai BAPAS masih menggunakan peraturan perundang-undangan yang lama tahun 1990-an yang sebenarnya sudah dirubah. Tetapi secara keseluruhan proses pembebasan bersyarat karena persentase tingkat pelanggaran sangat minim atau sedikit jika dibandingkan dengan jumlah seluruh klien pemasyarakatan yang dalam masa pembimbingan. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Mahasiswa Fakultas Hukum USU vii Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Suwarto Syafruddin Ruba Sistem pemasyarakatan saat ini sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya yang dikenal dengan sistem penjara. Perkembangan yang dimaksud terletak pada pelayanan terhadap terpidana serta pihak lain yang berkaitan. Sistem pemasyarakatan dikatakan sudah berkembang dapat dibuktikan dengan banyaknya program pembinaan terhadap warga binaan Lapas maupun Rutan dengan segala kegiatan yang bertujuan agar dapat memahami keadaan diri sendiri, sehingga ketika kembali ke dalam masyarakat warga binaan dapat dengan mudah kembali beradaptasi. Pembebasan bersyarat adalah suatu program atau kegiatan yang dikeluarkan oleh negara demi merealisasikan semangat dari sistem pemasyarakatan tersebut. Hal ini dijelaskan juga dalam Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Repubuk Indonesia Nomor M.2.Pk.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat, pada pasal 4 ayat 2 yakni pembebasan bersyarat merupakan program pembinaan dan pembimbingan warga binaanklien pemasyarakatan yang bertujuan untuk memotivasi dan mendorong klien agar dapat beradaptasi dengan masyarakat dan tidak mengulangi keasalahan sebelumnya. Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah praktik pemberian pembebasan bersyarat dan tingkat pelanggaran yang tercatat dalam registrasi BAPAS kelas I Medan sebagai tempat penelitianriset skripsi ini. Metode peneltian yang dipakai adalah metode pendekatan yuridis normatif yang bersifat empiris, yaitu mengkaji dan menguji data yang berkatian dengan permasalahan melalui teknik pengumpulan data melalui library searching studi kepustakaan kemudian menmbandingkannya dengan hasil penelitian dilapangan BAPAS Kelas I Medan. Berdasarkan hasil peneltian di BAPAS Kelas I Medan ditemukan bahwa proses perealisasian program pembebasan bersyarat mulai dari peromohonan dari pihak Lapask kapada BAPAS, sampai pada masa pembimbingan BAPAS tidak terlalu jauh berbeda dengan apa yang diatur dalam peraturan perundangan- undangan yang terkait. Tetapi sering petugaspegawai BAPAS masih menggunakan peraturan perundang-undangan yang lama tahun 1990-an yang sebenarnya sudah dirubah. Tetapi secara keseluruhan proses pembebasan bersyarat karena persentase tingkat pelanggaran sangat minim atau sedikit jika dibandingkan dengan jumlah seluruh klien pemasyarakatan yang dalam masa pembimbingan. Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Mahasiswa Fakultas Hukum USU vii Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 3 10

PENUTUP KENDALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN PEMBIMBINGAN TERHADAP KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MEMPEROLEH PEMBEBASAN BERSYARAT.

0 2 5

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Di Balai Pemasyarakatan Klas Ii Pekalongan).

0 1 12

PENDAHULUAN Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Di Balai Pemasyarakatan Klas Ii Pekalongan).

0 1 15

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Peran Balai Pemasyarakatan Dalam Pemberian Pembebasan Bersyarat Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Di Balai Pemasyarakatan Klas Ii Pekalongan).

0 1 18

Peranan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Pekalongan terhadap Klien Pembebasan Bersyarat dalam reintegrasi sosial.

0 0 2

Efektivitas Pembebasan Bersyarat Dalam Pembimbingan Klien Pemasyarakatan (Studi di Balai Pemasyarakatan Klas 1 Semarang).

0 0 2

BAB II PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT DALAM PEMBIMBINGAN BAPAS (Balai Pemasyarakatan) KELAS I MEDAN. A. Pembebasan Bersyarat - Pembebasan Bersyarat dan Tingkat Pelanggaran yang Dilakukan Klien Pemasyarakatan (Riset di Balai Pemasyarakatan Kelas I Medan)

0 0 46

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Pembebasan Bersyarat dan Tingkat Pelanggaran yang Dilakukan Klien Pemasyarakatan (Riset di Balai Pemasyarakatan Kelas I Medan)

0 0 25

PEMBIMBINGAN DAN PENGAWASAN REINTEGRASI KLIEN PEMASYARAKATAN OLEH BALAI PEMASYARAKATAN (STUDI DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS II MATARAM) - Repository UNRAM

0 0 18