sehingga sulit untuk menyimpulkan bagaimana keadaan sebenarnya dari klien yang bersangkutan.
28
E. Alasan Hapusnya Izin Bebas Bersyarat
Oleh karena itu, jika ditanya kepada petugas BAPAS Kelas I Medan mengenai hal tersebut, tanggapan yang didapat adalah petugas memberikan
dispensasi kepada klien, karena pembimbing kemasyarakatan tidak biasa memastikan bagaimana keadaan klien. Kecuali jika terjadi suatu pelanggaran
maka pihak pembimbing kemasyarakatan dapat melakukan penilian secara mendalam dan melakukan evaluasi terhadap hal tersebut, agar dapat
memeberikan laporan yang konkrit kepada Dirjen Kemasyarakatan, terutama jika klien melakukan kejahatan yang baru atau mengulangi tindak pidana
sebelumnya.
Dalam Masa percobaan pembebasan bersyarat, sangat sering dijumpai kelalaian dari klien pemasyarakatan termasuk dalam BAPAS Kelas I Medan.
Hal ini dapat terjadi karena kesibukan menjalani aktifitas setelah kembali kemasyarakat atau dapat juga karena klien pemasyarakatan tersebut yang
kurang mengerti arti dari syarat-syarat yang telah diterimanya ketika mendapat izin bebas bersyarat.
Kesalahan klien pemasyarakatan adalah salah satu yang dapat mengakibatkan kegagalan dari masa percobaan itu. Ada juga hal lain seperti
dari sisi pemerintah atau Negara melalui pertimbangan tertentu oleh lembaga yang terkait. Pasal 16 ayat 3 KUHP menentukan, bahwa selama masa
28
Hasil wawancara dengan Ibu Peristiwa Sembiring S.H., pada tanggal 7 April 2015 di Gedung BAPAS Kelas I Medan.
Universitas Sumatera Utara
percobaan izin bebas bersyarat masih dapat dicabut, maka atas usulan jaksa tempat dimana klien berada. Klien pemasyarakatan tersebut dapat ditahan
demi menjaga ketertiban umum, jika ada sangkaan yang beralasan bahwa klien tersebut selama masa percobaan telah berbuat hal-hal yang melanggar
syarat-syarat tersebut dalam surat lepasbebas bersyaratnya. Jaksa harus segera memberitahukan penahanan itu kepada kementrian Hukum dan HAM.
Biasanya pencabutan izin bebas bersyarat ini didahului dengan penahanan. Pihak yang bisa menahan adalah jaksa dalam kurun waktu paling
lama selama enam puluh 60 hari. Dan jika pada kenyataanya penahanan tersebut, disusul dengan penghentian untuk sementara waktu maupun
pencabutan izin pembebasan bersyarat, maka klien pemasyarakatan tersebut dianggap menjalani sisa pidanannya mulai hari penahanan sebelumnya.
R. Tresna menjelaskan, bahwa penahanan itu dapat diikuti dengan penghentian sementara atau penarikan sama sekali pembebasan bersyarat itu
oleh menteri Hukum dan HAM. Menteri Hukum dan HAM dapat pula menghentikan sementara pembebasan bersayarat itu, tanpa didahului dengan
penahanan, jika ada sangkaan yang sungguh-sungguh bahwa si terhukum melakukan pelanggaran terhadap syarat-syarat yang dituliskan dalam surat
keputusan pembebasan bersyarat, dalam hal seperti ini si terpidana diperlakukan seperti orang hukuman biasa. Penghentian sementara itu tidak
terikat oleh ketentuan waktu, sehingga ada kemungkinan, bahwa sampai habisnya waktu hukuman ia berada dalam keadaan penghentian sementara.
Universitas Sumatera Utara
Dengan habisnya waktu hukuman, maka dengan sendirinya penghentian sementara itu juga berhenti.
29
F. Manfaat Pembebasan Bersyarat