Sifat Keterawetan Kayu Basic- and processing properties of maniani (Flindersia pimenteliana F. v. Muell) wood from wondama bay, West Papua

49 dibandingkan dengan bagian dalam kayu menyebabkan timbulnya ketegangan dalam kayu drying stresses. Tegangan tarik di bagian permukaan dan tegangan tekan di bagian dalam pada akhirnya menimbulkan pecahretak Basri 2005. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bagian pangkal kayu dari pohon berdiameter 60 cm merupakan bagian yang paling sulit dikeringkan, sedangkan bagian kayu lainnya secara umum tergolong mudah. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh kadar air sampel yang lebih tinggi sehingga resiko terjadinya pecah permukaan menjadi lebih besar. Cacat deformasi biasanya terjadi pada proses pengeringan kayu yang sangat basah dengan permeabilitas sel yang rendah dan atau adanya penyumbatan pada pori Bramhall dan Wellwood 1976. Selain itu, deformasi terjadi karena adanya perbedaan penyusutan arah radial, tangensial dan longitudinal atau karena adanya kayu reaksi compression wood, kayu tekan tension wood, kayu juvenile, dan mata kayu. Pada penelitian ini, cacat deformasi yang ditemukan ialah memangkuk cupping dan diamonding Gambar 3.31 . Gambar 3.31 Cacat-cacat pengeringan yaitu retak permukaan a, diamonding b, memangkuk c dan retak dalam d 3.7.2 Jadwal dan Laju Pengeringan Kayu Berdasarkan sifat pengeringan dan kualitas fisik kayu yang diteliti, maka dapat disusun suatu bagan pengeringan untuk kayu maniani Tabel 3.26 Dari bagan tersebut diketahui bahwa kayu maniani dapat dikeringkan dalam kilang pengering dengan suhu awal 50 ºC dan kelembaban awal sebesar 85. Tahap akhir pengeringan dapat dilakukan pada suhu 80 ºC dan kelembaban 30. Culpeper 2000 menjelaskan bahwa tahap equalizing dilakukan untuk mengurangi keragaman kadar air akhir selama proses pengeringan. Perbedaan kadar air ini disamakan dengan penambahan kelembaban sehingga kadar air permukaan kayu relatif sama dengan bagian dalam kayu. Tahap conditioning biasanya dilakukan setelah tahap equalizing yang bertujuan untuk menghilangkan stress bagian dalam kayu yang terjadi selama pengeringan. 50 Tabel 3.26 Jadwal pengeringan yang disarankan untuk kayu maniani Kadar Air SBK ºC DBB ºC RH ºC 75 50 3 85 75-50 50 3 85 50-40 50 4 82 40-35 50 6 71 35-30 50 10 55 30-25 55 18 32 25-20 60 25 20 20-15 65 25 23 15 80 25 30 Equalizing 80 5 80 Conditioning 80 2 92 Dengan jadwal tersebut di atas, pengeringan kayu maniani dari kadar air awal 75 dan akhir 15 berjalan selama 7 hari dengan laju pengeringan sebesar 8.57 hari. Laju pengeringan merupakan indikator yang menentukan kesulitan kayu untuk dikeringkan. Hal ini terkait waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan air dari dalam kayu pada proses pengeringan. Laju pengeringan kayu yang tinggi pada umumnya didukung oleh sifat struktur kayu, seperti dinding sel kayu yang tipis, ukuran pori yang besar serta tidak adanya hambatan berupa tylosis dan zat amorf.

3.8 Sifat Pemesinan Kayu

Bentuk-bentuk cacat yang dapat diamati pada masing-masing sifat pemesinan dapat dilihat pada Tabel 3.27. Cacat yang timbul pada proses pengerjaan kayu pengetaman, pembentukan, pengampelasan, pembubutan dan bemboran didominasi oleh jenis cacat bulu halus. Sedangkan cacat lain yang timbul adalah serat patah, bekas garukan dan kekasaran. Tabel 3.27 Cacat yang timbul pada proses pengerjaan kayu Cacat Kayu Sifat pemesinan Pengetaman Pembentukan Pengampelasan Pembubutan Pemboran Serat menonjol - - - - - Serat bulu halus √ √ √ √ √ Serat patah √ - - √ - Tanda chips - - - - - Bekas garukan - - √ - - Kekasaran - - - √ - Penghancuran - - - - - Kelicinan - - - - - Penyobekan - - - - - Sifat pemesinan erat hubungannya dengan berat jenis terutama sifat pembubutan, pengetaman, dan pemboran Rachman dan Balfas 1985. Secara anatomis, semakin tinggi berat jenis kayu, maka semakin tebal dinding sel kayu, mengakibatkan kayu semakin keras. Hal ini menyebabkan kayu makin sukar 51 dipotong, dibelah maupun dibubut, akibatnya cacat yang timbul semakin banyak. Namun demikian, berat jenis yang terlalu rendah juga cenderung menurunkan kualitas pengetaman, pembubutan, pemboran dan pengampelasan. Kandungan silika pada kayu dan produk kompositnya juga sangat berpengaruh terhadap proses pengerjaan kayu khususnya proses pemesinan karena dapat menyebabkan aus pisau dan mata gergaji sehingga perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Kualitas pengerjaan kayu maniani dapat dilihat dari hasil evaluasi sifat pemesinan seperti pada Tabel 3.28. Dari Tabel 3.28 terlihat bahwa sifat pemesinan kayu maniani termasuk dalam Kelas I - II, sehingga kayu ini sangat cocok untuk dipergunakan sebagai bahan kerajinan, furnitur maupun produk moulding. Sifat pemesinan kayu yang baik ditunjang pula oleh BJ kayu sehingga kayu cukup ringan, serat yang lurus, dan tekstur kayu yang halus. Kualitas produk yang dihasilkan juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan mesin produksi yang canggih dan operator yang terampil. Tabel 3.28 Sifat pemesinan kayu maniani Diameter batang cm Bagian batang Kelas Mutu Ketam Bentuk Ampelas Bubut Bor 50 Pangkal II Baik II Baik II Baik II Baik II Baik Ujung II Baik I Sangat Baik I Sangat Baik II Baik II Baik 60 Pangkal II Baik I Sangat Baik I Sangat Baik II Baik II Baik Ujung II Baik I Sangat Baik I Sangat Baik II Baik II Baik

3.9 Sifat Finishing Kayu

Aplikasi bahan finishing cat ke atas permukaan kayu menghasilkan permukaan yang lebih halus, mengkilap, dan tekstur kayu yang lebih menarik Gambar 3.32. Hasil pengujian sifat finishing kayu pada Tabel 3.29 menampilkan daya tahan bahan finishing setelah diberi perlakuan bahan kimia rumah tangga dan kekuatan rekat bahan finishing terhadap substrat melalui uji crosscut. Dari Tabel 3.27 diketahui bahwa perlakuan dengan waktu 15 menit, bahan kimia rumah tangga seperti air panas, air dingin, kecap, saos tomat, cuka dan sabun tidak merusak lapisan cat. Larutan cuka menimbulkan kerusakan setelah perlakuan wakyu 16 jam. Saus tomat dan sabun menimbulkan pewarnaan dan pengelupasan lapisan cat pada perlakuan waktu 1 dan 16 jam Cacat terparah pada perlakuan waktu 16 jam Gambar 3.33. Gambar 3.32 Tampilan sebelum a dan sesudah b finishing kayu