Kadar Holoselulosa, α-Selulosa, dan Lignin
42
Gambar 3.21 Kondisi sampel sebelum a dan sesudah b pengujian rayap tanah Selain uji keawetan alami dari rayap tanah di laboratorium, dilakukan pula
uji kubur Gambar 3.22. Dari gambar tersebut terlihat pola yang mirip dengan uji laboratorium, namun persentase penurunan beratnya lebih rendah. Hal ini
berhubungan dengan preverensi pakan di lokasi pengujian yang memungkinkan rayap untuk memilih jenis kayu tertentu yang lebih disukainya.
Bagian teras kayu diameter 50 cm dan 60 cm lebih awet ditandai dengan contoh uji yang tidak terserang rayap selama pengujian 0. Keawetan kayu
maniani lebih baik dibandingkan dengan kayu manii yang diujikan secara bersamaan di lapangan.
Gambar 3.22 Persentase kerusakan kayu setelah uji kubur Berdasarkan hasil pengujian ini, maka kayu maniani cocok digunakan
sebagai bahan produk interior yang tidak berhubungan dengan tanah, misalnya sebagai bahan furniture, perkakas, moulding dan kerajinan kayu patung dan
ukiran.
Hasil analisis ragam pada selang kepercayaan 95 diperoleh bahwa keawetan kayu dari rayap tanah pada baik pada diameter kayu maupun bagian
batang berbeda nyata. Hasil uji Duncan seperti pada Tabel 3.21 dan 3.2. Tabel 3.21 Hasil uji Duncan keawetan kayu dari rayap tanah pada diameter
batang 50 cm dan 60 cm
Bagian Batang Diameter 50 cm
Diameter 60 cm PT
18.29
c
25.11
b
PG 24.20
bc
26.98
ab
UT 21.76
bc
18.45
c
UG 32.62
ab
22.65
bc
20 40
60 80
100
PT50 PG50 UT50 UG50 PT60 PG60 UT60 UG60 Manii
T in
gka t
k e
ru sa
k a
n
Bagian batang
43 Tabel 3.22 Hasil uji Duncan pada uji kubur diameter batang 50 cm dan 60 cm
Bagian Batang Diameter 50 cm
Diameter 60 cm PT
00.00
c
00.00
c
PG 37.50
ab
10.00
bc
UT 33.33
ab
2.50
c
UG 48.33
a
61.25
a