Pengujian Sifat Mekanis Kayu
9
Identifikasi Senyawa Kimia dengan GCMS Pirolisis PyrGCMS Padatan
hasil ekstraksi dengan alkohol:benzena diinjeksikan ke dalam ruang kuarsa dalam unit pirolisis yang kemudian dipanaskan dalam lingkungan bebas oksigen pada
suhu 400 °C selama 10 detik. Campuran senyawa ini kemudian dimasukkan ke dalam GCMS merk Shimadzu tipe QP2010. GCMS menggunakan helium
sebagai carrier gas, kolom kapiler tipe Phase Rtx-5MS panjang 60 m dan diameter 0.25 mmID, tekanan 100 Kpa, temperatur kolom 50 °C, flow rate 0.85
mlmenit. Hasil berupa struktur komponen kimia ditentukan dengan software komputer berdasarkan grafik karakterisasi GCMS.
Kadar Holoselulosa Kadar holoselulosa dihitung menurut Browning 1967
yang diacu dalam Rowell 2005. Serbuk kayu bebas ekstraktif sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam erlemenyer, lalu ditambah dengan air destilata sebanyak 80
ml, 1 gram NaClO
2
, dan 0.5 ml CH
3
COOH. Sampel dipanaskan pada suhu 70 °C selama 5 jam. Setiap 1 jam pemanasan ditambah 1 gram NaClO
2
dan 0.5 ml CH
3
COOH sebanyak 4 kali. Setelah pemanasan selesai sampel disaring dan dicuci dengan menggunakan air panas. Sebanyak 25 ml asam asetat 10
ditambahkan kemudian dicuci hingga bebas asam. Sampel dioven pada suhu 103 ± 2 °C hingga beratnya konstan kemudian ditimbang. Kadar holoselulosa
dihitung dengan rumus:
Kadar holoselulosa =
A B
x 100 Keterangan:
A = Bobot holoselulosa gram B = Bobot kering serbuk kayu gram
Kadar α-Selulosa Kadar α-selulosa ditetapkan menurut Browning 1967 yang
diacu dalam Rowell 2005. Sebanyak 2 gram holoselulosa ditempatkan ke dalam gelas piala 250 ml. Sebanyak 10 ml larutan NaOH 17.5 pada suhu 20 °C diaduk
perlahan. Setiap interval waktu 5 menit ditambahkan 5 ml larutan NaOH 17.5 sampai sebanyak 3 kali sehingga total NaOH yang ditambahkan sebanyak 25 ml.
Sampel dibiarkan selama 30 menit, kemudian ditambahkan 33 ml aquades, diaduk dan dibiarkan selama 1 jam pada suhu 20 °C. Sampel disaring dan dibilas
dengan 100 ml NaOH 8.3. Pembilasan dilanjutkan menggunakan 250 ml aquades, kemudian sampel dikeringkan selama 24 jam pada suhu 103 ± 2 ºC.
Timbang hingga bobotnya konstan. Kadar
α-selulosa dihitung dengan rumus:
Kadar α − selulosa =
A B
x 100 Keterangan:
A = Bobot α-selulosa gram
B = Bobot kering serbuk kayu gram
Kadar Lignin Lignin Klason Kadar lignin Klason ditentukan berdasarkan
TAPPI T 222 om-88. Sampel kayu bebas ekstraktif ekuivalen berat kering 1 ± 0.1 gram dimasukkan dalam gelas piala. H
2
SO
4
72 sebanyak 15 ml ditambahkan ke dalamnya. Penambahan asam dilakukan secara perlahan dan bertahap sambil
diaduk dengan suhu dijaga pada 2 ± 1 ºC. Setelah tercampur sempurna, gelas piala disimpan pada suhu 20 ± 1 ºC selama 2 jam sambil diaduk sesekali. Sekitar 300 -
400 ml air ditambahkan ke dalam erlenmeyer 1000 ml dan sampel dipindahkan dari gelas piala ke dalam erlenmeyer. Sampel dibilas dan diencerkan dengan air
10 hingga dicapai konsentrasi H
2
SO
4
3 yaitu hingga total volume 575 ml. Larutan dididihkan selama 4 jam dan dijaga agar volume larutan konstan dengan
penambahan air panas. Lignin disaring dengan glass filter dan dicuci dengan air panas hingga bebas asam. Sampel lignin dikeringkan dalam oven pada suhu 102 ±
3 ºC hingga beratnya konstan, selanjutnya ditimbang. Kadar lignin dihitung dengan rumus:
Kadar lignin =
A B
x 100 Keterangan:
A = Bobot lignin gram B = Bobot kering serbuk kayu gram
Kadar Silika dalam Abu
Penentuan kadar silika dilakukan berdasarkan standar
TAPPI T 211 0m-85. Abu yang diperoleh dari pengujian kadar abu dipindahkan ke dalam cawan dan ditambahkan 20 ml HCl 6 M. Cawan berisi abu dipanaskan
di atas waterbath bersuhu 80 °C, lalu diencerkan dengan aquades. Larutan disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman telah diketahui berat
kering ovennya dan dicuci hingga bebas asam dan tidak terjadi endapan putih AgCl
2
ketika diberi indikator AgNO
3
. Kertas saring beserta endapannya dimasukkan ke dalam cawan dan dioven pada suhu 103 ± 2 °C hingga beratnya
tetap. Kadar silika dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kadar silika =
A B
x 100 Keterangan:
A = Bobot silika gram B = Bobot kering serbuk kayu gram
2.3.5 Pengujian Keawetan Alami Kayu
Uji Keawetan Kayu dari Rayap Tanah Pengujian dilakukan berdasarkan SNI
01-7207-2006 yang dimodifikasi menurut Arinana et al. 2012. Contoh uji berukuran 2.5 cm x 2.5 cm x 0.5 cm dikeringovenkan pada suhu 103 ± 2 ºC untuk
mendapatkan berat kering sebelum pengujian B . Contoh uji dimasukkan ke
dalam botol uji dan disandarkan sedemikian rupa sehingga salah satu bidang terlebar contoh uji menyentuh dinding botol uji. Ke dalam botol uji dimasukkan
200 gram pasir dan 50 ml aquades. Kemudian sebanyak 200 ekor rayap tanah Coptotermes curvignatus Holmgren dari kasta pekerja dimasukkan ke dalam
botol, lalu botol uji ditutup dengan kain dan diletakkan ditempat gelap selama 4 minggu.
Setelah 4 minggu botol uji dibongkar, contoh uji dicuci, kemudian dioven selama 48 jam dengan suhu 103 ± 2 °C, dan ditimbang B
1
. Penurunan berat dihitung dengan persamaan:
P =
W
1
− W
2
W
1
x 100 Keterangan:
P = Kehilangan berat contoh uji kayu W
1
= berat kering oven kayu sebelum diumpankan gram W
2
= berat kering oven kayu setelah diumpankan gram