Pengujian Sifat Keterawetan Kayu

17 Gambar 2.5 Pola pemotongan contoh uji pemesinan kayu Tabel 2.8 Sifat pemesinan dan bentuk cacat yang diamati Sifat pemesinan Bentuk cacat Penyerutan planing serat terangkat raised grain, serat berbulu fuzzy grain, serat patah torn grain, tanda chip chip marking. Pembentukan shaping serat terangkat raised grain, serat berbulu fuzzy grain, tanda chip chip mark Pengeboran boring serat berbulu fuzzy grain, penghancuran crushing, kelicinan smoothness, penyobekan tearout Pembubutan turning serat berbulu fuzzy grain, serat patah torn grain, kekasaran roughness Pengampelasan sanding serat berbulu fuzzy grain, bekas garukan scratching Sumber : Sumber: Abdurrachman Karnasudirja, 1982 Ukuran cacat pemesinan dinyatakan dalam persentase luas bagian permukaan kayu yang bercacat dari seluruh penampang pengujian masing-masing contoh uji. Nilai cacat diperoleh dari rata-rata seluruh contoh uji. Nilai ini kemudian digunakan untuk menetapkan besarnya nilai bebas cacat. Berdasarkan nilai bebas cacat tersebut ditentukan klasifikasi sifat pemesinan pada Tabel 2.9. 18 Tabel 2.9 Klasifikasi sifat pemesinan Nilai bebas cacat Kelas Kualitas pemesinan 0 - 20 V Sangat jelek very poor 21 – 40 IV Jelek poor 41 – 60 III Sedang fair 61 - 80 II Baik good 81 - 100 I Sangat baik very good Sumber: Abdurrachman Karnasudirja, 1982

2.3.9 Pengujian Sifat Finishing Kayu

Contoh uji berukuran 15 cm x 5 cm x 2 cm. dilakukan Persiapan contoh uji sebelum pengujian yaitu pengecatan sesuai prosedur aplikasi sebagai berikut: 1. Permukaan kayu dihaluskan menggunakan ampelas nomor 180 sesuai arah serat kayu. 2. Pengecatan dengan Aqua Wood Filler AWF-911. Aplikasikan AWF-911 dengan memastikan bahwa filler telah mengisi seluruh permukaan kayu dengan efektif dan didiamkan selama 60 menit. 3. Pengampelasan dengan ampelas nomor 240 hingga permukaan kayu terlihat kembali. 4. Pemberian cat dasar menggunakan Aqua Wood Sanding Sealer ASS-941 yang dicampur dengan 10 air. Aplikasi dengan cara dikuas, dibiarkan selama 120 menit, kemudian diamplas menggunakan kertas ampelas nomor 400. Tahap ini diulang sebanyak 2 kali. 5. Proses pengecatan akhir top coat yaitu dengan menggunakan Aqua Lacquer AL-961, dibiarkan selama 120 menit dan setelah itu diampelas kembali. Proses pengecatan diulangi sebanyak 2 kali. Pengujian keawetan lapisan cat terhadap bahan kimia rumah tangga adalah dengan mengaplikasikan air panas, air dingin, saos, kecap, cuka, minyak goreng, larutan sabun ke atas permukaan sampel kayu ASTM D 1308-02 kemudian diamati perubahan warna dan fenomena lainnya secara kualitatif, masing-masing selama 15 menit, 1 jam dan 16 jam. Pengujian keawetan atau daya lekat bahan finishing terhadap kayu ASTM D 3359-02 dilakukan dengan membuat sayatan menggunakan pisau cutter ukuran 2 mm x 2 mm pada permukaan kayu. Pada permukaan tersebut ditempelkan tape semi transparan, ditekan sehingga seluruh permukaan tape melekat secara sempurna. Setelah 90 detik, tape dilepas dengan gerakan cepat namun tidak menyentak, dan dievaluasi pengelupasan lapisan catnya sesuai dengan klasifikasi pada Tabel 2.10. Tabel 2.10 Klasifikasi hasil pengujian daya rekat cat Klasifikasi Persentase area yang terkelupas 5B Tidak ada 4B  5 3B 5 - 15 2B 15 - 35 1B 35 - 65 0B 65 Sumber: ASTM D 3359-02