18 Tabel 2.9 Klasifikasi sifat pemesinan
Nilai bebas cacat Kelas
Kualitas pemesinan 0 - 20
V Sangat jelek very poor
21 – 40
IV Jelek poor
41 – 60
III Sedang fair
61 - 80 II
Baik good 81 - 100
I Sangat baik very good
Sumber: Abdurrachman Karnasudirja, 1982
2.3.9 Pengujian Sifat Finishing Kayu
Contoh uji berukuran 15 cm x 5 cm x 2 cm. dilakukan Persiapan contoh uji sebelum pengujian yaitu pengecatan sesuai prosedur aplikasi sebagai berikut:
1. Permukaan kayu dihaluskan menggunakan ampelas nomor 180 sesuai arah serat kayu.
2. Pengecatan dengan Aqua Wood Filler AWF-911. Aplikasikan AWF-911 dengan memastikan bahwa filler telah mengisi seluruh permukaan kayu dengan
efektif dan didiamkan selama 60 menit. 3. Pengampelasan dengan ampelas nomor 240 hingga permukaan kayu terlihat
kembali. 4. Pemberian cat dasar menggunakan Aqua Wood Sanding Sealer ASS-941 yang
dicampur dengan 10 air. Aplikasi dengan cara dikuas, dibiarkan selama 120 menit, kemudian diamplas menggunakan kertas ampelas nomor 400. Tahap ini
diulang sebanyak 2 kali.
5. Proses pengecatan akhir top coat yaitu dengan menggunakan Aqua Lacquer AL-961, dibiarkan selama 120 menit dan setelah itu diampelas kembali. Proses
pengecatan diulangi sebanyak 2 kali. Pengujian keawetan lapisan cat terhadap bahan kimia rumah tangga adalah
dengan mengaplikasikan air panas, air dingin, saos, kecap, cuka, minyak goreng, larutan sabun ke atas permukaan sampel kayu ASTM D 1308-02 kemudian
diamati perubahan warna dan fenomena lainnya secara kualitatif, masing-masing selama 15 menit, 1 jam dan 16 jam. Pengujian keawetan atau daya lekat bahan
finishing terhadap kayu ASTM D 3359-02 dilakukan dengan membuat sayatan menggunakan pisau cutter ukuran 2 mm x 2 mm pada permukaan kayu. Pada
permukaan tersebut ditempelkan tape semi transparan, ditekan sehingga seluruh permukaan tape melekat secara sempurna. Setelah 90 detik, tape dilepas dengan
gerakan cepat namun tidak menyentak, dan dievaluasi pengelupasan lapisan catnya sesuai dengan klasifikasi pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10 Klasifikasi hasil pengujian daya rekat cat Klasifikasi
Persentase area yang terkelupas 5B
Tidak ada 4B
5 3B
5 - 15 2B
15 - 35 1B
35 - 65 0B
65
Sumber: ASTM D 3359-02
19
2.4 Prosedur Analisis Data
Data sifat dasar dan sifat pengolahan kayu masing-masing dianalisis dengan metoda yang sesuai. Data anatomi kayu dianalisis secara deskriptif; penentuan
kayu juvenil dan dewasa menggunakan analisis regresi, dengan asumsi bahwa pertambahan panjang serat Y pada setiap segmen dari empulur ke kulit X
mengikuti model reciprocal function. Pada awal pertumbuhan dekat empulur akan mengikuti pola hiperbola hingga batas tertentu akan mengalami batas
optimum yang disebut asimtot. Fungsi resiprokal dapat dituliskan sebagai berikut Johnson et al 1987:
= � + �
Data sifat fisis, mekanis, kimia, keawetan alami, dan keterawetan kayu dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial untuk melihat
perbedaan setiap parameter pengujian berdasarkan diameter dan bagian batang dengan model matematis sebagai berikut Mattjik 2002:
Yijk = μ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ρ
k
+ ε
ijk
dengan i =1,2,3 ; j = 1,2,…,6; k = 1,2,…,5
Y
ijk
= nilai pengamatan pada diameter batang ke-i, bagian batang ke-j dan kelompok ke-k
μ = rataan umum
α
i
= pengaruh diameter batang ke-i
β
j
= pengaruh bagian batang ke-j αβ
ij
= pengaruh interaksi diameter batang ke-i dan bagian batang ke-j ρ
k
= pengaruh kelompok ke-k ε
ijk
= pengaruh acak dari diameter batang ke-i, bagian batang ke-j dan kelompok ke-k
Beda nilai tengah antar bagian batang pada masing-masing diameter batang dapat diketahui dengan uji lanjut Duncan. Pengolahan data menggunakan
software SAS 9.1. Sifat pengeringan dan pemesinan dianalisis secara deskriptif menggunakan nilai rataan, dan sifat finishing kayu dianalisis secara visual dengan
melihat fenomena perubahan lapisan cat setelah aplikasi bahan kimia.