36
3.3.6 Keteguhan Geser Sejajar Serat Geser
Nilai keteguhan geser sejajar serat kayu maniani berkisar antara 104.40 kg m
-2
– 219.20 kg m
-2
. Keteguhan geser pada kayu gubal secara umum lebih tinggi daripada yang di kayu teras Gambar 3.15 Menurut Tsoumis 1991, keteguhan
geser dipengaruhi oleh kekuatan ikatan antar seratsel kayu. Kekuatan geser yang rendah menyebabkan timbulnya cacat permukaan berupa serat berbulu fuzzy
grain pada saat pengetaman.
Gambar 3.15 Nilai keteguhan geser sejajar serat geser Hasil analisis ragam pada selang kepercayaan 95 diperoleh bahwa
keteguhan geser sejajar serat kayu diameter 50 cm berbeda dengan kayu diameter 60 cm. Bagian batang pada kayu diameter 50 cm berbeda nyata sedangkan kayu
diameter 60 cm berbeda tidak nyata. Hasil uji Duncan untuk masing-masing diameter kayu seperti pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15 Hasil uji Duncan keteguhan geser sejajar serat pada diameter batang 50 cm dan 60 cm
Bagian batang Diameter 50 cm
Diameter 60 cm
PT 208.110
a
127.68
bc
PG 104.559
c
140.92
b
UT 111.398
c
122.93
bc
UG 144.333
b
125.78
bc
3.3.7 Keteguhan Belah
Nilai keteguhan belah pada arah tangensial berkisar antara 11.46 kg m
-2
– 40.21 kg m
-2
sedangkan pada arah radial 9.14 kg m
-2
– 25.26 kg m
-2
. Secara umum, kekuatan belah pada arah tangensial lebih tinggi dibandingkan keteguhan
belah pada arah radial. Keteguhan belah kayu diameter 50 cm lebih tinggi dibandingkan kayu diameter 60 cm. Bagian pangkal memiliki nilai keteguhan
belah tangensial dan radial yang paling tinggi Gambar 3.16. Hasil analisis ragam pada selang kepercayaan 95 diperoleh bahwa keteguhan belah kayu
diameter 50 cm berbeda dengan kayu diameter 60 cm. Bagian batang pada kayu diameter 50 cm berbeda nyata sedangkan kayu diameter 60 cm berbeda tidak
50 100
150 200
250
PT PG
UT UG
G e
se r
k g
m
-2
Bagian batang
Diameter 50 cm Diameter 60 cm
37 nyata. Hasil uji Duncan untuk masing-masing diameter kayu seperti pada Tabel
3.16. Pada umumnya kayu dengan kekuatan belah yang tinggi akan mampu
mengikat paku lebih baik dibanding kayu yang memiliki kekuatan belah yang rendah. Keteguhan belah juga memudahkan proses penyambungan kayu.
Gambar 3.16 Keteguhan belah arah tangensial T dan radial R pada diameter batang 50 cm dan 60 cm
Tabel 3.16 Hasil Uji Duncan keteguhan belah pada diameter batang 50 cm dan 60 cm
Bagian batang Arah tangensial
Arah radial Diameter
50 cm Diameter
60 cm Diameter
50 cm Diameter
60 cm PT
29.56
a
15.81
bc
22.64
a
11.85
bc
PG 30.02
a
20.79
b
12.35
bc
13.17
bc
UT 17.91
bc
12.98
c
14.07
b
10.38
c
UG 16.61
bc
18.23
bc
11.22
bc
13.84
b
3.4 Sifat Kimia Kayu
3.4.1 Kelarutan Ekstraktif Kelarutan dalam air dingin, air panas, NaOH 1 dan etanol:benzene 1:1
kayu maniani seperti pada Gambar 3.17. Kelarutan ekstraktif dalam air dingin berkisar dari 2.03-8.25, air panas 3.91-11.96, NaOH 1 larut dalam
11.93-22.95, dan alkohol:benzene 2.27-7.03. Komponen yang terlarut dalam air adalah tanin, gum, karbohidrat, pigmen dan pati larut air panas.
Komponen yang larut dalam NaOH adalah karbohidrat dan lignin berbobot molekul rendah. Tingginya kelarutan dalam NaOH menjadi indikator tingginya
tingkat kerusakan kayu oleh organisme perusak kayu atau oleh proses kimia tertentu seperti proses pulping. Sedangkan komponen yang larut dalam alkohol
benzene adalah lemak, resin dan minyak.
Dari Gambar 3.17 terlihat bahwa kelarutan air panas lebih tinggi daripada kelarutan dalam air dingin. Kandungan ekstraktif tertinggi yang ditandai dengan
5 10
15 20
25 30
35
D50 D60
D50 D60
Tangensial Radial
B e
la h
k g
cm
-2
PT PG
UT UG