KETERANGAN LAIN PADA LABEL

17 Gambar 3. Presentase kesalahan untuk unsur keterangan yang menyesatkan berdasarkan jenis produk pangan total 68 merek Gambar 3 menunjukkan bahwa pelanggaran ini sebagian besar dilakukan pada merek dengan jenis minuman sari buah 100 dan minuman rasa buah 94.73. Sebanyak 19 merek dari total 19 merek minuman sari buah serta 18 dari total 19 minuman rasa buah mencantumkan gambar buah pada label mereka. Hanya satu merek minuman rasa buah happy jus yang telah memenuhi syarat tersebut karena tidak memasang gambar buah pada labelnya. Pada label happy jus, gambar buah diganti menjadi tokoh karikatur dari rasa buah yang dikandung minuman tersebut yaitu stroberi dan jeruk. Pelarangan pencantuman gambar buah ini terkait dengan komposisi yang terkandung oleh jenis minuman sari buah dan minuman rasa buah yang masing- masing hanya mengandung minimal 35 dan 10. Kandungan gizi yang terkandung jelas akan jauh berbeda dengan buah asli dan juga sari buah karena jumlah kandungan sari buah dalam minuman yang kecil tersebut. Pencantuman gambar buah pada label minuman akan meberikan kesan kepada konsumen bahwa minuman seolah-olah berasal dari buah asli seluruhnya. Pemenuhan syarat unsur keterangan yang dilarang tidak boleh dicantumkan pada label secara lengkap untuk setiap merek dapat dilihat pada Lampiran 9.

4.6. KETERANGAN LAIN PADA LABEL

Berdasarkan Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa secara umum pemenuhan syarat unsur keterangan lain pada label sangat baikdimana rata-ratanya mencapai 99.41. Hanya dua unsur yang tidak dapat dipenuhi oleh masing-masing dua merek yaitu untuk unsur pencantuman kode produksi dan keterangan kandungan gizi. Pada penelitian ini, untuk unsur keterangan lain dengan kondisi tertentu yang dicantumkan dan memenuhi syarat pemenuhan unsur maupun yang tidak dicantumkan dianggap telah memenuhi syarat unsur label. Sedangkan, unsur yang dicantumkan namun tidak memenuhi syarat pemenuhan unsur dianggap belum memeuhi syarat unsur label. Pemenuhan syarat unsur keterangan lain pada label secara lengkap untuk setiap merek dapat dilihat pada Lampiran 7. 100 94,73 20 40 60 80 100 120 sari buah minuman sari buah minuman rasa buah Pe rs en ta se ke sa la h a n Jenis minuman 18 Tabel 8. Jumlah merek yang memenuhi syarat unsur keterangan lain label total 68 merek Unsur label Jumlah merek yang memenuhi Presentase Manfaat pangan bagi kesehatan 68 100 Pernyataan tentang halal 68 100 Nomor pendaftaran pangan 68 100 Kode produksi 66 97.06 Keterangan kandungan gizi 66 97.06 Keterangan iradiasi pangan 68 100 Keterangan tentang pangan rekayasa genetika 68 100 Keterangan tentang pangan sintesis 68 100 Keterangan tentang tentang pangan olahan tertentu 68 100 Keterangan tentang bahan tambahan pangan 68 100 Rata-rata 99.41 Keterangan lain yang biasa dicantumkan pada label pangan juga dapat dilihat pada Tabel 8. Klaim manfaat pangan bagi kesehatan membutuhkan pembuktian berupa dokumen dan hasil pemeriksaan yang dapat membuktikan kebenaran akan keterangan yang dicantumkan. Untuk minuman sari buah, pada umumnya menonjolkan manfaat kandungan vitamin terutama vitamin C yang dapat berperan sebagai antioksidan. Sebanyak 11 merek mencantumkan klaim tersebut, yaitu buavita, calamansi, country choice, frutang, fruitamin, mama roz, minute maid pulpy, mr jussie, nutrisari, pokka, dan sunglo. Seluruhnya dianggap telah memenuhi syarat karena seluruh merek tersebut telah memiliki nomor pendaftaran pangan karena untuk mendapatkan nomor pendaftaran pangan dibutuhkan dokumen dan hasil pemeriksaan yang dapat membuktikan kebenaran akan keterangan yang dicantumkan.ketentuan pencantuman ini sesuai dengan penjelasan dalam PP Nomor 69 Tahun 1999 masih memerlukan penjelasan lanjut dari Menteri Kesehatan. Namun, sampai saat ini tidak terdapat standar yang dikeluarkan secara jelas mengenai pengaturan lebih lanjut tersebut. Mengingat banyaknya klaim kesehatan yang semakin meningkat pada produk pangan pada umumnya untuk promosi, ketentuan ini harus segera diatur oleh Menteri Kesehatan. Masyarakat Islam merupakan jumlah terbesar dari penduduk Indonesia yang secara khusus dan non diskriminatif perlu dilindungi melalui pengaturan halal. Namun, pencantuman tentang halal masih belum diwajibkan. Di Indonesia, lambang halal yang digunakan masih sangat bervariasi. LPPOM-MUI yang dipercaya sebagai lembaga pengkaji halal untuk peredaran pangan di Indonesia sebenarnya telah mengeluarkan lambang halal, namun dalam prakteknya banyak lambang halal lain yang dicantumkan. Pada contoh yang diteliti misalnya, produk impor masih menggunakan lambang halal yang dikeluarkan oleh lembaga yang bersangkutan di negara asal masing-masing. Karena belum wajibnya pencantuman kode halal ini, maka semua merek baik yang telah mencantumkan maupun yang belum mencantumkan lambang halal pada label dianggap telah memenuhi pemenuhan syarat unsur. Nomor pendaftaran pangan adalah nomor yang diberikan untuk satu jenis bahan pangan yang diproduksi di perusahaan yang sama. Bagi perusahaan yang masih dalam skala rumah tangga, Nomor pendaftaran pangan dikeluarkan oleh dinas kesehatan tingkat kabupaten berupa P-IRT. Sedangkan berdasarkan Keputusan Kepala BPOM Nomor 0005.1.2569 tentang Kriteria dan Tatalaksana Penilaian Produk Pangan, perusahaan dengan modal besar mencantumkan nomor pendaftaran pangan yang dikeluarkan oleh BPOM, yaitu MD untuk makanan dalam negeri dan ML untuk produk impor dimana nomor pendaftaran diurus oleh perusahaan yang mengimpor. Seluruh merek yang diteliti telah memiliki nomor pendaftaran pangan dan secara rinci klasifikasi contoh yang diteliti berdasarkan jenis kode pendaftaran pangannya dapat dilihat pada Lampiran 8. 19 Sebanyak dua merek cooler dan juice united belum memenuhi syarat kode produksi karena tidak mencantumkan kode produksi pada labelnya. Jumlah yang sama juga terdapat pada merek yang belum memenuhi syarat pemenuhan unsur kandungan gizi. Dua merek yaitu happy day dan ocean spray belum memenuhi karena dalam labelnya mencantumkan pernyataan bahwa mengandung vitamin c namun tidak mencantumkan keterangan kandungan gizi sesuai dengan urutan yang dipersyaratkan sesuai dengan pasal 32 pada PP Nomor 69 Tahun 1999.

4.7 HASIL KUISIONER