KETERANGAN YANG DILARANG TIDAK BOLEH

15

4.4. TEKNIS PENCANTUMAN LABEL

Label pada minuman sari buah biasanya terdapat langsung pada kemasannya. Pada jenis kemasan botol plastik atau kaca, label ditempelkan di luar botol. Sedangkan pada kemasan karton tetrapack, label langsung dicetak pada karton. Hasil pengamatan terhadap label minuman sari buah pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa tingkat pemenuhan syarat kelompok unsur teknis pencantuman label adalah 66.18. Sebanyak 45 merek telah memenuhi syarat teknis pencantuman label. Hal ini menunjukkan bawa sebagian besar produsen minuman sari buah kemasan siap minum telah menaati dan memiliki kesadaran akan pentingnya pencantuman lebal dengan teknis yang baik sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Sedangkan sebanyak 23 merek dari 68 merek yang diteliti belum memenuhi syarat teknis pencantuman label. Secara umum penyebabnya adalah label yang dicantumkan berupa stiker yang ditempelkan pada kemasan mudah lepas, rusak ataupun luntur. Hal ini semakin besar kemungkinanannya terjadi mengingat minuman sari buah pada umumnya dikonsumsi pada keadaan dingin dimana label menjadi basah karena sebelumnya produk disimpan pada lemari pendingin. Sebagian besar label yang ditempel merupakan label berupa stiker yang dicetak oleh perusahaan pengimpor minuman sari buah kemasan siap minum produksi luar negeri. Ukuran stiker label yang sangat kecil serta penempatan label pada kemasan menyebabkan label tidak mudah dibaca. Pada merek rauch misalnya, stiker label berwarna transparan sehingga saat ditempel pada kemasan cenderung tidak terbaca karena tersamarkan oleh latar belakang kemasan. Sementara itu, pada merek cooler, label yang dicetak langsung pada kemasan berupa cup plastik sebagian telah luntur saat diamati. Label yang dicetak juga berlawanan arah saat dibaca dengan saat diminum sehingga menyulitkan konsumen untuk membaca. Pemenuhan syarat unsur teknis pencantuman label secara lengkap untuk setiap merek dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.5. KETERANGAN YANG DILARANG TIDAK BOLEH

DICANTUMKAN Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 juga menjelaskan beberapa keterangan yang dilarang untuk dicantumkan pada label pangan. Keterangan-keterangan beserta tingkat pemenuhannya oleh merek-merek yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 7. Dapat dilihat bahwa dari seluruh keterangan yang dilarang tidak boleh dicantumkan hanya keterangan yang tidak benar yang tidak dipenuhi 100. Pemenuhan keterangan lain selain keterangan yang tidak benar dan menyesatkan mempunyai tingkat pemenuhan unsur sebesar 100 karena semua merek yang diteliti tidak mencantumkan keterangan-keterangan tersebut. 16 Tabel 7. Jumlah merek yang memenuhi syarat unsur keterangan yang dilarang total 68 merek Unsur label Jumlah merek yang memenuhi Presentase Keterangan yang tidak benar dan menyesatkan 30 45.58 Pangan dapat berfungsi sebagai obat 68 100 Mencantumkan nama dan lembaga yang menganalisis produk pangan 68 100 Keterangan bahwa pangan mengandung zat gizi lebih unggul dari produk pangan lain 68 100 Keterangan pangan terbuat dengan tanpa sebagian bahan baku alamiah 68 100 Keterangan pangan terbuat dari bahan segar apabila terbuat dari bahan setengah jadijadi 68 100 Rata-rata 90.68 Dalam penjelasan pada PP Nomor 69 Tahun 1999 pasal 5 mengenai keterangan yang tidak benar dan menyesatkan, keterangan tidak benar yang dimaksud merupakan suatu keterangan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya atau tidak memuat keterangan yang diperlukan agar keterangan tersebut dapat memberikan gambaran atau kesan yang sebenarnya tentang pangan. Keterangan yang menyesatkan adalah pernyataan yang berkaitan dengan hal-hal seperti sifat, harga, bahan, mutu, dan komposisi. Manfaat atau keamanan pangan yang meskipun benar dapat menimbulkan gambaran yang menyesatkan pemahaman mengenai pangan yang bersangkutan. Dari Tabel 7 terlihat bahwa tingkat pemenuhan syarat unsur keterangan yang tidak benar dan menyesatkan adalah 45.58.Artinya, hanya 31 merek yang memenuhi syarat dan sebanyak 37 merek masih belum memenuhi syarat. Seluruh kesalahan ini diakibatkan oleh pencantuman gambar buah terutama buah asli dan segar yang dicetak pada label minuman sari buah dan minuman rasa buah. Pencantuman gambar buah tidak dapat dilakukan jika buah tersebut ditambahkan sebagai perisa. Anggraini dan Dewi 2008 telah manjelaskan bahwa gambar buah hanya dapat dicantumkan oleh produk yang tergolong minuman buah jenis sari buah. sementara itu untuk jenis minuman sari buah dan minuman rasa buah tidak dapat dilakukan pencantuman gambar buah seperti yang dimaksud. 17 Gambar 3. Presentase kesalahan untuk unsur keterangan yang menyesatkan berdasarkan jenis produk pangan total 68 merek Gambar 3 menunjukkan bahwa pelanggaran ini sebagian besar dilakukan pada merek dengan jenis minuman sari buah 100 dan minuman rasa buah 94.73. Sebanyak 19 merek dari total 19 merek minuman sari buah serta 18 dari total 19 minuman rasa buah mencantumkan gambar buah pada label mereka. Hanya satu merek minuman rasa buah happy jus yang telah memenuhi syarat tersebut karena tidak memasang gambar buah pada labelnya. Pada label happy jus, gambar buah diganti menjadi tokoh karikatur dari rasa buah yang dikandung minuman tersebut yaitu stroberi dan jeruk. Pelarangan pencantuman gambar buah ini terkait dengan komposisi yang terkandung oleh jenis minuman sari buah dan minuman rasa buah yang masing- masing hanya mengandung minimal 35 dan 10. Kandungan gizi yang terkandung jelas akan jauh berbeda dengan buah asli dan juga sari buah karena jumlah kandungan sari buah dalam minuman yang kecil tersebut. Pencantuman gambar buah pada label minuman akan meberikan kesan kepada konsumen bahwa minuman seolah-olah berasal dari buah asli seluruhnya. Pemenuhan syarat unsur keterangan yang dilarang tidak boleh dicantumkan pada label secara lengkap untuk setiap merek dapat dilihat pada Lampiran 9.

4.6. KETERANGAN LAIN PADA LABEL