23 b.
Tingkat Tiang Jenis, jumlah, diamater tingkat tiang, yaitu pohon-pohon yang memiliki
diameter setinggi dada dbh ± 130 cm dari permukaan tanah atau 20 cm di atas banir lebih besar 10-19 cm.
c. Tingkat Pancang
Jenis dan jumlah tingkat pancang, yaitu anakan pohon dengan tinggi lebih dari 1,5 meter dengan diameter setinggi dada 10 cm.
d. Tingkat Semai
Jenis dan jumlah semai, anakan pohon dengan tinggi 1,5 m.
B C
DD A
D C
B
Gambar 3. Bentuk jalur pengamatan vegetasi Keterangan :
A = Petak pengamatan tingkat pohon, ukuran 20 m X 20 m B = Petak pengamatan tingkat tiang, ukuran 10 m X 10 m
C = Petak pengamatan tingkat pancang, ukuran 5 m X 5 m D = Petak pengamatan tingkat semai, ukuran 2 m X 2 m
Selain itu juga dilaksanakan pengumpulan data potensi tumbuhan pakan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan pengamatan langsung jenis pakan dan
bagian apa yang dimakan daun, buah, dll selama 4 hari, dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data wilayah jelajah.
4.5 Metode Analisis Data
1. Parameter Demografi
a. Ukuran populasi dari hasil sensus adalah jumlah terbanyak dari
keseluruhan pengamatan.
24 b.
Kepadatan density Kepadatan populasi diperoleh dengan menghitung jumlah individu per
luas areal studi.
Keterangan : P = Populasi,
A = luas HPGW
c. Sex rasio
Sex ratio diperoleh dengan menghitung jumlah jantan dan betina Santosa dan Sitorus, 2008. Sex Rasio dihitung dengan rumus berikut ini:
Keterangan : S = Sex Ratio
Y = Jumlah Individu Jantan, X = Jumlah Individu Betina
d. Angka kelahiran
Angka kelahiran diperoleh dengan menghitung jumlah individu baru atau jumlah anak secara keseluruhan dan dibandingkan dengan jumlah total
betina dewasa Santosa dan Sitorus, 2008. Persamaan yang digunakan :
Keterangan : b = angka kelahiran kasar
B = jumlah individu bayi, N = Jumlah seluruh individu betina produktif
e. Angka kematian
Angka kematian diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola dan masyarakat sekitar HPGW. Menurut Santosa dan Sitorus 2008
persamaan yang digunakan untuk menghitung angka kematian adalah :
25 Keterangan :
d = angka kematian kasar D = jumlah individu yang mati dari semua sebab dalam waktu satu tahun
N = Jumlah seluruh anggota populasi
f. Struktur umur
Struktur umur adalah perbandingan jumlah individu di dalam setiap kelas umur dari suatu populasi. Struktur umur diperoleh dengan menghitung dan
mengelompokan jumlah jantan dewasa, betina dewasa, jantan muda, betina muda, anak dan bayi Santosa dan Sitorus, 2008.
2. Wilayah jelajah
Titik koordinat unit contoh yang dikumpulkan dengan GPS reciever dalam WGS 84 UTM Zone 48S dipetakan dan kemudian dianalisis menggunakan
perangkat lunak ArcGIS 9.3. Analisis dilakukan dengan cara menghubungkan titik-titik koordinat terluar maximum convex polygon tempat monyet ekor
panjang beraktivitas. Analisis diskriptif dilakukan pada masing-masing wilayah jelajah monyet ekor panjang.
3. Habitat
Analisa kondisi biotik menggunakan analisa vegetasi. Anveg digunakan untuk mengetahui susunan komposisi jenis dan bentuk struktur vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam ekologi tumbuhan. Menurut Soerianegara dan Indrawan 1988 rumus yang digunakan untuk menghitung kerapatan K,
kerapatan relative KR, frekwensi F, frekwensi relative FR, dominasi D dan dominasi relative DR adalah sebagai berikut :
26
INP Indeks Nilai Penting untuk tingkat tiang dan pohon = KR+FR+DR, sedangkan untuk tingkat semai dan pancang INP=KR+FR
4. Faktor dominan komponen habitat
Penentuan faktor dominan penggunaan habitat oleh monyet ekor panjang akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan regresi linier berganda yang
diolah dengan software IBM SPSS Statistic 19 melalui metode stepwise. Dalam hal ini akan dianalisis hubungan antara peubah tidak bebas Y dengan peubah
bebas X. Peubah tidak bebas Y adalah jumlah individu monyet ekor panjang, sedangkan peubah bebas X adalah peubah-peubah yang berasal dari faktor fisik
dan biotik habitat yang diduga mempengaruhi populasi monyet ekor panjang pada tempat tersebut. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = b + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ ……+ b
5
x
5
Keterangan :
+ ε
Y = jumlah individu b
b = nilai intersep
1
x = nilai koefisien regresi ke-1
1
x = ketinggian tempat
2
x = suhu
3
x = kelembaban
4
x = kelerengan
5
Hipotesa : = kerapatan pohon
Ho : b1=b2=…..=b5 semua variable bebas x tidak mempunyai pengaruh terhadap variable tidak bebas Y
Ho : b1 ≠b2≠…..≠b5 minimal ada satu variable bebas x yang mempunyai
pengaruh terhadap variable tidak bebas Y Jika nilai p 0.05 maka tolak Ho dan jika p 0.05 terima Ho.
27 5.
Uji hubungan Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara :
- Faktor fisik lingkungan dengan keberadaan monyet ekor panjang,
- Ukuran kelompok dengan luas wilayah jelajah harian, wilayah jelajah selama
empat hari, jarak jelajah harian dan jarak jelajah selama empat hari. Hipotesa yang dibangun adalah Ho : Tidak ada hubungan H1 : Ada hubungan
Uji hubungan dilakukan menggunakan uji statistik dengan metode Chi square. Software yang digunakan adalah Minitab 16, apabila P-Value 0,05
artinya tolak Ho. Rumus yang digunakan :
Dimana : Oi = Nilai hasil pengamatan, Ei = Nilai harapan
28
29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN