Faktor Dominan Komponen Habitat

63 Tabel 20 Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh monyet ekor panjang di HPGW No Jenis Bagian yang dimakan 1 Pinus merkusii Buah 2 Puspa Daun 3 Kayu afrika Buah 4 Harendong Buah 5 Agathis Buah 6 Tereup Buah 7 Tepus Hati pada batang Sesuai dengan hasil pengamatan, Kelompok A dominan memakan buah sebesar 99 dan sebesar 1 memakan daun. Kelompok B juga dominan memakan buah sebesar 94 dan daun sebesar 6 . Kelompok C dominan memakan buah sebesar 90 dan memakan daun sebesar 10 . Berbeda dengan kelompok lainnya, Kelompok D dominan memakan buah sebesar 55 , memakan daun sebesar 44 dan memakan hati batang sebesar 1 . Apabila dilihat dari struktur pertumbuhan vegetasi maka jenis pinus tidak lagi memiliki tingkat semai, pancang dan tiang. Kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan dan diduga akan punah di masa mendatang. Berbeda halnya dengan jenis puspa, kayu afrika, harendong dan agathis memiliki struktur pertumbuhan yang lengkap sehingga jenis-jenis ini di duga akan lestari pada masa yang akan datang.

5.4. Faktor Dominan Komponen Habitat

Terdapat lima peubah lingkungan yang diduga berpengaruh terhadap keberadaan monyet ekor panjang di HPGW. Peubah-peubah lingkungan yang diduga mempengaruhi jumlah individu atau ukuran kelompok monyet ekor panjang di HPGW Y tersebut adalah adalah ketinggian tempat X1, suhu X2, kelembaban X3, kelerengan X4 dan kerapatan pohon X5. Hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan IBM SPPS Statistic 19 metode stepwise menunjukkan bahwa peubah yang berpengaruh paling dominan terhadap ditemukannya jumlah individu monyet ekor panjang di suatu habitat adalah ketinggian tempat X1, suhu X2, kelembaban X3. Analisis ini menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut: 64 Y = - 30,964 + 0,028 X1 + 0,675 X2 + 0,317 X3 Berdasarkan hasil perhitungan nilai sig dari persamaan regresi untuk peubah paling dominan tersebut menunjukkan bahwa ketiga peubah tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah individu monyet ekor panjang di suatu habitat sig=0,000. Keeratan hubungan antara ketiga peubah tersebut dengan jumlah individu monyet ekor panjang pada suatu habitat terpilih dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi R 2 . Persamaan regresi tersebut mempunyai nilai R 2 = 0,753 75,3 . Hasil perhitungan analisis regresi linier berganda dengan metode stepwise selengkapnya disajikan pada Lampiran 11. 65

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Populasi monyet ekor panjang di HPGW akan terus berkembang dan lestari karena memiliki struktur umur meningkat progressive population, ketersedian ruang yang masih cukup dan kepadatan populasi yang rendah yaitu 0,3 individu per Ha. Luas wilayah jelajah kelompok monyet ekor panjang di HPGW berkisar antara 1,17 – 18,57 Ha. Luas wilayah jelajah ini tidak dipengaruhi oleh ukuran kelompok tetapi diduga dipengaruhi oleh ketersediaan pakan. 2. Faktor dominan habitat yang mempengaruhi keberadaan monyet ekor panjang di HPGW adalah ketinggian tempat X1, suhu X2 dan kelembaban X3 dengan persamaan matematika Y = - 30,964 + 0,028X1 + 0,675X2 + 0,317X3.

6.2 Saran

1. Sebagai salah satu kajian ilmiah untuk menjamin kelestarian monyet ekor panjang, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan pengelolaan monyet ekor panjang di HPGW. 2. Populasi monyet ekor panjang yang terus meningkat dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pengelola, untuk itu perlu dilaksanakan studi daya dukung habitat monyet ekor panjang di HPGW.