13 a
Dewasa adult terdiri dari jantan dan betina dewasa. Jantan dewasa JD mempunyai ukuran paling besar, scrotum terlihat jelas. Betina dewasa BD
tubuhnya lebih kecil dari jantan dewasa dan puting susu terlihat jelas. Jantan dewasa terlihat kekar dan bergerak terlihat lebih mantap.
b Muda sub adult, monyet hampir dewasa dapat berdiri sendiri dalam
kelompoknya. Ukuran tubuhnya hampir sama dengan monyet dewasa tetapi dapat dibedakan dari kelakuannya. Monyet hamper dewasa masih dalam tahap
belajar dalam melakukan aktivitas kawin dan lebih banyak melakukan pergerakan.
c Remaja juvenile yaitu monyet muda yang dapat berdiri sendiri pada waktu
makan, tetapi kalau tidur dekat induknya dan masih suka bermain, ukuran tubuhnya lebih kecil dari sub adult.
d Bayi infant, yaitu monyet yang masih bergantung pada induknya baik siang
maupun malam dan ukuran tubuhnya paling kecil.
2.3 Wilayah jelajah
Wilayah jelajah dan pergerakan adalah perwujudan dari prilaku satwa liar dalam memenuhi kebutuhan dasar biologi seperti makan, tempat tinggal dan
pasangan Collins et al, 2005. Wilayah jelajah adalah wilayah dimana satwa liar menghabiskan waktunya Bullard, 1991. Wilayah jelajah monyet ekor panjang di
Cagar Alam Pangandaran adalah 5,65 – 20,48 Ha, rata-rata wilayah jelajah 13,06 Ha Hendratmoko 2009.
Menurut Santosa 1990, aspek pola pemanfaatan ruang menggambarkan interaksi antara satwa dengan habitatnya. dalam hal ini ”mobilitas” dan ”luas”
serta ”komposisi daerah jelajah” merupakan tiga parameter yang lebih banyak digunakan sebagai indikator dari strategi pemanfaatan ruang oleh satwaliar. Setiap
jenis satwa menunjukan pola kegiatan harian yang tertentu, demikian juga dengan jenis primata. Kegiatan primata berupa makan, bergerak, istirahat, menelisik dan
kegiatan sosial lainya sudah terpola dalam kegiatan sehari-hari yang dikenal dengan budget kegiatan. Lebih lanjut Santosa 1990 menyatakan bahwa pola
penggunaan ruang merupakan suatu keseluruhan interaksi antara satwa dengan
14 habitatnya. Parameter pola penggunaan ruang yang paling banyak diteliti adalah :
daerah jelajah luas dan komposisi vegetasi dan pergerakan. Core area merupakan bagian dari wilayah jelajah yang sering dipergunakan
dengan keteraturan yang lebih besar dibanding bagian lainnya. Teritori adalah daerah yang dipertahankan terhadap serangan dari luar, sedangkan wilayah jelajah
home range itu sendiri adalah daerah pergerakan normal satwa dalam melakukan aktivitas-aktivitas rutin Chalmers 1980.
15
III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
3.1 Lokasi dan Sejarah Pengelolaan Kawasan
Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW terletak 2,4 km dari poros jalan Sukabumi - Bogor desa Segog. Dari simpang Ciawi berjarak 46 km dan dari
Sukabumi 12 km. Secara Geografis Hutan Pendidikan Gunung Walat berada pada 106°4827BT sampai 106°5029BT dan 6°5423LS sampai 6°5535LS. Secara
administrasi pemerintahan HPGW terletak di wilayah Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Sedangkan secara administrasi kehutanan termasuk dalam
wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Sukabumi HPGW 2010.
Gambar 2 Peta lokasi penelitian Luas kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat adalah 359 Ha, terdiri dari
tiga blok, yaitu Blok Timur Cikatomang seluas 120 Ha, Blok Barat Cimenyan seluas 125 Ha, dan Blok Tengah Tangkalak seluas 114 Ha.
Sejaran kawasan yang tercatat dimulai sejak tahun 1951. Kawasan Hutan Gunung Walat mulai ditanami damar
Agathis loranthifolia. Hutan yang ditanam
pada tahun 19511952 tersebut saat ini telah berwujud sebagai tegakan hutan damar yang lebat di sekitar base camp. Tahun 1967 IPB melakukan penjajakan