Angka Kelahiran Angka Kematian

32 adalah 1 : 2. Kondisi seperti ini tidak berbeda juga dengan penelitian Surya 2010 bahwa sex rasio monyet ekor panjang di hutan sekunder sekitar bendungan Batu Tegi Lampung adalah 1 : 2.

5.1.4 Angka Kelahiran

Monyet ekor panjang melahirkan sepanjang tahun dan tidak mengenal musim melahirkan. Angka kelahiran yang dihitung pada penelitian ini adalah angka kelahiran kasar. Pada peneltian ini angka kelahiran monyet ekor panjang di HPGW adalah 0,24. Angka kelahiran tiap kelompok tersaji pada Tabel 4. Tabel 4 Angka kelahiran tiap kelompok monyet ekor panjang di HPGW Kelompok Bayi Betina Produktif Angka Kelahiran A 2 12 0,16 B 2 10 0,20 C 2 13 0,15 D 6 15 0,40 Angka kelahiran kasar monyet ekor panjang di HPGW berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Kusmardiastuti 2010 angka kelahiran kasar monyet ekor panjang di SM Paliyan Yogyakarta adalah 0,44 – 0,56 dan di Hutan Kaliurang adalah 0,43 – 0,67. Berbeda juga dengan penelitian Surya 2010 bahwa angka kelahiran kasar di hutan sekunder sekitar bendungan Batu Tegi Lampung adalah 0,72 – 0,77. Hasil perhitungan statistik dengan metode Chi square menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara ukuran kelompok dengan angka kelahiran kasar P- Value 0,05. Hasil perhitungan statistik uji hubungan antara ukuran kelompok dengan angka kelahiran menggunakan metode Chi square selengkapnya tersaji pada Lampiran 1.

5.1.5 Angka Kematian

Kematian adalah kejadian alamiah dalam suatu populasi. Kematian akan menyeimbangkan populasi. Angka kematian merupakan faktor penentu kelestarian satwa liar termasuk monyet ekor panjang di HPGW. Sulitnya mendapatkan angka kematian monyet ekor panjang di alam maka pendugaan angka kematian dihitung melalui pendekatan 1 - peluang hidup pada setiap kelas 33 umur Kusmardiatuti 2010, Surya 2010. Asumsi yang digunakan adalah bahwa kondisi populasi tahun ini identik dengan kondisi populasi pada tahun sebelumnya. Angka kematian setiap kelompok monyet ekor panjang tersaji pada Tabel 5. Tabel 5 Angka kematian tiap kelompok monyet ekor panjang di HPGW Kelompok Peluang Hidup Angka Kematian Peluang Hidup Angka Kematian Anak – Muda Muda – Dewasa A 0,29 0,71 1,00 B 0,30 0,70 0,91 0,08 C 1,22 -0,22 0,22 0,78 D 0,16 0,84 1,00 Keterangan : Tidak normal Pada Tabel 5, peluang hidup dang angka kematian Kelompok C adalah tidak normal. Hal ini disebabkan karena asumsi bahwa kondisi populasi tahun ini identik dengan tahun sebelumnya tidak bisa diterapkan pada Kelompok C atau diduga terdapat kejadian alami yang menyebabkan kematian individu pada kelas umur anak lebih besar sehingga jumlah anak lebih kecil dari pada jumlah individu pada kelas umur muda. Pada penelitian ini, secara keseluruhan angka kematian monyet ekor panjang di HPGW adalah 0,64 pada kelas umur anak – muda; 0,30 pada kelas umur muda – dewasa. Tabel 5 menunjukan bahwa angka kematian pada kelas umur anak – muda lebih besar dari pada angka kematian pada kelas umur muda – dewasa. Hasil ini berbeda dengan penelitian Kusmardiastuti 2010 angka kematian monyet ekor panjang di SM Paliyan dan Hutan Kaliurang Yogyakarta lebih besar terjadi pada kelas umur muda – dewasa. Berbeda juga dengan penelitian Surya 2010 bahwa angka kematian monyet ekor panjang di hutan sekunder sekitar bendungan Batu Tegi Lampung lebih besar pada kelas umur muda – dewasa. Kematian yang terjadi pada kelas umur anak diduga karena individu pada kelas umur ini peluang terjadinya kecelakaan dan peluang ditangka predator lebih besar. Hal ini sependapat dengan Priyono 1998 kematian pada bayi umumnya disebabkan oleh kecelakaan atau dimangsa oleh predator. Predator monyet ekor panjang di HPGW adalah burung elang. 34

5.1.6 Struktur umur