Manfaat Kayu Mangrove Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Teluk Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat

Nilai Manfaat Tidak Langsung 1. Manfaat Perlindungan Pantai Manfaat fisik merupakan manfaat sebagai penahan abrasi yang diestimasi dari pembuatan bangunan air, yaitu pemecah gelombang break water. Berdasarkan Analisis Harga Satuan Pekerjaan AHSP Bidang Pekerjaan Umum yang dikeluarkan oleh BALITBANG PU 2012, bahwa biaya pembangunan fasilitas pemecah gelombang break water ukuran 150 m x 20 m x 10 m panjang x lebar x tinggi sebesar Rp 1.563.217.000,00. Panjang pantai ekosistem hutan mangrove di wilayah Teluk Blanakan adalah 6800 m, maka biaya pembuatan pemecah gelombang dengan daya tahan 20 tahun seluruhnya adalah Rp 70.865.837.333,00. Nilai tersebut bila dibagi dalam 20 tahun diperoleh sebesar Rp 3.543.292.866,65 per tahunnya. Jadi, untuk menggantikan fungsi perlindungan pantai ekosistem mangrove di Teluk Blanakan adalah Rp. 3.543.292.866,65 tahun. 2. Manfaat Feeding Ground Di samping manfaat fisik yang berupa sebagai penahan abrasi, manfaat tidak langsung lainnya dari ekosistem mangrove adalah manfaat biologi. Manfaat biologi dari pemanfaatan tidak langsung adalah mangrove sebagai penyedia pakan alami bagi ikan. Manfaat mangrove sebagai penyedia pakan alami didekati dengan menggunakan persamaan regresi luasan mangrove dan produksi udang seperti yang dilakukan oleh Suryaperdana 2011, yaitu : Y = 3,783x + 23,33 di mana: Y = Produksi udang Kg X = Luas mangrove Ha Persamaan di atas memiliki nilai R 2 sebesar 90,2 yang artinya nilai produksi dapat dijelaskan oleh luas mangrove sebesar 90,2 dan mempunyai korelasi positif sebesar 94,9. Hasil tersebut menjelaskan bahwa hubungan antara luasan mangrove dengan produksi adalah berbeda nyata, dimana semakin luas mangrove maka semakin tinggi nilai produksinya. Hal ini karena semakin luas mangrove, maka semakin banyak nutrien yang dihasilkan sebagai makanan bagi udang itu sendiri. Luas kawasan mangrove di wilayah Teluk Blanakan 3 Desa sampling adalah 782,34 ha, diperkirakan dengan luasan mangrove tersebut dapat diperoleh produksi udang sebesar 2.982,72 kg per tahun. Hasil wawancara dengan responden didapatkan harga pakan adalah Rp 13.000 per kg dan kebutuhan pakan adalah 2 kg per kg udang. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh nilai manfaat mangrove sebagai penyedia pakan alami dengan mengalikan produksi udang dengan harga pakan dan kebutuhan pakan per kg udang, sehingga didapat nilai sebesar Rp 77.550.720,00 per tahun.

3. Manfaat Pariwisata

Penangkaran buaya yang telah dikembangkan sejak tahun 1989 termasuk objek wisata yang banyak mendapat perhatian dari wisatawan. Di lokasi ini dikembangkan penangkaran buaya jenis buaya muara Crocodilus porosus yang merupakan jenis buaya terbesar. Pada awalnya buaya tersebut didatangkan dari Kalimantan. Pada saat ini terdapat 236 buaya muara yang berumur 3 bulan hingga 26 tahun. Di lokasi penangkaran buaya Blanakan terdapat 20 kolam dengan ukuran 200 m2 Pengunjung dapat pula menyaksikan suguhan atraksi buaya-buaya muara dari atas balkon. Penangkaran buaya yang dikelola oleh Perhutani ini menempati lahan seluas 1,5 ha. Sajian kuliner berupa makanan laut khas Blanakan yaitu ikan bakar Etong, Cumi dan Kepiting, yang disajikan di warung-warung yang tertata rapi di bawah kerindangan pohon. Tarif masuk ke lokasi Ekowisata Mangrove Blanakan sebesar Rp. 10.000,- per pengunjung. Sedangkan retribusi untuk mobil Rp. 5.000,- dan motor Rp. 2000,-. Jumlah angkutan yang menuju lokasi ekowisata mangrove Blanakan relatif sedikit, dengan interval 25-30 menit. Sehingga pengunjung banyak yang menggunakan kendaraan pribadi 70. Keberadaan tukang ojek juga sangat membantu mempermudah akses menuju lokasi wisata. Alternatif lain yang dipilih pengunjung untuk mencapai lokasi adalah dengan menyewamencarter kendaraan 6,67. Lokasi objek wisata ini terletak di wilayah Kabupaten Subang bagian utara, tepatnya di jalur Pantura. Jalan menuju lokasi ini sudah beraspal, sehingga pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi roda 2 atau roda 4, ataupun menggunakan kendaraan umum. Adapun waktu tempuh dari kota Subang sekitar 60 menit, dari Bandung sekitar 2,5 jam dan dari Jakarta lewat Pantura sekitar 3 jam Muhammad 2012. Berdasarkan dinamika pertumbuhan pengunjung dari tahun 2003 sampai dengan 2010 menunjukkan adanya kenaikan jumlah pengunjung, hal ini mengindikasikan adanya tingkat kepuasan pengunjung. Kenaikan tingkat kunjungan ini menunjukkan adanya pemahaman yang lebih baik terhadap ekowisata dan tingkat perekonomian yang sudah lebih baik. Selain itu berwisata juga sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian masyarakat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan terdiri dari atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yang mempengaruhi pengalaman rekreasi minimum yang dapat diterima. Akan tetapi sulit untuk menentukan indikator pengalaman minimum yang dapat diterima wisatawan. Tabel 32. Jumlah pengunjung ekowisata mangrove Blanakan tahun 2003-2011 No. Tahun Jumlah Pengunjung orang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 5.894 7.573 8.358 9.980 17.586 20.128 17.545 16.271 16.712 - 1.679 785 1.622 7.606 2.542 -2.583 -1.274 441 Sumber: Perum Perhutani Unit III Jawa Barat 2012 Manfaat hutan yang bersifat jasa atau non-consumptive of mangrove service adalah manfaat sebagai objek wisata Bann 1998. Aktifitas rekreasi ini biasanya ramai pada hari sabtu dan minggu. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai manfaat dari kegiatan wisata ini yaitu sebesar Rp.59.536.679,52tahun. Nilai Total Manfaat Tidak Langsung Mangrove Manfaat tidak lansung yang diperoleh dari ekosistem mangrove yang terdapat di Kecamatan Blanakan adalah 1 manfaat hasil perlindungan pantai, 2 manfaat Feeding Ground , dan 3 manfaat pariwisata. Rekapitulasi dari hasil identifikasi jenis dan nilai manfaat tidak langsung ekosistem mangrove, dapat dilihat pada 33.Melalui perhitungan ekonomi dihasilkan nilai total manfaat tidak langsung dari ekosistem mangrove yang terdapat di Teluk Blanakan yaitu sebesar Rp. 3.680.379.266, 17. Tabel 33. Nilai Total Manfaat Tidak Langsung No. Uraian Jumlah Rptahun 1 Manfaat Perlindungan Pantai 3.543.292.866,65 2 Manfaat Feeding Ground 77.550.720,00

3 Manfaat Pariwisata