Sumberdaya Ikan Layang Decapterus spp

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Ikan Layang Decapterus spp

Ikan pelagis adalah jenis ikan yang hidup di kolom air bagian atas atau permukaan air, dan pada umumnya memiliki kemampuan gerak dan mobilitas yang tinggi Nikijuluw 2002. Sumberdaya ikan pelagis kecil bersifat poorly behaved, karena makanan utamanya adalah plankton. Kelompok ikan pelagis kecil umumnya bertubuh pipih memanjang dengan warna tuhuh yang relatif terang Widodo et al. 1994 vide Nelwan 2010. Daur hidup ikan pelagis kecil pada umumnya berlangsung seluruhnya di laut, yang dimulai dari telur, kemudian larva, dewasa, memijah dan sampai akhirnya mati. Larva dan juvenil ikan pelagis kecil bersifat planktonis, sehingga larva biasanya akan bergerak sesuai dengan arah arus Nelwan 2010. Ikan pelagis kecil umumnya memiliki ciri - ciri, yaitu senang bergerombol, baik dengan kelompoknya maupun dengan jenis ikan lainnya, bersifat fototaksis positif tertarik pada cahaya serta benda - benda yang terapung, cenderung bergerombol berdasarkan kelompok ukuran, kebiasaan makan umumnya pada waktu matahari terbit dan saat matahari terbenam, dan merupakan jenis pemakan plankton, baik plankton nabati maupun plankton hewani. Ikan pelagis kecil merupakan elemen yang penting dalam ekosistem laut karena biomassa yang signifikan pada level menengah dari jaring makanan, sehingga memegang peranan penting menghubungkan tingkatan trophic bagian atas dan bawah dalam struktur trophic level Bakun 1996, Cury et al. 2000; Fréon et al. 2005; Palomera et al. 2007 vide Nelwan 2010. Ikan layang Decapterus spp. merupakan jenis pelagis kecil yang banyak ditangkap oleh nelayan Indonesia dan tergolong dalam kelompok ekonomis penting. Penyebarannya hampir diseluruh perairan Indonesia, namun potensi yang dimiliki sangat berbeda menurut wilayah penyebarannya. Glorbert dan Kailola 1984 vide Simbolon 2011 menjelaskan bahwa ikan layang secara umum yang ditemukan di perairan Indonesia ada lima jenis, yaitu : Decapterus ruselli, D. macrosoma, D. layang, D. macarellus, dan D. curroides. Jenis Decapterus ruselli mempunyai nama umum ikan layang atau round scad, sedangkan Decapterus macrosoma mempunyai nama umum layang deles atau layang scad. Adapun klasifikasi ikan layang Menurut Saanin 1984 vide Simbolon 2011, sebagai berikut : Kelas : Pisces Sub kelas : Teleotei Ordo : Percomorphi Sub ordo : Percoidae Famili : Carangidae Sub Famili : Carangidae Spesies : Decapterus ruselli D. macrosoma D. layang D. Kurroides D. macarellus Nama Decapterus sendiri terdiri atas dua suku kata, yaitu Deca artinya sepuluh dan Pteron artinya sayap, dengan demikian kata Decapterus berarti ikan yang memiliki sepuluh sayap. Ikan ini hidup di perairan lepas pantai dan berbentuk gerombolan schooling serta mampu bergerak cepat dalam perairan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 30 cm dengan kisaran panjang umumnya anatara 20 - 30 cm, bentuk badan agak memanjang dengan bentuk tubuh seperti cerutu dan sisiknya yang halus Simbolon, 2011. Jenis ikan ini tergolong stenohaline, hidup diperairan dengan kadar garam relatif tinggi 32 - 34 o oo dengan kisaran yang sempit, menyukai perairan yang jernih Amri 2002. Suhu optimum ikan layang berkisar antara 20 - 30 o C, sedangkan suhu selang distribusi ikan layang berkisar antara 12 - 25 o C Laevastu dan Hela, 1970 vide Amri, 2002. Adapun jenis ikan layang Decapterus spp dapat dilihat pada Gambar 2. Decapterus ruselli Decapterus macarellus Decapteerus Kuroides Sumber : www.fishbase.org Gambar 2 Beberapa Jenis ikan layang Decapterus spp. Ikan layang tergolong ikan yang aktif berenang. Ketika tidak aktif berenang, ikan ini akan membentuk scholling di suatu perairan yang sempit atau sekitar benda yang terapung, seperti bongkahan kayu dan rumpon. Tingkah laku yang demikian, maka ikan layang sering dijumpai di sekitar rumpon dengan cara membelakangi rumpon dan cenderung melawan arus. Jenis Decapterus ruselli memiliki daerah penyebaran terluas diantara jenis yang dijumpai di Indonesia Simbolon, 2011. Jenis Decapterus ruselli dan D. maruadsi termasuk dalam jenis layang yang berukuran besar dan habitatnya terdapat di laut dalam hingga pada kedalaman 100 meter atau lebih, seperti Laut Banda Nontji, 2005.

2.2 Parameter Oseanografi