perikanan pemanfaatan teknologi SIG masih terus dimaksimalkan baik itu untuk keperluan konservasi wilayah perairan, pengelolaan kawasan pesisir, ataupun
pemanfaatan untuk penentuan daerah penangkapan ikan.
2.5.2 Aplikasi sistem informasi geografis di bidang perikanan tangkap
Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah laut, sehingga sering disebut sebagai negara maritim. Luas wilayah
perairan sekitar 5.8 juta km
2
menjadikan negara Indonesia sebagai salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar.
sementara itu pengelolaan perikanan belum dikelola secara optimal dan lestari merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi di Indonesia Simblon et
al., 2009.
Penggunaan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis SIG di bidang perikanan telah banyak digunakan, salah satunya pada sektor
perikanan tangkap. Permasalahan utama yang banyak dikaji dengan menggunakan teknologi indraja dan SIG terkait dengan optimalisasi hasil tangkapan adalah
keterbatasan data dan informasi mengenai kondisi oseanografi yang berkaitan dengan daerah penangkapan yang potensial. Sehingga dengan adanya teknologi
penginderaan jauh remote sensing dan sistem informasi geografis banyak membantu dalam upaya peningkatan hasil tangkapan secara optimal.
Menurut Simbolon et al 2009 terdapat dua teknologi yang digunakan dalam perkembangan ilmu pemetaan di bidang perikanan yaitu pengideraan jarak
jauh dan sistem informasi geografis. Sistem informasi geografis diartikan sebagai alat dengan sistem komputer yang digunakan untuk memetakan kondisi dan
peristiwa yang terjadi di permukaan bumi. Secara lebih luas SIG diartikan sebagai sistem manual dan atau komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, mengelola dan menghasilkan informasi yang mempunyai rujukan spatial atau geografis.
Penginderaan jarak jauh remote sensing adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena
melalui analisis data yang diperoleh tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji Lilesand dan Kiefer, 1994.
Parameter oseanografi dan fenomena perairan merupakan paramater yang dapat dimanfaatkan untuk memprediksi daerah penangkapan potensial. Teknologi
penginderaan jarak jauh saat ini telah mampu mengamati berbagai fenomena perairan dan kondisi oseanografi tersebut, seperti suhu permukaan laut,
konsentrasi klorofil-a, salinitas, arus, sedimentasi perairan, pasang surut perairan, fenomena upwelling, thermal front, dan eddies yang kesemuanya dapat
dimanfaatkan guna penentuan daerah penangkapan potensial. Menurut Zainuddin 2006 salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik dalam penentuan
daerah penangkapan potensial dengan mengkombinasikan kemampuan SIG dan penginderaan jauh indraja. Dengan teknologi indraja faktor - faktor yang
mempengaruhi distribusi, migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas. Faktor lingkungan tersebut
antara lain suhu permukaan laut SPL, tingkat konsentrasi klorofil-a, perbedaan tinggi permukaan perairan, arah dan kecepatan arus, serta tingkat produktifitas
primer. Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah mencari hubungan antara spesies ikan dengan faktor lingkungan di sekelilingnya
Zainuddin, 2006. Parameter yang digunakan dalam penentuan daerah penangkapan potensial ini kemudian diolah dengan menggunakan teknologi SIG.
Pemanfaatan teknologi SIG pada bidang perikanan tangkap harus didukung oleh sejumlah konsep - konsep ilmiah dan data yang memadai sehingga diperoleh hasil
yang lebih akurat.
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Rangkaian kegiatan dalam penelitian ini terbagi dalam 3 tahapan, yaitu : 1 survei lapangan lokasi penelitian pada bulan September 2011, 2 pengumpulan
sampel data lapangan meliputi waktu, lokasi, armada penangkapan yang beroperasi di perairan Kendari, hasil tangkapan ikan layang, suhu permukaan laut
dan klorofil-a secara in-situ pada bulan Oktober 2011 - Januari 2012, 3 download citra suhu permukaan laut SPL, klorofil-a dari satelite Aqua MODIS
pada bulan Oktober 2011 - Januari 2012. Pelabuhan Perikanan Samudera PPS Kendari merupakan fishing base pengambilan data lapangan dengan fishing
ground berada di Perairan Kendari pada posisi 3
o
150-4
o
500 LS dan 122
o
4000-123
o
4000 BT. Sementara citra suhu permukaan laut SPL dan klorofil-a yang diambil antara tahun 2008-2010 dan bersifat harian, mingguan dan
bulanan meliputi wilayah perairan Kendari dan Laut Banda pada posisi 0
o
3000- 8
o
3000 LS dan 121
o
3000-133
o
3000 BT. Adapun peta daerah penelitian dapat
dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Peta lokasi penelitian.