Sebaran Fenomena Upwelling dan Thermal Front di Laut Banda Secara Spasial dan Temporal.

timur dan peralihan timur - barat dengan kisaran salinitas antara 31,4 - 33,7 o oo dan kondisi arus sedang dan kuat.

5.2 Sebaran Fenomena Upwelling dan Thermal Front di Laut Banda Secara Spasial dan Temporal.

Lokasi yang menjadi pusat konsentrasi upwelling dan thermal front di Laut Banda secara spasial terbagi kedalam dua kategori, yakni di wilayah 1 utara - timur dan 2 barat Laut Banda. Hal ini terlihat dari tingginya klorofil-a di wilayah tersebut serta terbentuknya suhu perairan yang hangat dibandingkan dengan wilayah lainnya. Bulan Juni - September temporal di wilayah tersebut menunjukkan puncakwaktu terjadinya upwelling dan thermal front dalam jumlah besar, walaupun pada bulan yang lain juga menunjukkan adanya fenomena upwelling. Peta prediksi sebaran daerah upwelling di Laut Banda menunjukkan adanya 2 pola, yaitu 1 upwelling yang bersifat musiman yang terjadi di daerah pulau Buruh, pulau Seram, kepulauan Kei, pulau Wetar, pulau Alor NTT. Pola pertama ini terjadi akibat adanya pergerakan massa air dari samudera pasifik masuk ke Laut Banda melalui bagian utara dan timur yang terus bergerak kearah barat Laut Banda menuju perairan pulau Jawa. Pergerakan ini kemudian menyebabkan adanya kekosongan air di wilayah utara dan timur Laut Banda sehingga memicu naiknya massa air lapisan bawah yang kaya akan nutrien untuk mengisi kekosongan tersebut, kondisi ini menurut Nontji 2005 terjadi pada musim timur, sedangkan ketika musim barat November - Maret tejadi proses sebaliknya, yakni massa air dari Laut Jawa dan Sulawesi masuk ke Laut Banda dari arah barat yang mengakibatkan terjadi downwelling di bagian utara dan timur Laut Banda seperti di pulau Buruh, Seram, dan Kepulauan Kei. Pola ini dijelaskan oleh Dahuri et al 1996 vide Susanto 2008 termasuk dalam jenis silih berganti alternating type yang terjadi secara bergantian dengan penenggelaman massa air sinking. Dalam satu musim, air yang ringan di lapisan permukaan bergerak keluar dari lokasi terjadinya air naik dan air lebih berat di lapisan bawah bergerak ke atas kemudian tenggelam. Pola yang kedua 2 upwelling yang terjadi setiap bulan seperti di beberapa wilayah seperti perairan sebelah barat kepulauan Wakatobi, Banggai Kepulauan dan perairan Kendari. Dahuri et al 1996 vide Sunarto 2008 mengkategorikan pola ini kedalam jenis upwelling tetap stationary type, yang terjadi sepanjang tahun meskipun intensitasnya dapat berubah - ubah. Lokasi terjadinya upwelling jenis ini berada di wilayah pesisir. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini terjadi, seperti kondisi arus ekman, pasang surut, termohaline, geostropik, dll, struktur dasar perairan, ataupun karena ITF Indonesian Through Folow, seperti yang dikemukakan oleh Sukresno dan Kasa 2008 bahwa upwelling di bagian barat Laut Banda lebih disebabkan oleh ITF Indonesian Through Folow yaitu suatu aliran massa air dalam jumlah besar yang terjadi antara samudera Pasifik dan samudera Hindia yang melalui wilayah perairan Indonesia akibat ada perbedaan tekanan pada kedua samudera tersebut . Namun s ejauh pengamatan yang dilakukan bahwa hingga saat ini pola upwelling yang kedua belum ada penelitian yang memberikanan penjelasan secara mendetail mengenai pola upwelling di wilayah tersebut .

5.3 Akurasi Satelit Aqua MODIS